Waktu awal Bapak kerja dulu, bos beliau pernah mengatakan sesuatu tentang taman keluarga raja Belgia. Yang dibuka hanya beberapa minggu dalam setahun. Keluarga pelancong tak menganggapnya serius. Ke Brussel pertama, kami hanya mengunjungi objek-objek wisata utama.
Tahun ini, entah mengapa tiba-tiba buka informasi tentang Serres Royales atau Taman Raja. Melihat foto-fotonya di internet, Emak langsung ingin ke sana. Mengajak beberapa sahabat keluarga pelancong.
Taman tersebut buka sekira tiga minggu dalam setahun. Di musim semi. Hari buruh kami manfaatkan untuk mengintip taman raja ini. Menurut informasi seorang teman, antrian sangat panjang. Makanya kami putuskan datang pagi-pagi. Setengah jam sebelum jadwal buka.
Enak kalau datang awal. Tak susah mencari tempat parkir mobil. Antrian pun belum panjang. Tepat setengah sepuluh, gerbang utama Istana Laeken di utara Brussel dibuka. Kami berbondong-bondong masuk.
Harga tiketnya hanya 2,50 euro per orang. Itu pun katanya digunakan untuk proyek amalnya Ratu Mathilde. Dibanding monarki lain di Eropa, nama beliau mungkin tidak terlalu dikenal, yah. Orangnya cantik dan elegan. Cocok lah, jadi seorang ratu.
Ada 10 poin penting dalam kunjungan di kompleks taman seluas 2,5 ha ini. Mulai dari Orangery sampai Winter Garden. Untungnya di pagi hari itu, pengunjung tak sepadat bayangan Emak. Kami masih bisa leluasa motret. Emak butuh 2,5 jam untuk menikmati rute pengunjung.
Tapi emang deh, yang namanya taman raja pastinya terlhat terawat, megah dan mewah. Apalagi rumah-rumah kacanya. menurut Wikipedia, mereka membakar puluhan ribu liter minyak untuk menghanagatkan rumah kaca di musim dingin. Koleksi tanamannya kebanyakan dari dari tropis dan sub tropis.
Salah satu yang membuat Emak terkesan adalah banyaknya pohon pisang di dalam rumah kaca. Aduhhhh, enak banget kalau mo bikin pepes, nih. Tinggal metik, pikir Emak.
Potonya kok cuma 1 jadi tidak bisa menikmati keindahannya taman raja tersebut.
Iya, Mbak. Fotonya emang irit di sini. Storage terbatas. 🙂