Month: February 2015

Mengenal Perlengkapan Ski

Mengenal Perlengkapan Ski

Info Wisata
Mentang-mentang lagi musim dingin, dan lagi belajar olah raga ski, yang diomongin pun soal ini melulu. Kali ini Emak mau sedikit membahas tentang perlengkapan olah raga musim dingin. Emak juga bukan ahli, sih. Baru kenal sedikit saja. (more…)
Sahabat Kala Hujan

Sahabat Kala Hujan

Selingan
Ada berapa kali musim hujan di Jerman? Hmmmm, musim semi dan gugur itu relatif sering hujan. Di awal musim semi, biasanya supermarket mulai menawarkan barang-barang musim hujan. Seperti sepatu boot plastik, jas hujan, dan payung. Boots dan mantel hujan banyak yang didesain khusus buat wanita. Cakep-cakep deh. (more…)
Sambang Beethoven di Bonn

Sambang Beethoven di Bonn

Selingan
Hari kedua memanfaatkan tiket karnaval, Emak belum fit. Malah batuk makin menjadi. Pagi-pagi sempat gamang mau pergi apa tidak. Hari itu di Köln ada karnaval anak-anak. Di kampung kami juga. Adik dan Bapak berburu manisan dapat dua kantong kain penuh. Namun Emak tak hendak ke Köln. Emak berencana ke Bonn. (more…)
Not Before My Cup of Coffee

Not Before My Cup of Coffee

Selingan
Dahulu ketika masih tinggal di rumah orang, kopi dan teh selalu tersedia di dapur. Sebelum air mineral dan minuman instan menyerbu rumah-rumah, kedua jenis minuman tersebut yang jadi andalan untuk menyuguhi tamu. Atau untuk konsumsi sendiri di rumah. Pagi-pagi usai salat Subuh, keluarga kami menyempatkan diri mengobrol sebentar. Papa mama menyeruput kopi hitam sambil makanan aneka jajan pasar. (more…)

Pemungut Botol Bekas

Kisah Perjalanan
Menggunakan tiket karnaval, Emak menunjungi Köln dan Bonn. Menyaksikan aneka tingkah polah manusia di saat pesta rakyat. Ya, karnaval di Jerman Emak anggap seperti pesta rakyat. Semua orang berpesta. Di rumah, di kantor, di institusi-insitusi, di sekolah, di dalam tenda-tenda yang didirikan khusus, di jalan raya, di lapanga terbuka. Orang berekspresi lewat kostum yang dikenakannya. (more…)
Museum Parfum di Köln

Museum Parfum di Köln

Kisah Perjalanan
Siapa tidak kenal Eau de Cologne? Dulu nenek Emak menyebutnya sebagai minyak kolonyet. Sebelum pindah ke Jerman, Emak tidak pernah menyadari bahwa minyak tersebut berasal dari kota Cologne. Atau Köln dalam bahasa Jerman. Dia dikenal dengan beberapa nama. Ada yang menyebutnya dengan Kölnisch Wasser. Atau Air Köln. Ada yang menyebut akronimnya, EdC, edc, dan EDC. (more…)
Köln di Musim Karnaval

Köln di Musim Karnaval

Kisah Perjalanan
Bulan Februari atau awal Maret di Rheinland ramai karnaval. Hampir di setiap kota hingga desa menyelenggarakan karnaval. Yang paling ramai di kota-kota besar seperti Köln, Düsseldorf, Mainz, dan Aachen. Emak pernah menonton karnaval kampung di desa tempat kami tinggal. Tahun lalu sekali menonton karnaval anak-anak. Di Köln, kota karnaval teramai, belum pernah. Di musim karnaval seperti ini ada penawaran dari perusahaan angkutan umum regional bernama tiket karnaval. Sebernarnya ia adalah tiket harian yang dibeli  di hari Kamis berjulukan Weiberfastnacht. Tahun ini jatuh pada tanggal 12 Februari. Tiket harian yang berlaku di seluruh region tertentu, akan berlaku selama enam hari. Hingga Selasa, 17 Februari. Lumayan banget, kan. (more…)
Belajar Ski di Schwarzer Mann

Belajar Ski di Schwarzer Mann

Kisah Perjalanan
Latihan olah raga ski musim dingin ini masih berlanjut. Kali ini kami mencoba pusat olah ski Am Schwarzer Mann. Masih di Pegunungan Eifel. Ia sudah masuk di wilayah negara bagian Rheinland Pfalz. Am Schwarzer Mann lebih jauh dibanding Hellenthal. Beda kira-kira 30 km. Kelebihannya dibanding Hellenthal adalah lokasi parkirnya gratis. Di Hellenthal, kami membayar biaya parkir 5 euro sehari. Selain itu, harga tiket lift di Schwarzer juga jauh lebih murah. Dan, kami ingin mendapatkan pengalaman baru lagi. (more…)
Sang Pelindung Layar

Sang Pelindung Layar

Selingan
Keluarga pelancong termasuk jarang membeli gadget. Apalagi yang bermerek dan mahal-mahal. Biasanya kami membeli kalau sedang perlu saja. Alhamdulillah selama ini, gadget yang kami punyai relatif awet. Itu berlaku pula saat membeli hand phone. Telefon genggam Emak yang usianya sudah  lebih dari sepuluh tahun masih bisa dipakai hingga kini.  Zaman orang sudah pakai smartphone, Emak masih setia dengan telefon genggam yang bisanya cuma menelfon dan sms saja. Telfon jadul, sudah pantas masuk museum, komentar salah satu teman Emak. (more…)