Eits, jangan tertipu dulu. Tulisan ini sama sekali tak berhubungan dengan menara terkenal di ibukota Perancis. Huruf f-nya cuma satu. Eifel disini pun bukanlah sebuah menara, gedung, atau tugu peringatan buatan manusia, melainkan nama sebuah pegunungan di barat Jerman. Eifel ini lokasinya sangat dekat dengan tempat tinggal keluarga pelancong di Düren. Jika melongok dari balkon apartemen kami, akan terlihat sebagian pegunungan nan hijau ini. (more…)
Dibanding persiapan jalan-jalan dan bepergian di sekitar Jerman dan Eropa yang hanya memakan waktu beberapa hari, persiapan sebelum pulang kampung pasti jauh lebih heboh. Dimulai dengan memesan tiket yang bisa memakan waktu enam bulan hingga setahun menjelang keberangkatan. Normalnya, semakin lama semakin murah tiket di dapat. Tahun ini pengecualian. Krisis ekonomi dunia ditambah flu babi memaksa banyak maskapai penerbangan banting harga. (more…)
Zurich, kota di tepi danau Zurich termasuk kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia. Tak heran, sebab Zurich adalah salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Dibandingkan dengan Berlin, Paris, Hamburg, Amsterdam dan Bruessel, kota terbesar di Swiss berpenduduk sekitar 365 ribu jiwa ini tak terlalu besar, namun dia memiliki keunikan a la mediteran. Max Frisch (1911-1991), arsitek terkenal kelahiran Zurich menyebutnya sebagai kleintropolis atau metropolis kecil.
Di luar negeri kota ini sangat terkenal karena bank-bank besarnya. Sebagai kota wisata Zurich menawarkan banyak hal. Gedung-gedung bersejarah, museum, gereja-gereja berarsitektur unik, tempat-tempat belanja nan eksklusif, taman-taman kota, serta kawasan perairan yang ditata dengan apik. Tak kurang dua puluh lima...
Beberapa waktu lalu, bos Bapak baru bercerita, beliau kecopetan di dalam Thalys, kereta api berkelas bisnis-eksekutif saat kembali dari Paris. Tepatnya di rute antara Brussels dan Liege di Belgia. Ketika sadar dan lapor polisi, ternyata kawanan pencopet bergerak cepat. Sebagian uang di bank pun telah mereka renggut. Kawanan profesional ternyata. Menurut polisi Belgia, rute itu termasuk rawan. Biasanya gerombolan tersebut memanfaatkan kesempatan ketika orang sibuk naik turun kereta api. Satu orang akan menyamar sebagai penumpang dan berpura-pura meletakkan atau mengambil barang dari rak koper di dekat langit-langit kereta. Sialnya, Pak Bos meletakkan dompet berisi ATM, kartu kredit, SIM, dll di dalam jaket, lalu menyampirkannya di tempat penyimpanan di langit-langit tersebut. (mo
Jalan-jalan di musim semi tahun 2007, keluarga pelancong lakukan beramai-ramai bersama empat teman lainnya. Farid, Mas JJ, Sese, dan Wilda. Berawal dari penawaran tiket murah Hamburg - Kopenhagen dari Deutsche Bahn, perusahaan perkeretaapian Jerman. Empat puluh lima euro per orang, bolak-balik. Kami beli sebulan sebelum keberangkatan. Plus sewa penginapan semalam 28 euro lebih sedikit per orang. Termurah yang kami temukan. (more…)
Semula keluarga pelancong ingin berangkat pagi-pagi ke Pisa, yakni naik kereta ekonomi jam 6:08 dari Roma Termini. Apa daya kami bangun kesiangan. Tepatnya setengah delapan pagi. Wakkkkkksss, kereta ekonomi berikutnya jalan pukul 10:08. Hikmahnya, kami masih bisa sarapan mie instan dan minum kopi hangat di dalam kamar. (more…)
Kami memutuskan membeli tiket kereta api malam agar bisa beristirahat. Kereta melaju sepanjang malam, dan pagi-pagi kami akan sampai di Roma. Karena keretanya berangkat dari stasiun utama Venesia, yakni Venezia Mestre, kesanalah kami segera. Alasan lainnya, karena di stasiun Santa Lucia tak ada ruang tunggu representatif untuk menunggu selama beberapa jam. (more…)
Setelah Nuernberg dan Bremerhaven, sampailah keluarga pelancong pemberhentian kehidupan berikutnya, sebuah kota kecil bernama Duren. Terletak diantara dua kota besar kesohor Aachen dan Koeln (Cologne), kota ini menjadi tempat tinggal kami. Entah untuk berapa lama nantinya.
Dalam bahasa Jerman, Duren ditulis sebagai Düren. Kami menjulukinya Duren yang pakai U umlaut. Dan sama sekali bukan nama buah yang terkenal baunya itu. Tak pernah kami jumpai buah tersebut sekalipun di sini. Kami juga sering memakai istilah Villa Duria, nama Duren saat masih dibawah kekuasaan kekaisaran Romawi Kuno. (more…)
Jalan-jalan murah memang tak identik dengan kenyamanan. Dengan dana pesiar terbatas, mau tak mau kami mesti mencari alternatif penginapan murah di kota tujuan. Jarang-jarang kami bermalam di hotel. Kecuali sedang ada penawaran khusus. Syukur-syukur jika ada kenalan pemberi tumpangan. Jika tidak, perburuan penginapan murah harus segera dilakukan setelah membeli tiket pesawat terbang.
Perburuan penginapan murah kami lakukan lama sebelum hari-H. Kira-kira sebulanan. Lebih cepat lebih baik. Sebab makin mepet dengan waktu kedatangan, maka pilihan penginapan murah makin terbatas. Harganya pun cenderung melonjak.
Biasanya kami menyukai bermalam di hostel. Sebisa mungkin lokasinya di dalam kota, atau dekat dengan pusat kota. Ini penting, untuk menghemat biaya transportasi di dalam kota...