Blue Grotto dan Hagar Qim, Malta

Blue Grotto, MaltaCerita mengenai Malta kami pisah-pisah menjadi beberapa bagian. Seperti cerita berseri. Agar lebih mudah dicerna, dibayangkan, dan dinikmati. halah….:)

Sungguh tak kami sangka, pulau sekecil Malta menyimpan banyak sekali potensi wisata. Kami pikir dengan 4 hari bakal bisa kami jelajahi semuanya. Ternyata tidak. Hanya sebagian kecil saja dari semua obyek wisata Malta bisa kami kunjungi. Awalnya Emak membayangkan Malta hanya sebesar kota Bremen. Kenyataannya lebih besar dari itu. Jarak terpanjangnya sekitar 50 kilometer. Lumayan panjang. Apalagi ternyata Malta terpisah-pisah menjadi kota-kota kecil yang semuanya punya keunikan tersendiri.

Petualangan kami di negara pulau ini dimulai ketika naik bus pertama kali dari bandara di Luqa menuju Valetta. Sedikit banyak kami mulai mengenalnya. Rumah-rumah di Malta dibuat dari bata-bata warna terang : putih, kuning, pastel. Berbukit-bukit dengan banyak kota-kota kecil di sana sini. Lahan-lahan non-pemukiman sebagian besar dijadikan daerah pertanian. Sebagian berbentuk terasering, dengan susunan bebatuan besar kecil sebagai pembatasnya. Mereka menanam berbagai macam sayur, buah dan padi-padian. Kaktus tumbuh hampir di setiap sudut Malta.

Di hari kedua kami diana, kami menjelajah pagi hari selesai sarapan. Langsung naik bus kota menuju Valetta. Dari sana bus nomor 138 atau 38 ke arah selatan Malta berangkat setiap setengah jam sekali. Agak lama kami menunggu di terminal bus tepat di depan ibukota negara mini ini. Perjalanan menuju Blue Grotto melalui banyak perbukitan serta perumahan penduduk. Bus tumpangan bahkan lewat jalan-jalan kecil di perkampungan, jalur searah yang hanya bisa dilalui satu mobil.

Blue Grotto berjarak hampir tiga perempat jam dari Valetta. Puas kami menikmati pemandangan selama perjalanan. Sekali seorang pemeriksa memeriksa tiket para penumpang bus.

Kami dan beberapa turis lain turun di Blue Grotto setelah Pak Sopir menunjukkan arah jalannya. Awalnya kami hanya tahu bahwa Blue Grotto adalah karang di tepi pantai. Ternyata pemandangan disini benar-benar indah. Laut biru nyaris tanpa ombak yang menghantam tebing karang tinggi. Seorang bapak menunjukkan tempat terbaik untuk berfoto. Hari itu tak ada boat keliling karang-karang indah disana. Kami perhatikan beberapa gua ada di antara karang-karang tinggi tersebut. Tur dengan boat biasanya melewati gua-gua tadi, kata si bapak. Waw, pasti suatu petualangan menyenangkan jika kami sempat naik boat untuk tur laut dekat karang.

Puas berfoto ria ini, kami melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya, Hagar Qiem, sebuah kompleks candi di pantai selatan Malta. Jarak dari Blue Grotto, menurut peta adalah sekitar satu kilo. Kami lewat trotoar dengan pemandangan laut di satu sis, serta lahan pertanian di lereng perbukitan di sisi lainnya. Trotoarnya bagus dan bersih. STiap beberapa ratus meter ada bangku-bangku untuk menikmati pemandangan laut. Beberapa orang duduk-duduk disana.

Jarak satu kilometer ini terasa jauh bagi kami. Udara terasa panas dan jalanan naik turun. Terbiasa dengan udara dingin Eropa, terkena sengatan matahari membuat tubuh gampang lelah. Apalagi lokasi candi Hagar Qiem ternyata masih berbelok ke arah kiri dan menanjak lagi. Seorang bapak tua menyapa kami di bagian depan kompleks. Menanyakan asal kami serta memberi permen untuk anak-anak. Dia bilang sudah bertemu turis dari lebih dari seratus negara berbeda. Tak lupa beliau memberi brosur informasi mengenai tempat-tempat wisata menarik lain di Malta.

Kompleks candi Hagar Qiem diberi pagar tinggi dan ditutup tudung kain raksasa. Bentuknya yang seperti daun tak bakal terlihat lagi dari udara. Penutup ini dimaksudkan untuk mencegah kompleks candi dari kerusakan. Kami menikmati dan memotret cagar budaya Unesco ini dari luar pagar. Tak ada waktu untuk menikmatinya dari dekat.

Beratus meter dari Hagar Qim ada sebuah candi lagi, Mnjara namanya. Letaknya sangat dekat dengan laut. Karena medannya naik turun, kami hanya melihat dari kejauhan saja.

Leave a Reply

%d bloggers like this: