Enam tahun bisa membuat perubahan besar pada suatu kota. Apalagi kota besar seperti Barcelona. Bukan, bukan tatanan gedungnya atau munculnya bangunan modern baru. Seperti di tanah air beta. Kampung halaman Emak saja sudah mengalami ‘make over’. Pusat Barcelona masih sama persis seperti yang Emak ingat saat pertama kali berkunjung. Bedanya pada suasananya. Orang-orangnya.
Barcelona di musim panas, terlihat sangat ramai. Nggak pagi, siang atau malam. Sama ramainya. Sampai kami bingung ini kok orang gak abis-abis. Metro selalu penuh sesak. Sampai ujung Ramblas orang masih saja berkumpul. Penginapan berlipat-lipat harganya.
Saat pertama berkunjung dulu, kami memang berkali ketemu orang orang berwajah Hindi. Kebanyakan berasal dari Bangladesh. Kini kami lebih banyak lagi wajah-wajah Hindi kami temui. Bukan hanya sebagai pedagang. Namun juga sebagai turis.
Kali ini sempat ke masjid Tariq ibn Ziyad. Sayangnya tutup karena kami tiba bukan di waktu salat. Daerah sekitarnya, el Raval banyak dihuni imigran. Imigran muslim juga tampak signifikan. Terlihat dari nama-nama tempat usaha serta label halal yang mereka pajang besar-besar. Di la Ramblas pun mencari makanan halal lebih mudah sekarang. Paling banyak memang rumah makan Hindi. Di el Raval kita juga bisa ketemu resto Turki mau pun Maroko. Lebih mudah lah buat kaum muslim ketika jalan-jalan di kota besar Eropa sekarang ini.
Kisah di atas Emak tulis di Mjalah Noor vol. 9, terbit September 2014. Alhamdulillah.