Aachen

Puppenbrunnen, AachenSelain Cologne, Aachen adalah kota besar terdekat dengan kota tempat tinggal kami sekarang Düren. Berjarak sekitar 30 kilometer, Aachen bisa kami tempuh kurang dari setengah jam jika berkereta api.

Kami ke kota ini cukup sering. Sebulan minimal sekali. Kadang malah dua kali. Tujuan utama adalah berbelanja di toko Asia yang lebih lengkap. Tempe, tahu, sayur mayur, mie, bumbu instan, dan masih banyak lagi. Malah jalan-jalan keliling kota tua Aachen lebih jarang kami lakukan.

Aachen ini kota mahasiswa terkenal. Salah satu universitas di sini, yakni Rheinisch Westfälische Technische Hochschule (RWTH Aachen) adalah salah satu universitas elit di Jerman. Di mana Pak Habibie menjadi salah satu alumninya. Sampai sekarang ratusan mahasiswa asal Indonesia menuntut ilmu di sini.

Kota Aachen sebenarnya tak terlalu luas. Dengan penduduk sekitar 250 ribu jiwa, pusat kotanya terlihat sangat padat. Jalanannya naik turun. Butuh fisik prima untuk berjalan-jalan di kota ini. Jika ingin naik bus kota di dalam kota saja, bisa naik city bus bertarif miring.

Titik-titik wisata Aachen lokasinya berdekatan dan masih bisa dicapai dengan berjalan kaki. Jika kesana, inilah obyek wisata utama kota ini :

Dom Aachen
Dibangun atas perintah salah satu kaisar ternama, Karl Yang Agung, Dom adalah lambang utama kota Aachen. Kubahnya berbentuk segi delapan dan selesai dibangun kira-kira tahun 800 masehi. Bangunan ini, bersama Domschatz menjadi cagar budaya kedua di dunia yang ditetapkan oleh UNESCO.

Balai Kota Bersejarah
Wajah balai kota Aachen sekarang sebenarnya berasal dari pembangunan bertahap berabad lamanya. Menara Granusturm berasal dari jaman Karl Yang Agung (abad 8 masehi). Di abad 14 warga Aachen mendirikan bangunan balai kota bergaya gotik di tempat yang sama. Antara abad 17  dan 18, bangunan ini direnovasi menjadi sebuah istana bergaya baroque.

Grashaus
Di Fischmarkt berdiri Grashaus, dimana fasade-nya berasal dari balai kota tertua kota ini, yakni dari tahun 1267 masehi. Setelah balai kota baru berdiri tahun 1349 masehi, Grashaus berfungsi sebagai pengadilan. Setelahnya menjadi sebuah penjara. Tahun 1886, gedung ini dibangun menjadi bentuknya sekarang dan beralih fungsi sebagai kantor arsip kota.

Haus Löwenstein
Bangunan di daerah Markt ini mulai dibangun bersamaan dengan balai kota, dan diperkirakan rampung tahun 1345. Selain Dom dan balai kota, gedung bergaya gotik ini adalah salah satu yang bertahan dari kebakaran kota tahun 1656. Saat ini gedung antik ini menjadi pusat arsip dan dokumentasi karnaval.

Büchelpalais
Istana megah di Jalan Büchel nomor 10. Diperkirakan selesai dibangun tahun 1338.

Elisenbrunnen
Bangunan Elisenbrunnen terdiri dari ruang terbuka berpilar di bagian depan dan masing-masing satu pavilyun dengan ruangan di kiri kanannya. Dari dua mata airnya, mengalir air hangat berkadar belerang tinggi hingga 52°C. Sebelum hancur akibat perang, di rungg bawah tanah air panas ini dikumpulkan untuk diminum. Sebab dianggap berkhasiat menyembuhkan beberapa macam penyakit.

Sisa-Sisa Gerbang dan Tembok dari Abad Pertengahan
Dari dua cincin tembok dan banyak menara abad pertengahan, beberapa diantaranya bertahan hingga kini. Dari 11 gerbang, 2 masih bisa dilihat sisanya. Ponttor di ujung Pontstrasse dibangun di akhir abad 13 masehi. DI ujung Franzstrasse masih berdiri Marschiertor, dari tahun 1257 masehi. Sisa bangunan abad pertengahan lainnya adalah Marienburg di Ludwigsallee, Lange Turm di Turmsstrasse, Lavenstein di Boxgraben, Pfaffentürmchen di dekat taman barat, serta sebagian Adabertstor di Kaiserplatz

Di daerah Burtscheid, ada tiga bangunan penting berdekatan. Gereja St. Johann-Baptist dan St. Michel, serta Pavilyun Couven di taman Burtscheid.

Di pusat kota, selain gedung-gedung kuno diatas, pengunjung disuguhi pula banyak monumen dan air muncrat. Di depan balai kota ada air muncrat tertua kota ini bernama Karlsbrunnen. Dan di Krämerstrasse sebuah monumen air muncrat berbahan perunggu bertema anak-anak buatan pematung terkenal Bonifatius Stirnberg di tahun 1975.

Aachen berada tak jauh dengan perbatasan dua negara di Eropa Barat lainnya, yakni Belanda dan Belgia. Di Dreiländereck, ada monumen perbatasan, tepat di satu titik ketiga perbatasan ini berlokasi.

***

Baca juga: Gajah dari Sang Khalifah, Aliansi Charlemagne – Harun al-Rashid 

3 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: