Alat scanner tubuh mulai diuji coba hari ini di bandara Hamburg, Jerman. Menteri dalam negeri Thomas de Maiziere membuka uji coba selama enam bulan bagi 2 alat scanner tubuh. Bagi para penumpang pesawat, untuk sementara boleh memilih, mau menggunakannya atau tidak.
Konon, digunakannnya alat ini adalah reaksi dari usaha percobaan teror akhir 2009 di Detroit, ketika seorang pemuda Nigeria berhasil menyelundupkan bahan peledak di dalam pesawat. Sehingga menyebabkan memanasnya perdebatan mengenai pentingnya penambahan keamanan dalam dunia penerbangan.
Di beberapa negara seperti Belanda, Amerika Serikat dan Rusia, alat ini sudah resmi digunakan. Di Italia, uji coba enam bulan telah dilaksanakan, namun tak mendapatkan hasil memuaskan.
Menurut Philipp Spauchus, apakah di Jerman alat ini akan digunakan secara resmi, masih menunggu hasil uji coba enam bulan tersebut. Namun sampai kini juga belum ada rencana untuk mengaplikasikannya di seluruh Jerman.
Alat scanner tubuh yang diuji coba di bandara Hamburg, akan mengindera milimeter demi milimeter bagian tubuh. Dari gelombang yang direfelksikan, scanner akan mengindikasikan apakah ada barang mencurigakan atau tidak. Sekali uji lamanya sekitar 3 detik. Katanya, di monitor, tak tampak bagian tubuh sesungguhnya, hanya gambar manekin dua dimensi. Menurut sumber kementrian dalam negeri, setelah kontrol, data-data tak akan disimpan, melainkan segera dihapus.