Bersilaturahmi mengunjungi teman-teman lama di kota Bremen di utara Jerman, Emak manfaatkan untuk bersepeda keliling kota. Dulu Emak dan keluarga tinggal di kota tetangga, Bremerhaven. Kami pernah bercita-cita suatu saat akan bersepeda menyusuri Sungai Weser. Hingga lima tahun tinggal di Bremerhaven, cita-cita tersebut belum kesampaian juga.
Kini waktunya menjadikan cita-cita menjadi nyata. Meminjam city bike milik tuan rumah dimana kami menginap selama di Bremen, Emak pun mengelilingi pusat kota. Bersepeda sambil menikmati keindahan kota Bremen yang sudah sering kami nikmati baik dengan berjalan kaki, maupun bermobil. Tuan rumah yang juga penghobi olah raga sepeda, Pak Pujianto, adalah aktivis grup Sepedaan Bareng Yuk di Bremen. Mereka sudah bersepeda di Bremen dan sekitarnya, Berlin, Hamburg, hingga ke negara tetangga, Belanda.
Bremen, dengan penduduk sekitar setengah juta jiwa, tak terlalu besar. Jalan sepedanya panjang. Meliputi 22 persen jalan untuk lalu lintas kendaraan. Konturnya yang relatif datar serta banyaknya jalur hijau membuat kota ini enak dipakai bersepeda santai.
Dari daerah Gropelingen ke pusat Bremen jaraknya sekira 7 km. Dengan berputar ke beberapa titik, Emak perkirakan perjalanan sepeda hari itu tak sampai 20 km. Agar tak bosan Emak mengambil rute beda ketika pergi dan pulang.
Emak susuri Jalan Gropelinger Heerstrasse. Jalan lebar dan ramai oleh kendaraan roda empat dan tram. Daerah Groepelingen di Bremen banyak dihuni pendatang. Khususnya orang Turki. Lewat sini seperti berada di Istanbul saja. Perempuan berkerudung, penjual kebab, supermarket, bahkan tukung cukur Turki. Masjid pun ada beberapa. Sampai di daerah Walle Emak belok kanan, sebab petunjuk khusus sepeda menyarankan jalan tersebut untuk menuju pusat kota. Walau tanpa bekal peta, tak susah mencari jalan. Petunjuk jelas setiap beberapa ratus meter. Emak lewati jalur hijau, serta perumahan penduduk. Makin mendekati kota, makin banyak pengendara sepeda seperti Emak.
Rute sepeda kota Bremen atau Bremer Stadtweg adalah bagian jaringan jalan sepeda Gruenen Ringes Region Bremen (Cincin Hijau Regional Bremen). Jaringan jalur sepeda sepanjang 800 km. Menghubungkan Bremen dengan 20 kota dan desa di sekitarnya. Para pelancong tak perlu khawatir kesulitan mencari persewaan sepeda. Di stasiun pusat, orang bisa menyewa sepeda harian. Sedangkan sepeda bertenaga baterai berkecepatan hingga 25 km/jam bisa disewa di kantor pusat turis atau Bremer-Touristik Zentrale.
Tak lama, menara katedral Bremen muncul di kejauhan, tanda bahwa Emak mendekati kota tua. Emak turun, menuntun sepeda memasuki Jalan Hutfilterstrasse ke Obernstrasse. Mulai berada di pusat belanja dan daerah khusus pejalan kaki. Sepeda boleh dinaiki di jam-jam tertentu. Namun beberapa nekat naik ke atas sadel.
Hari Sabtu itu, jalan ini sangat ramai oleh para turis dan penduduk lokal. Sesekali tram lewat, membubarkan para pejalan kaki. Banyak pengendara sepeda pilih memarkir kendaraannya di jalan ini. Di samping atau depan pertokoan, atau di dekar tiang listrik. Tak ada larangan untuk melakukannya. Emak pilih menuntunnya sepanjang jalan. Sesekali saja memarkir ketika ingin memotret isi kota.
Balai kota dan patung Roland di Marktplatz, pusat kota tua masuk dalam daftar warisan budaya Unesco. Tak heran jika daerah ini sangat ramai. Apalagi Bremen merupakan salah satu kota yang paling banyak dikunjungi di Jerman. Turis, seniman jalanan meramaikan suasana. Saat akan masuk jalan turis sempit Boettcherstrasse dan kawasan Schnoor, baru Emak memarkirnya di satu sudut agak lama. Aman. Seplastik belanjaan dan bekal makan siang tak ada yang mengganggu.
Emak kayuh sepeda lagi. Meraih cita-cita lama, Emak berbelok ke arah tepi Sungai Weser. Mengayuh sepanjang kira-kira 2 km menuju markas klub sepak bola Werder Bremen, Weserstadion. Ada dua jalan sepeda berdekatan. Satu tepat di pinggir sungai, satu lagi di tepi jalan besar di bawah pepohonan yaag lebih rindang. Emak ambil jalan tepat tepi sungai.
Anak-anak bermain skateboard atau roller, orang tua tua muda berjalan sendirian atau berpasangan. Beberapa berjemur di di atas rerumputan. Damai sekali berada di sini. Menimbulkan sesal, mengapa dulu tak pernah menyempatkan diri untuk menikmati keindahan Bremen di tepi Weser ini.
Liat fotonya jadi inget Colmar. *langsung jitak jidat sendiri, padahal Colmar mah KW yak, ini yang baru ori hahaha
Duh Mbak, envy banget saya. Senangnya bisa sepedaan nyaman dan tenang begitu sendirian. Saya mau sepedaan lg tapi ngeri. Banyak pembunuhan dan tindak kriminalitas di Batam akhir2 ini jadi klo mau sepedaan sendiri lg udah jiper duluan. Padahal kangen bgt ngegenjot sepeda.
Mbak aku rela mengayuh city bike berjam jam melihat kota yang asri dan bersih ini, bangunannya itu. lho…. Sekalian ngelunturin lemak tubuh. hehehe
Barangnya aman ya mbak ditinggal 🙂 Seperti di Jepang, penduduk lokal justru takut kalau mengambil barang orang lain. Bremen ini kota yang amat dicintai mbak Ira ya 🙂
Asyik banget bisa sepedaan, coba kota2 di Indonesia lebih ramah buat sepeda.
kota yang ramah buat sepeda ya, buktinya udah ada jalur khusus sepeda yang panjang sekali :3
@Cek Yan: Colmar bukan kw, ah… kan emang itu kota cakep di Perancis.
@Mbak Lina: Duh kok serem banget Mbak. Memang sebaiknya gak sendirian kalau begitu.
@Zulfa: ayukkk nggowes barengan.
@Mbak Rien: iyah alhamdulillah aman. Tapi kalau barang berharga juga sebaiknya gak ditinggal sembarangan. 🙂
@Travelloke: iyah… smeoga saja ke depannya demikian.
@Mbak Sari: betul, Mbak… Asyik buat nggowes.
Nyaman banget nyepeda di Bremen. Kalo di Semarang yg paling nyaman buat nyepeda di simpang lima, itu pun cuma hari minggu aja mbak.
[…] Orang bisa naik feri antar negara. Bisa berkemah di banyak camping ground seputar air. Atau bahkan bersepeda sekeliling […]
@Mbak Hidayah: kontur kota ini datar, Mbak. Makanya nyaman buat saya. Kalau yang atlit sepeda malah latihannya di gunung-gunung. 🙂
Sepedahan di Eropa itu nyenengin banget ya. Bia liat bangunan2 indah sama udara yang bersih 🙂
[…] isi taman. Mengelilingi, bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Namun tak sedikit mereka memilih bersepeda atau berkuda. Beberapa bagian taman tak boleh dilalui sepeda. Kendaraan bermotor tak diizinkan […]
[…] beraktivitas di sungai. Selain menyusur jalan tepian sungai, konon di musim hangat banyak orang bersepeda naik turun jalan pegunungan. Atau melintasi sungai dengan kayak. Pasti asyik […]