
Sekelompok pemusik jalanan terkenal, salah satu tempat terbuka umum terindah di Jerman, kota pelabuhan kecil, Roland dan balai kota dalam daftar warisan Unesco, jalan yang dibangun dari industri kopi, serta kompleks perumahan mini dari abad pertengahan. Kejutan akan menemani kunjungan anda di kota di utara Jerman ini.
Tak mengherankan jika Bremen masuk dalam 10 besar kota yang terbanyak dikunjungi di Jerman Sisi kuno dan modern menciptakan harmoni, enak dipandang. Bagian tua kota bisa kita nikmati di altstadt (kota tua) dan Schnoor. Diselang-seling oleh bangunan-bangunan lebih mutakhir.
1. Balai Kota

Kota tua Bremen tak terlalu luas. Bisa dijelajahi dengan jalan dalam 2-3 jam. Cikal bakal kota Bremen berkembang dari daerah Marktplatz dan Dome sekarang. Kemudian meluas ke arah Schnoor. Wilayah cikal bakal ini sekarang jadi atraksi turis utama kota.
Konstruksi penting bersejarah adalah balaikota (Rathaus), simbol kebanggaan warga kota. Pertama dibangun tahun 1405-1410 sebagai aula dua lantai. Lüder von Bentheim kemudian merombaknya menjadi salah satu permata renaisans di tepi Sungai Weser. Bagian luarnya penuh pahatan cantik, dengan atap berwarna hijau. Bagian dalam Rathaus bisa dikunjungi di hari-hari tertentu.
Dibangun dengan gaya Renaisans – Weser, bangunan ini masuk dalam daftar peninggalan budaya Unesco (bersama dengan patung Roland). Ia merupakan salah satu balai kota terindah di Jerman. Meski konstruksi ini diperluas pada abad 20, bangunan tambahannya terlihat menyatu dengan bangunan tua yang mulai dibangun di abad pertengahan Eropa.
2. Dome St. Petri
Sebuah bangunan sakral berdiri tak jauh dari rathaus. Sebuah bangunan bata bergaya gothik dari abad 11. Memiliki dua menara tinggi dan kembar di bagian depan. Sejak tahun 1973, konstruksi tua ini dijadikan monumen. Saat ini, Dome St. Petri digunakan oleh umat Kristen Protestan – Lutheran.
3. Patung Roland
Tepat di seberang balai kota, berdiri gagah satu lambang kota lainnya, patung Roland. Berdiri sejak tahun 1404. Roland adalah seorang kesatria zaman dahulu. Rathaus dan patung Roland masuk dalam daftar arisan budaya Unesco. Mengenakan perisai kota Bremen di depan dada, Roland memiliki tinggi 5,47 m, pagar berkeliling di sekitar kakinya. Ia jadi salah satu teman berfoto favorit para turis. Yang memotretnya dari beraneka macam kamera.
Roland sendiri merupakan simbul kebebasan dan perdagangan. Usia patung tersebut sudah lebih dari 600 tahun. Menjadikannya salah satu patung Roland tertua. Di sekeliling patung Roland dibuat pagar pendek.
4. Patung Bremer Stadtmusikanten
Suatu ketika ada seorang lelaki memiliki seekor keledai. Bertahun-tahun si keledai bekerja keras. Mengangkat barang bersak-sak menuju penggilingan. Setelah sekian lama, tenaga keledai mulai habis. Sehingga pemiliknya berpikir untuk menyingkirkan keledai. Merasa ada gelagat tak baik, si keledai pergi menuju Bremen. Ia ingin menjadi pemusik di sana.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seekor anjing pemburu. Anjing tua tersebut juga sudah tak diinginkan pemiliknya. Sehingga keledai mengajaknya ikut serta ke Bremen. Tak lama, mereka bertemu seekor kucing yang sedang bersedih hati. Diajaknya pa kucing ke Bremen. Terakhir, mereka bertemu seekor ayam jago. Yang melarikan diri dari majikan sebab akan dijadikan sup ayam. Berempat mereka berjalan menuju Bremen.
Di malam hari, mereka melihat sebuah rumah penyamun. Dengan sebuah trik, akhirnya mereka berhasil mengusir para penyamun. Tinggal di sana, dan sesekali menjadi pemain mudik di Bremen. Demikian ringkasan salah satu cerita yang dikumpulkan oleh Grimm bersaudara, Bremer Stadtmusikanten atau Pemain Musik dari Bremen. Patung keledai, anjing pemburu, kucing, dan ayam jago berdiri di samping balai kota. Sebuah objek foto favorit turis. Mereka berpose sambil memegang kaki depan keledai. Ada kepercayaan, yang melakukannya akan kembali lagi ke Bremen.
5. Bottcherstrasse

Beberapa meter dari Roland ada jalan kecil istimewa, Bottcherstrasse. Hampir selalu ramai setiap hari. Jalan 110 m ini dulu milik Ludwig Roselius, baron kopi dan pecinta seni. Ia membangunnya dari hasil bisnis kopi di awal abad 20. Di ujung jalan, anda akan disambut pahatan lelaki sedang menghunus pedang berwarna keemasan. Lalu kita diajak menikmati arsitektur bergaya Expresionisme, bangunan berbata merah yang menjadi museum, toko cinderamata dan kafe. Setiap jam mulai pukul 12 siang hingga 6 sore, ada permainan lonceng di depan museum seni Roselius.
6. Am Schnoor
Gang-gang sempitnya sering dipenuhi turis. Berada dalam Schnoor serasa masuk di kota miniatur. Bangunan-bangunan tua abad pertengahan ini dibuat rendah dan sempit, terdiri dua atau tiga tingkat. Jalanannya terbuat dari potongan batu alam. Schnoor dibangun sekitar abad pertengahan, sekitar abad 13. Dulunya tempat mukim para pengrajin. Setelah direnovasi, Schnoor menjadi magnet bagi wisatawan untuk menikmati bangunan unik kota Bremen.
Aku suka banget foto di pintu yang besaar dan indah kayak di foto itu. 😀
@Cek Yan: ini salah satu kota yang aku suka banget dan gak bosen2 kukunjungi. Banyak ohib juga seh di sini… 🙂
Pingin melewati gang gang sempit itu, siapa tahu tidak sengaja ketenggor cowok cakep, mata saling berpandangan trus shah jahan ndehemmmmmm dari belakang hehehe.
Ada yang pakai kamera pocket kayak diriku nggak ya ?
@Zulfa: beuhhhhh nang kene prosoku cowok cakep barang langka, hare… Lek kamera saku, akehhh sing nggawe.
Banyak patung ya kalo Eropa itu 🙂
@Zahra: banget.. 🙂
[…] masih diperdagangkan hingga kini di Bremen. Terutama di musim panas dan tak seramai dulu. Sedangkan di Jerman sendiri, kota Bremen terkenal […]