Aqaba, Kota Tepi Laut Yordania

Kebanyakan pelancong ke Yordania masuk negeri ini melalui Amman. Namun keluarga pelancong memilih masuk lewat Aqaba. Bukannya pengen antimainstream. Alasan sebenarnya adalah tiket ke sana lebih murah. hehe.

Selain tiket Turkish Airlines kami yang harganya lebih miring dibanding ke Amman, kami mendapat keuntungan lain. Yakni Visa on Arrival di Aqaba bisa didapatkan gratis. Karena kota ini memiliki zona ekonomi eksklusif di Yordania.

Seorang sopir taksi mengantarkan kami dari bandara Aqaba di subuh hari. Ketika suasana masih sepi, jauh dari segala aktifitas kehidupan. Hari pun masih gulita. Di kejauhan lampu berkelap-kelip.

“Itu kota Eilat di Israel,” kata Pak Sopir taksi setelah sibuk menawari kami agar menyewa taksinya berkeliling Yordania. Kami tolak sebab kami berencana menyewa mobil sendiri. Eilat tampak sangat dekat. Hanya sekitar 5 kilometer dari Aqaba.

Aqaba sendiri adalah sebuah kota yang terletak di antara beberapa negeri. Ia satu-satunya kota di tepi laut di Yorania. Selain berbatasan langsung dengan Israel dan berjarak hanya belasan kilometer dari Saudi Arabia, ia juga berbatasan laut dengan Mesir. Kota Taba di Mesir bisa dicapai dengan kapal feri dari Aqaba. Bahkan kita bisa melihat daratan Mesir dari sini. Sebab jika ditarik garis, keduanya berjarak sekitar 6 – 7 km saja. Ah, andaikan kami tak perlu pakai visa ke Mesir.

Keliling Aqaba

Pusat kota Aqaba tidak terlalu luas. Bisa dijelajahi dengan berjalan kaki. Tapi kita harus bersiap-siap kena panas. Di musim semi saja suhunya bisa mendekati 30°C. Transportasi utama kota adalah taksi. Jumlahnya sangat banyak. Ada pula bus umum dalam kota. Keluarga pelancong lebih suka berjalan kaki. Kami naik taksi hanya ketika melakukan perjalanan dari dan ke bandara, serta menuju South Beach.

Tak banyak memang tempat kami kunjungi di kota ini. Kami hanya keliling di seputaran pasar tradisional, pantai-pantai, museum tua dan masjid terbesar kota. Meski tidak menggunakan peta, kota ini relatif mudah dinavigasi. Di pusat kota terlihat lumayan banyak turis kulit putih berkeliaran.

Pantai-Pantai Aqaba

Ada dua jenis pantai di Aqaba, pantai umum dan pantai resor. Pantai umum bisa dinikmati secara gratis. Pantai resor harus bayar. Pantai umum letaknya di pusat kota dan di South Beach. Sedangkan pantai berbayar hanya ada di South Beach yang berbatasan langsung dengan Saudi Arabia.

Snorkeling di Aqaba, Yordania
Pantai umum Aqaba

Pantai umum di pusat kota hampir selalu ramai. Oleh warga lokal. Konon para turis lebih suka di pantai resor. Kami hanya mengunjungi pantai-pantai umumnya saja. Ke South beach dua kali. Ke pusat kota dua kali.

Pantai umum di pusat kota agak kotor oleh sampah. Warga lokal suka sekali piknik. termasuk di tepi pantai. Pikniknya pun niat sekali. Ada yang bawa makanan sendiri dari rumah. Ada yang beli terus dimakan bersama sambil lesehan di tepi pantai. Ada yang bawa panggangan sate dan aneka daging segambreng, trus barbeku dan makan rame-rame.

Seru dan tanpa beban terlihat kehidupan mereka. Sayangnya sampahnya sering ditinggal begitu saja. Padahal sudah tersedia tempat-tempat sampah di pantai. Di South Beach lebih sepi. Agak rame di sore hari. Di sini orang datang berombongan atau keluarga. Piknik, bermain musik, sampai malam hari. Fasilitas pantai sangat memadai. Hampir semua gratis. Termasuk parkir dan mandi di pantai. Gazebo-gazebo atau  payung tersedia. Bisa dinikmati siapa saja. Hanya mandi bilas dan memakai toilet saja yang bayar. Sayang kondisi toiletnya mengenaskan.

Air laut Aqaba masih relatif bersih. Di pantai umum kota berpasir putih. Di South Beach berbatu-batu. Sakit kalau tidak menggunakan sepatu air. Di musim semi, airnya masih dingin. Jadi gak bisa lama-lama berendam.

Menurut Bapak yang sempat berenang agak jauh dari pantai, pemandangan bawah air di South Beach menggemaskan. Sayang Emak tak bisa ikut menikmati. Di tepi pantai, tak terlihat persewaan peralatan snorkeling. Yang ada persewaan boat. Padahal katanya Aqaba salah satu pusat diving dan snorkeling di Timur Tengah. Kali kudu ikut tur, yah.

Museum dan Kastil Tua 

Diving in Aqaba
Gerbang tebal kastil kuno Aqaba

Tak banyak objek kami jelajahi di Aqaba. Salah satunya adalah sebuah museum tua dekat kastil Aqaba. Lokasinya tepat di samping Flagpole Aqaba. Karena menggunakan JordanPass, kami tak perlu beli tiket lagi. Museumnya sepi. hanya kami dan dua penduduk lokal sedang di sana. Tak banyak objek dipamerkan. beberapa cuilan dan patahan dari kastil sekaligus benteng kuno.

Benda-benda arkeologis seperti gerabah, perhiasan, dan aneka peralatan kuno dipajang dalam lemari-lemari kaca. Sebagian dari zaman Romawi kuno dan peninggalan bangsa Nabataean. Pun pilar-pilar dan batu-batu besar teronggok di sudut-sudut museum.

Dari museum, kami berjalan menuju benteng di sebelahnya. Serombongan wanita dan anak-anak merubungi kami. Penampilan mereka sangat kucel. Mereka mengatakan, “Syria, Syria!” Kami tolak halus sebab kami sedang sibuk memotret.

Kastil tua Aqaba bisa dimasuki gratis. Sebuah renovasi besar sedang berlangsung di bangunan dari abad 14 masehi ini. Dibangun oleh Dinasti Mamluk.  Kami berjalan di antara tukang dan bahan bangunan. Sebagian besar temboknya masih bagus. Demikian pula dengan gerbang jangkungnya.

Dari ketinggian kastil, Emak memperhatikan gerombolan orang tadi. Mereka berkumpulan di bawah pohon. Lelaki, perempuan, dan banyak sekali anak besar dan kecil. Semuanya sama. Kucul, rambutnya gimbal, seperti lama tak mandi. Barang-barang mereka menumpuk di bawah pohon besar. Ketika Emak memberikan uang kepada beberapa anak tersebut,, mereka langsung berlari menuju warung terdekat. hiks…

Masjid Terbesar Aqaba

masjid revolusi arab di Yordania
Masjid cantik Aqaba

Kemegahannya memikat mata. Lokasinya pun di pusat Aqaba. Kalau mau ke pantai di pusat kota, pasti lewat sini. Keluarga pelancong pun beberapa kali mampir kemari. Bahkan waktu sembahyang jamaah, ada yang ngasih Adik duit satu dinar Jordania. Alhamdulillah.

Nama masjid ini, Sharif Hussein bin Ali, diambil nama mendiang ayah Raja Hussein dari Yordania. Beliau pernah menjadi Emir Mekkah dan Raja Hejaz. Ia menempati kompleks lumayan luas. Dilengkapi dengan taman yang asri dan nyaman di tengah panasnya cuaca Aqaba.

Emak sempat ikut sekali sembahyang berjamaah. Tempat salat ibu-ibu d sayap kiri. Ruang wudunya besar. Tapi kurang bersih. Pas masuk ke dalam masjid, juga karpetnya agak kotor. Emak agak kaget ketika seorang ibu memasukkan kereta dorong anak ke dalam masjid yang berkarpet. Lha itu kereta dorong apa rodanya gak kotor, yah? Ya sudahlah. Ibu-ibu jamaah salat yang lain terlihat santai-santai sajah. Lain padang lain belalang, emang.

***

Aqaba ini, menurut Emak, cocok buat yang mau santai-santai di pantai. Di musim semi, suhunya udah hangat. Harga hotel di sini agak mahal dibanding tempat lain di Yordania. Tapi kalau belanja makanan, masih lumayan murah. Dua tiga hari, cukuplah di kota ini. Kalau bosan tinggal jalan ke Wadi Rum atau Petra. Bisa naik kendaraan umum atau nyewa taksi. Di kota banyak taksi nawarin tur harian.

5 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: