Hah? Di Swiss ada lautan? Bukannya isinya danau-danau dan gak ada lautan di sekitar negara ini? Mungkin ini reaksi banyak orang ketika membaca judul di atas. Padahal judulnya adalah analogi yang Emak buat untuk menggambarkan Busingen, satu desa kecil milik Jerman. Uniknya, desa ini terletak di dalam negara Swiss, terpisah beberapa kilometer dari perbatasan Jerman. Istilah kerennya enklav. Berpenduduk hampir 1.400 jiwa, kata Wikipedia.
Dilihat dari kacamata turisme, Busingen tidak signifikan. Tak terkenal pula. Walau unik dan istimewa menurut Emak. Emak kenal tempat ini ketika membaca satu artikel tentang Most Traveled People (MTP). Kumpulan orang-orang pecinta traveling yang berlomba-lomba menjadi orang yang paling banyak mengunjungi setiap sudut dunia. Menurut MTP, Jerman dibagi menjadi 18 titik. Enam belas titik negara bagian. Ditambah dua titik : Pulau Helgoland di pantai utara dan Büsingen.
Swiss sendiri punya dua enklav, Busingen dan Campione d’Italia, desa milik Italia.
Kami kemari setelah menjenguk air terjun terbesar di Eropa, Rheinfall di Swiss. Penasaran akan penampakan desa kecil ini. Kebetulan, tak jauh pula dari Rheinfall. Sebelum masuk ke sana, kami lewat jalanan di dalam hutan. Jalanannya beraspal licin, bersih dan sepi. Hanya sekali kami berpapasan dengan kendaraan bermotor lain. Setelah hutan, hamparan tanah pertanian, tibalah kami di dusun Busingen. Plat nomornya ada 2 macam, pelat Busingan dan Konstanz, sebab Busingen ini masuk Kabupaten Konstanz di Jerman selatan.
Sepi dimana-mana. Tak terlihat orang beraktifitas di luar rumah. Kami berhenti di satu halte di sudut jalan. Mengabadikan tulisan Busingen lewat kamera. Satu keunikan lagi, walau mata uang resminya euro, orang Busingen lebih banyak berbelanja dengan franc Swiss. Logis.