Untuk kedua kalinya, kami bertemu kapal layar milih TNI AL di Bremerhaven, kota kecil di pantai utara Jerman. pertama, di tahun 2005. Juga dalam acara Sail Bremerhaven, satu festival kapal layar yang dihadiri sejutaan pengunjung dalam lima hari. KRI Dewaruci sendiri sudah keempat kalinya ikut acara ini, mengunjungi negara kelahiran kapal ini. Sebab dia selesai pada tahun 1953 di sebuah galangan kapal di kota Hamburg.
Konon pengunjung Sail tahun ini tak sebanyak lima tahun sebelumnya. Cuaca hampir-hampir tak mendukung. Hujan datang setiap hari. Di hari kedatangan kami, Jumat minggu lalu bahkan hujan angin, dan dingin hampir seharian. Padahal sore harinya ada parade. Acara mirip karnaval mini yang pesertanya adalah kru kapal-kapal peserta Sail.
Kami datang ke pelabuhan tempat acara Sail di sore hari Jumat. Setelah beristirahat dan titip barang di rumah seorang sahabat. Malas sekali sebenarnya hendak keluar. Seharin, hujan dan angin kencang menemani perjalanan kami.
Di pelabuhan, gerimis masih saja menyapa, sementara angin dingin berhembus makin kencang. KRI Dewaruci berada dekat dengan halte bus. Jadi kami tak perlu berjalan jauh. Meski hujan dan dingin, suasana pelabuhan lumayan ramai. Agak kesusahan kami mendorong kereta dorong Adik. Tak lama berada di atas kapal kebanggaan Republik Indonesia, kami kembali ke arah pusat kota. Sebab parade akan dimulai pukul empat sore. Selain itu, kami ingin menghangatkan badan dengan masuk ke pertokoan.
Parade dimulai tak lama setelah kami sampai di kota. Orang-orang sudah berkerumun di pinggiran rute parade. Tubuh asia kami tentu saja tak sanggup bersaing dengan badan-badan tinggi eropa. Sambil berjinjit pun masih belum kelihatan apa-apa. Untungla banyak orang berbaik hati memberikan tempat sehingga Emak dan Embak bisa menerobos ke bagian depan.
Sebab peserta Sail kali ini tak terlalu banyak, parade pun segera berlalu. Acara berlanjut di Theodor Heuss Platz di pusat kota Bremerhaven.Berupa sambutan dari beberapa Bapak dalam bahasa inggris dan Jerman. Ada pula penyerahan piala berbagai lomba kepada para pemenang. Kru KRI Dewaruci memenagkan dua diantaranya.
Pukul enam sorenya ada pementasan oleh kru asal indonesia ini. Ada beberapa tarian daerah diiringi gendang. Serta lagu-lagu. Acara ini sangat meriah. Beberapa kru mengapa penonton wanita ikut menari. Hampir terakhir, ada pula tari saman dan ditutup dengan poco-poco. Setelahnya, kru beserta marching band kembali ke kapal lewat pusat kota.
Keesokan harinya, cuaca membaik. Meski hujan, namun tak sedingin kemarin. Lagi pula, masih diselingi cahaya matahari. Siang kami ke kapal lagi. Bertemu dengan beberapa warga negara indonesia dari Bremen, Hamburg, bahkan ada yang datang ribuan kilometer jauhnya, Wina di Austria. Tak ada acara siang itu. Di atas kapal, beberapa awak kapal menjaga stand penjualan cinderamata dari tanah air. Orang naik turun. Kapal akan sangat ramai ketika hujan turun. Puas mengobrol dengan teman-teman lama, kami pun pamit untuk meneruskan perjalanan ke Bremen. Sambil berharap agar KRI Dewaruci masih sanggup menerjang lautan lima tahun lagi.
wah ini teryata salah satu pengunjung dewaruci saat di bremerhaven…kami salah satu awak dewaruci saat itu…..doakan semoga dewaruci kembali ke jerman lagi….kangen sama suasana buka puasa bareng keluarga dan mahasiswa di bremerhaven…salut saya…sama mereka…begitu guyup suasana saat itu…seolah-olah kami satu keluarga……tak ada celah….pokoknya saya bangga sama teman -teman di jerman sana…walaupunjauh tapi tetap ingat indonesia….salam