Backpacking Cyprus

In larnaca city, CyprusSiprus ini pulau ketiga terbesar di Mediterania. Letaknya di selatan Turki. Sejak merdeka dari Inggris tahun 1960-an berkonflik, ahirnya pecah menjadi dua bagian. Republik Siprus di bagian selatan. Menggunakan bahasa resmi Yunani. Mayoritas beragama Kristen-Ortodoks. Republik Turki Siprus Utara di utara pulau dihuni mayoritas orang keturunan Turki, beragama Islam. Yang resmi diakui secara internasional adalah Republik Siprus. Banyak yang ragu, bisa gak sh mengunjungi dua bagian sekaligus dalam satu kunjungan? Bisa. Asal masuk kesini secara legal dan ikut prosedur. Artinya, masuk dulu ke Republik Siprus, baru setelah itu menyeberang ke utara. Seminggu di Siprus, dua kali kami nyebrang. Lewat Nikosia dan Famagusta. Ini pengalaman kami masuk Siprus bulan Oktober 2012.

Visa

Kami pemegang visa Schengen. Ada info bisa masuk Siprus tanpa visa jika kita punya visa Schengen. Awalnya gak yakin. Cari-cari di internet, ke situs kedutaan Siprus di Jerman akhirnya ketemu info yang dicari. Tapi harus buka versi bahasa inggris dulu. karena yang bahasa Jerman malah gak ada info tersebut. Ini tautannya : http://www.mfa.gov.cy/mfa/embassies/berlinembassy.nsf/DMLconservices_en/DMLconservices_en?OpenDocument

Dua paragraf ini ada di dokumen yang kami temukan :

Please note: Third country nationals, holders of a valid Schengen visa (type: single, double or multiple entry), who have already entered the Schengen area in accordance with the terms upon which their Schengen visa was issued, may travel to Cyprus without a Cypriot national visa and stay in Cyprus for a period equal to the remainder of the time for which the Schengen visa is valid.

Pursuant to EU regulations 265/2010 of 25.3.2010 and 562/2006 of 15.3.2006, aliens/third country nationals (except Turkish nationals or holders of other travel documents specified in relevant EU regulations) who hold a long stay visa or valid residence permits issued by one of the EU/EEA Member States (except United Kingdom and Ireland) or Switzerland, may enter the Republic of Cyprus without a prior visa, provided they fulfil the entry conditions in accordance with these Regulations.

Masih tak terlalu yakin, akhirnya menelpon langsung ke kedutaan. Dapat sinyal positif.

“Jangan lupa bawa print peraturannya. Ada petugas bandara yang tak tahu,” begitu pesan orang kedutaan Siprus.

Penerbangan

Sudah ada penerbangan murah ke Siprus. Kami pakai Ryanair dari Charleroi (Belgia) ke Larnaka di Republik Siprus (Siprus Selatan). Ada juga bandara internasional ke kota Pafos. Di Siprus utara juga bisa sebenarnya. Lewat Turki. Tapi dianggap ilegal dan konon bakal susah masuk ke selatan nantinya. Jadi kalau berniat mengunjungi dua bagian Siprus, masuk lewat selatan, baru menyeberang ke utara.

Di Bandara, Saat Kedatangan

Urusan kami di imigrasi bandara Larnaka agak lama. Padahal sudah kami siapkan segala dokumen. Selain paspor yang harus disiapkan adalah :

– Tiket pulang

– Bukti reservasi hotel di Republik Siprus. Pernah baca di internet, ada yang ditolak masuk gara-gara hotelnya di Siprus Utara.

Petugas imigrasi memeriksa paspor dengan saksama, sambil menanyai kami mau ngapain di Siprus. Menginap di hotel apa, berapa lama, dll. Lalu mengecek apakah benar hotel tersebut berada di Republik Siprus.

Seminggu di Siprus, kami hanya menginap di Larnaka. Dari sana baru jalan ke kota-kota lain di Siprus.

Akomodasi

Hotel di Siprus relatif murah dibanding negara-negara lain di Eropa. Lupa sih berapa tepatnya. Di Larnaka, Pafos dan Limassol, daerah pusat turis banyak banget hotel. Makanan juga gak terlalu mahal. Porsinya jumbo, hati-hati kalau mesen. Restoran seafood berlimpah. Di kota-kota besar, ada kedai kebab halal.

Ngapain Aja Disana?

Karena pulaunya relatif kecil dan kota-kota besarnya di pinggir laut, ya aktivitas di sono ya ke mandi di laut. Atau sewa boat jam-jaman. Bisa juga ikut tur naik kapal. Banyak juga situs bersejarah dan candi-candi dari zaman kuno. Dari zaman megalithikum sampai peninggalan Yunani dan Romawi kuno. Tarif masuknya murah meriah. Ada desa-desa tradisional di pegunungan jika mau suasana berbeda. Akhir Oktober di Siprus masih berasa musim panas.  Suhu udara sekitar 30°C. Sempat semalam hujan deras selama kami di sono.

Transportasi

Ini yang agak minus dari Siprus. Transportasi umum kurang mendukung backpacker. Sebenarnya tarif bus dalam kota atau antar kota relatif murah. Tapi gak banyak pilihan. Di dalam kota Larnaka kami lebih milih kemana-mana jalan kaki. Padahal jarak hotel ke pusat kota 1,5 km. Sehari kami bisa bolak-bolik hotel-kota-hotel dua kali. Belum kalau mau ke pantai atau mengunjungi obyek wisata lain. Di kota lain pun juga begitu. *elus-elus betis*

Alternatifnya sewa mobil. Kalau high season kudu booking jauh-jauh hari sebelumnya. Seperti pengalaman kami. Mutusin sewa last minute. Akibatnya setengah hari baru nemu rental yang masih punya persediaan mobil. Padahal di dekat hotel ajah ada beberapa rental.

Kebanyakan rental gak memperbolehkan mobil dibawa ke utara. Karena asuransi selatan tak mengkaver kalau ada apa-apa di utara.

Kami sewa mobil agar bisa mengunjungi bagian pedalaman Siprus. Kalau naik kendaraan umum bakal makan waktu banyak sekali. Kondisi jalan raya bagus. Jalan tol juga gratis. Dan bisa nyetir kiri kayak di Indonesia. Maklum, bekas jajahan Inggris, bokkk….

Nyebrang ke Utara

Kalau gak salah di sepanjang garis perbatasan keduanya ada lima atau enam crossing point. Kami masuk dua kali. Dari Nikosia dan kota Deryneia ke Famagusta. Di Nikosia ada dua crossing point. Satu di Jalan Ledra di cincin kota tua Nikosia. Ini khusus buat pejalan kaki. Kalau melakukan day trip di Nikosia, mending lewat sini. Jalan Ledra sendiri adalah jalan utama di pusat Nikosia. Masuk ke utara sudah dekat dengan obyek-obyek wisata di Nikosia Utara. Satu lagi di Hotel Ledra. Yang ini di luar cincin kota tua. Dan mobil pun bisa lewat. Keluar gerbang dulu, masuk ke buffer zone, baru ke daerah perbatasan. Di sini (buffer zone) gak boleh motret, ya! Sesekali jip-jip tentara PBB berseliweran.

Kita akan bertemu petugas imigrasi Republik Siprus. Mereka cuma membuka paspor, menanyai kami warga negara mana. Lalu disuruh jalan beberapa ratus meter ke kantor imigrasi Republik Turki Siprus Utara. Pos petugasnya banyak. Meski ramai orang mau nyebrang, prosesnya cepat. Di situ kita diminta mengisi satu formulir. Berisi nama, nomor paspor dan kewarganegaraan. Nah, yang distempel ya kertas tadi, bukan paspor kita. Petugas bakal menulis, berapa lama kita bisa berada di utara. Pertama masuk, ada keterangan 15 hari. Kedua, 7 hari. Kata teman, tergantung crossing point-nya. Ooooooooo.

Oh ya, sebaiknya tidak membicarakan tentang Siprus Utara di Selatan, begitu pula sebaliknya. Walau konflik keduanya agak mereda, masalah kedua Siprus ini begitu sensitif bagi penduduk lokal.

***

Baca juga: Terpesona Siprus

7 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: