Pesta Kostum Jepang di Japan Tag

Kota Düsseldorf, di negara bagian Nordrhein- Wesfalen, Jerman merupakan kota dengan jumlah ekspatriat dari Jepang lumayan banyak. Jumlahnya termasuk salah satu yang terbesar di Eropa. Emak sering menyebutnya sebagai Kampung Jepang. Di kota ini pula setiap tahunnya diselenggarakan festival Jepang bertajuk Japan Tag.

Sudah lama Emak mendengar tentang acara tahunan ini. Sayang sekali sebelum-sebelumnya belum berkesempatan menyaksikannya secara langsung. Baru acara Japan Tag ke 14, yang diadakan 30 Mei Emak dan Embak ke sana. Bersama sahabat keluarga kami.

Mulanya kami ragu mau berangkat. Ramalan cuaca hari itu mengatakan bahwa di Düsseldorf kemungkinan besar hujan. Pergi tidak, ya? Tapi si Embak pengen banget. Anak tertua Emak ini sedang menyukai hal-hal yaag berbau budaya Jepang. Okelah kalau begitu.

Tahun, ini acara Japan Tag diselenggarakan untuk ke 14 kalinya. Sudah lama juga ternyata. Keistimewaan acara festival ini bukan hanya karena banyak acara berbau Jepang yang diadakan. Namun juga kehebohan para penontonnya. Mereka mengenakan kostum-kostum tokoh manga Jepang atau kostum karnaval lainnya. Sudah mirip pesta cosplay besar suasananya.

Kami naik kereta api menuju Düsseldorf. Pagi hari di Düren, ketika kami berangkat cuaca mayan cerah dan hangat. Emak berdoa agar cuaca di Düsseldorf juga seperti ini. Masuk ke stasiun dan berjalan menuju platform kereta, Emak bilang ke Embak. Kali keretanya nanti penuh, nih Mbak. Bakalan rame sepertinya.

Bener juga. Sampai platform, sudah banyak sekali menunggu kereta. Kebanyakan anak muda berkostum. Embak juga pergi dengan menggunakan Yukata miliknya. Mereka terlihat sangat antusias akan bergabung dalam sebuah festival unik. Di dalam kereta sudah uyel-uyelan. Banyak orang berdiri. Teman kami yang naik dari Aachen sudah nge-tag satu tempat duduk buat kami. Dua bangku kami dudukin bertiga. hehehe. Cuma sampai Köln. Setelah itu banyak yang turun. Bapak-bapak di depan kami bertanya, ada apa sih kok banyak orang berkostum gitu?

Di stasiun pusat Düsseldorf, kereta langsung tampak kosong. Sebagian besar penumpangnya turun. Suasana stasiun hiruk pikuk, riuh rendah. Makin banyak kami ketemu fans manga dalam aneka kostum. Emak motret dan merekam tiada henti. Unik-unik sih. Apalagi fans yang hard core. Makai kostumnya semirip mungkin dengan tokoh manga pujaannya. Luar stasiun, tambah banyak lagi. Anak-anak muda bergerombol sambil meneriakkan yel-yel. Atau berselfie dan berpose bersama. Yang gak pakai kostum sibuk motret. Atau ngajak yang berkostum foto bareng. Cuaca mulai mendung. Walau hujan belum turun. Di tengah hari itu.

Jaket Attack on Titan
Rombongan berkostum

Puncak acara Japan Tag ada di tepi Sungai Rhein. Tepatnya di Rheinuferpromenade. Embak tambah excited. Kami pilih jalan kaki ke tempat acara. Sekalian ikut pawai kecil bersama pengunjung lainnya. Baik berkostum maupun tidak.

Embak lumayan familiar dengan berbagai tokoh manga. Beda dengan Emak yang hanya tahu One Piece. Embak menerangkan, itu siapa, dari manga berjudul apa. Dari situ Emak baru tahu tentang manga Attack on Titan. Sebab melihat orang mengenakan tas ransel atau Jaket Attack on Titan. Berlambang mirip dua belahan sayap burung. Logo ini tertempel di punggung dan lengan. Model jaketnya kebanyakan pendek. Hanya sampai atas perut panjangnya. Warnanya cokelat muda. Yang makai semuanya masih unyu. Penggemar cerita ini mayan banyak. Emak baca ringkasan plotnya di Wikipedia, sepertinya seru juga ceritanya, yah.

Menyusuri Friedrich-Ebert-Strasse di depan stasiun, rasanya rombongan penonton festival mengalir tiada henti. Benar-benar seperti karnaval. Kami berjalan terus, Steinstrasse, Benratherstrasse, belok ke Akademiestrasse, sampailah kami ke tempat tujuan. Acara inti belum dimulai. Baru akan dimulai pada pukul 13:00.  Stan-stan pameran belum buka. Di dalamnya penjaga stan masih siap-siap.

Kami lebih banyak memotret penonton berkostum saja. Sambil mengintip isi stan tersebut. Di sebuah panggung dekat menara tua, berdiri panggung besar. Acara siap dibuka. Oleh walikota Düsseldorf dan presiden klub Jepang. Mereka memecahkan tutup drum kayu wadah sake dengan palu kayu besar. Penonton bertepuk tangan ketika acara dibuka. Gerimis mulai menyapa kami.

(Bersambung)

 

8 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: