Melihat Bangunan-Bangunan Tua di Bacharach

Fachwerkhaus BacharachDaerah aliran Sungai Rhein terkenal akan keindahannya. Perbukitan hijau, lembah-lembah menawan, kebun-kebun anggur, desa-desa idyllic, kota-kota tua merupakan beberapa atraksi wisata di daerah tersebut. Salah satu kota tua penarik wisatawan adalah Bacharach. Letaknya antara Mainz dan Koblenz.

Bacharach sudah lama ingin kami kunjungi. Kami penasaran sebab banyak orang membandingkan Bacharach dengan Rothenburg ob der Tauber. Ada yang lebih suka Rothenburg. Atau sebaliknya. Saat seorang sahabat mengajak bersama ke sana, tawaran ini kami terima dengan senang hati.

Berangkat sekitar pukul tujuh pagi, perjalanan menuju Bacharach berlangsung selama kurang lebih 3,5 jam dengan kereta api ekonomi Pindah kereta dua kali di Köln dan Koblenz. Ada juga kereta MRB dari Köln langsung menuju Bacharach.

Sejarah kota ini dimulai sejak abad 11 masehi. Bacharach berganti dikuasai oleh beberapa tuan tanah. Salah satunya Hermann von Stahleck, yang dulunya bermukin di Burg (kastil) Stahleck di salah satu bukit di Bacharach.

Stasiun Bacharach sangat sepi. Tak sampai sepuluh orang turun disini. Agak mengangetkan bagi kami. Waktu ke Rothemburg dulu kami berombongan dengan seratusan lebih turis di satu kereta. Tak hanya turis asing, orang Jerman pun banyak datang ke sana. Setelah meneliti jadwal keberangkatan kereta untuk kembali nanti, kami berjalan menuju pusat kota.

Pusat kota Bacharach tak jauh dari stasiun kereta api. Jika keluar stasiun, langsung saja berbelok ke kanan. Tak sampai seratus meter kemudian, akan mulai terlihat bangunan-bangunan tua dari abad pertengahan. Yang segera tertangkap mata adalah gedung balai kota (rathaus). Gedung yang dibangun di tahun 1900-an dengan jendela-jendela kayu hijau di lantai atas. Tepat di depan jendela ada bunga-bunga hidup berwarna-warni.

Semakin masuk ke dalam kota, makin banyak rumah-rumah abad pertengahan degan tulang-tulang kayu. Kayunya di bentuk bermacam-macam. Sungguh artistik. Makin lama, makin rapat pula kafe-kafe dan penginapan dalam gedung-gedung kuno tersebut. Tanaman anggur banyak ditanam di depan bangunan kuno tersebut.

Dibandingkan dengan Rothenburg, Bacharach terlihat jauh lebih sepi. Padahal hari Sabtu kemarin cuaca cerah dan hangat. Turis-turis bermata sipit hampir tak terlihat. Sedangkan di Rothenburg penuh dengan mereka. Terutama orang Jepang. Sampai-sampai papan penunjuk banyak menggunakan bahasa mereka. Kami sempat berputar sekali. memotrer Wernerkapelle, gedung gereja berusia ratusan tahun, namun belum selesai dibangun.

Menurut keluarga pelancong, Rothenburg ob der Tauber masih lebih mengesankan. Kota tuanya lebih luas. Memasuki Rothenburg serasa masuk di abad berbeda.Kesan seperti ini tak kami tangkap saat masuk Bacharach. Gedung-gedung tua Bacharach tampak terawat dan artistik. Namun bangunan-bangunan tua Rothenburg menurut kami terlihat lebih elegan.

Puas keliling puas kota, kami berjalan ke tepi sungai Rhein. Tempat feri-feri wisata lewat. Sebagian dari kami memilih melanjutkan perjalan dengan feri menuju kota tua sebelah, Sankt Goar.

3 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: