Sebenarnya road trip kali ini gak tepat jika disebut sebagai camping trip. Wong porsi tidur si tempat kemping jauh lebih sedikit dibanding nginep di hostel atau apartemen. Harga penginapan di wilayah Balkan tergolong murah. Ndak jauh ama harga kemping. Makanya kami lebih pilih tidur di penginapan saja.
Sudah lama sekali kami tidak kemping. Bapak dan anak-anak terakhir kemping di Legoland Jerman. Sedangkan Emak terakhir kemping ke Belgia. Sehingga perjalanan kemping kali ini bikin excited sekaligus khawatir. Bisa apa nggak kami beradaptasi dengan ketidaknyamanan lagi?
Beberapa pengalaman camping trip keluarga pelancong bisa dibaca di artikel-artikel ini:
Kemping di Beberapa Negara Eropa
Ceria Bersama Keluarga di Legoland Jerman
Selama perjalanan, tiga kali kami mampir camping ground. Pertama di Camping Peca, Orasac, dekat Dubrovnik. Di kota Zadar, sebelum Dubrovnik, sejatinya kami mau kemping. Lhadalah camping ground tujuan udah tutup. Mau nyari yang lain sudah capek dan kemaleman. Jadinya tidur di apartemen saja.
Kedua di Camping Crvena Glavica di Montenegro. Saat itu kami agak kemalaman di jalanan. Nemu sebuah camping ground dekat kota Budva, kami langsung memutuskan masuk. Terakhir, kami kemping di kota Shkoder atau Shkodra di Albania. Ini camping ground paling mahal, sekaligus paling asyik selama trip ini. Di kota Struga, Makedonia, kami aslinya mau kemping di Camping Rino. Di tepi Danau Ohrid. Kok harga kemping ama sewa kamar cuma beda 5 euro, ya udah sewa kamar aja.
Informasi tentang berbagai camping ground kami dapatkan di dunia maya. Setelah melihat langsung ke tempat, banyak camping ground yang tak tercantum namanya di internet. Kebanyakan camping ground kecil dan dimiliki oleh privat. Camping ground di Kroasia kebanyakan sudah dikelola dengan baik. Fasilitas kamar mandi, toilet, lengkap. Lokasi kemping mudah sekali ditemukan. Biasanya sebelum sampai, banner iklan camping ground sudah mulai muncul di jalanan. Camping ground gede malah iklannya dah muncul puluhan km sebelumnya.
Resor-resor memiliki tempat kemping eksklusif yang sewanya gak kalah dengan hotel atau apartemen. Camping ground sepertinya berada di tempat strategis, seperti di tepi pantai. Sewa pitch camping per malam buat 4 orang bisa mencapai 60 euro sehari. Atau hampir sejuta rupiah. Itu pun bukan glamping. Melainkan kita bawa tenda sendiri.
Kemping di pesisir Lautan Adriatik di musim panas, membawa tantangan tersendiri. Panasnya lumayan. Tak jarang suhunya mencapai lebih dari 30°C. Di malam hari pun gak ada adem-ademnya. Kipas jadi kebutuhan utama. Suhu panas mengundang nyamuk. Dan tempat-tempat camping selalu punya pohon-pohon yang sering jadi sarang serangga penggigit manusia ini. Kita bisa siap-siap insect repellant. tapi kami pilih mengobati gatal dengan minyak gosok atau balsem.
Perlengkapan Kemping
Paling utama, tentu bawa tenda. Kami bawa tenda sederhana muat empat orang. Terdiri dari dua lapis, dan praktis masangnya. Paling butuh 15 menitan buat mendirikannya. Selain itu kami punya kasur angin swakembang atau self-inflating mat. Suka ada penawaran di supermarket kayak Aldi dan Netto. Tebalnya sekitar 5 cm, nyaman dipakai tidur. Alat seperti senter dan palu karet sebaiknya dibawa juga.
Kami bawa sleeping bag. Dan nyaris gak kepakai sebab cuaca panas tadi. Sebenernya bawa satu kasur angin lagi. Tapi gak pernah dipakai. Sebelum tenda dipasang, kami pasang alas tahan air. Dan di atas alas tenda, kami tambahin alas piknik.
Selain itu, kami membawa peralatan masak kemping. Berupa kompor gas, panci, penggorengan. Alat makan bawa yang plastik. Kecuali sendok dan garpu. Pisau dan serbet gak boleh lupa. Yang kelupaan malah bawa sutil kayu. Buat menyimpan makanan dan minuman kami bawa cool box. Ukurannya makan tempat di bagasi mobil. Tapi dia banyak membantu untuk mendinginkan air minum di cuaca panas. Trus bisa dicolkin di mobil mau pun colokan biasa.
Sebagai tambahan, kami membawa empat kursi khusus kemping. Yang paling imut aja, biar gak makan tempat di mobil. Meja gak bawa, bagasi gak muat.
Camping Peca, Orasac, Kroasia
Kota Dubrovnik di Kroasia merupakan kota turis ramai sekali. Harga penginapan di kota ini sungguh aduhai mihilnya. Berempat butuh lebih dari 100 euro per kamar/apartemen per hari. Mana mau Emak mengeluarkan bujet sebanyak itu. Niat dari awal, kami kemping di daerah ini. Ada beberapa tempat kemping di sekitar Dubrovnik Emak pantau lewat internet. Paling murah dan reviewnya bagus adalah camping ground Pod Maslinom, di Orasac, kira-kira 15 km sebelum Dubrovnik.
Sore-sore sampai di Pod Maslinom, mau masuk camping ground, seorang pemuda resepsionis mendekati mobil kami.
“Kalian udah reservasi?”
“Belum.”
“Kami punya sisa dua tempat dan semuanya udah di-booking orang.”
Olala.
“Kalau mau, kalian bisa balik 5 km. Ada camping ground bagus di Trsteno.”
Kok ya males mau balik lagi. Di deket situ ada camping ground lain, Camping Peca. Berada tepat di jalanan utama menuju Dubrovnik. Sekilas, penampakannya ndak meyakinkan. Sepi dan pepohonan zaitunnya rimbun. Coba tanya deh. Eh, kok harganya jauh lebih murah dibanding Pod Maslinom. Pod Maslinom kami mesti bayar sekitar 30 euro per malam. Di sini, 17 euro. Untuk dua dewasa, dua anak-anak, sebuah camping pitch, mobil, plus listrik. Ya wes bungkus aja, daripada kemaleman dan kelaperan di jalan.
Alhamdulillah tempat ini lebih bagus dari penilaian semula. Camping ground-nya ditumbuhi pohon zaitun yang terlihat sudah tua. Zaitunnya sedang berbuah. Mbak resepsionis ngantor di sebuah bilik kecil di bagian depan. Tapi sudah pakai komputer dan ada internet lumayan kenceng.
Fasilitasnya bagus, bersih. Mandi gratis. Air hangat ngucur terus. Internet lancar jaya. Dekat pitch pilihan kami, ada keran air. Gak perlu ke belakang buat ngambil air.
Tempat ini gak terlalu ramai. Malah enak, jadi gak perlu ngantri tempat mandi atau toilet. Yang kemping macem-macem. Ada yang bawa caravan gede. Ada biker motor gede, sepasang pesepeda muda. Di malam pertama, ada yang datang sekitar pukul dua dini hari lalu bak bik buk masang tenda.
Camping Crvena Glavica, Budva, Montenegro
Dari kota Cattaro atau Kotor, kami bergerak menuju selatan. Rencananya mau mampir Ulcinj sebentar, sebelum bertolak masuk Albania. Karena keluar Kotor dah kesorean, sampai Budva, hari sudah mulai gelap. Ya udah langsung nyari tempat kemping. Setelah Sveti Stefan, ada satu, dekat Galija Beach. Ada tempat kosong. Tarifnya 19 euro buat kami berempat, termasuk listrik.
Seperti Camping Peca, tempat ini juga berada di antara pepohonan zaitun. Bahkan lebih rimbun. Dan ia merupakan pintu masuk ke Galija Beach. Kabarnya merupakan salah satu pantai terindah di Budva. Makanya banyak mobil lalu lalang. Jalanannya berdebu dan bikin bising. Untung kami sampai sudah agak malam. Gak banyak kendaraan lewat.
Camping ground ini sebenernya bersih, akan tetapi fasilitasnya basic banget. Ada toilet jongkok dan duduk. Wastafelnya banyak yg pecah, dan beberapa kerannya gak berfungsi. Gak ada pemisahan fasilitas buat cewek dan cowok. Dan gak ada wifi. Tempat mandinya ada yang terbuka, ada yang cuma pakai tirai plastik tipis. Air hangat, gak ada. Untung cuaca lagi hot. Gak masalah mandi air dingin. Kebanyakan yang pakai tempat mandi adalah pengunjung pantai. Emak baru mandi ketika malam hari dan gak ada seorang pun di area kamar mandi.
Kalau cuma semalam, gapapa lah camping di sini. Sebagai penginapan darurat.
Camping Legjenda, Shkoder, Albania
Shkoder merupakan kota besar pertama, dekat perbatasan Montenegro – Albania. Inilah destinasi pertama keluarga pelancong di Albania. Di sini, kami juga niatkan kemping.
Iklan kemping Legjenda sudah kami lihat berkilo meter sebelum tujuan. Letaknya di dekat Danau Skadar. Sebuah danau luas di perbatasan dua negara di Balkan ini. Masuk ke dekat resepsionis, kami sempat ragu, apa jadi kemping di sini. Harganya lumayan, 21 euro per malam buat kami berempat. Harga segitu bisa dipakai untuk sewa apartemen yang lebih nyaman.
Namun, kami sampai di hari panas. Keluar mobil langsung keringetan. Dan, baru tahu kalau di camping ground ada kolam renangnya. Ya udah, di apartemen gak ada kolam renang. Anak-anak sudah pasti demen di sini.
Bener aja. Gak cuma anak-anak demen. Orang tuanya juga. Yang rencananya cuma semalam di Shkoder, nambah jadi dua malam. Porsi jalan-jalan di Shkodernya hanya setengah hari. Sisanya gegoleran di tenda, diselang-seling ama nyemplung di pool. Bahkan di tengah hari saat panas-panasnya mereka nyemplung terus berjemur kayak penghuni camping ground lainnya. Langsung deh kulit tambah eksotis, dan tambah manisss. hehehe
Camping ground Legjenda ini luas banget tempatnya. Tempat kempingnya dibagi dua. Satu lokasi luas khusus untuk mereka yang bawa camping car, caravan, sepeda motor. Serta tempat khusus di sebuah hutan kecil buat kempinger yang gak bawa kendaraan. Banyak juga traveler muda kemping di sana. Atau pesepeda onthel.
Lokasi mangkal kendaraan ada puluhan. Masing-masing pitch memiliki nomor. Serta dipisahkan oleh pohon-pohon apel yang sedang lebat berbuah. Apel ijo dan apel merah ijo. Kata Mbak penjaganya, apelnya boleh dipetik. Yippie. Bisa sarapan apel setiap hari. Trus kami juga mbekel beberapa.
Fasilitasnya juara. Ada kompleks khusus berupa toilet, kamar mandi, tempat nyuci, makan, serta dapur. Semuanya bersih dan terawat. Di suatu ruangan terbuka, tergantung tiga hammock. Jika mau tidur di situ diperbolehkan. Buat nyimpen makan tersedia dua kulkas kecil. Cocok banget buat bersantai dengan biaya terjangkau.
Pemilik camping ground Legjenda juga punya sebuah restoran besar di sebelahnya. Harga makanannya terjangkau banget. Kalau malas masak, kami pesen pizza di sana.
Oh ya, di wilayah Albania, camping ground baru sedikit. Adanya di tempat-tempat tertentu yang lumayan ramai turis. Di jalanan jarang. Tapi motel bertebaran di dekat pom bensin. Entah sewanya berapa. Di Kosovo juga demikian. Camping ground jarang banget.
Camping Rino, Struga, Makedonia
Di sini, kami gak jadi kemping. Sampai di sana, hari sudah gelap. Pas nanya di mas resepsionis, katanya dia juga punya kamar yang disewakan. Harganya cuma beda 5 euro. Kami pilih sewa kamar. Badan udah capek mau masang tenda. Lokasi kamarnya cuma seberangan ama camping ground.
Camping Rino ini tempatnya di Struga. Kota kecil di tepi Danau Ohrid di Makedonia. Tempatnya lumayan luas. Kempingernya lumayan ada beberapa belas mobil. Ia pas banget di tepi danau. Bisa langsung nyebur kalau mau. Fasilitasnya lengkap dan bersih. Ada sambungan internet. Tarif kemping semalam buat berempat 15 euro. Di area kemping ada restoran.
Rutinitas di Camping Ground
Selain masak dan istirahat, waktu di camping ground kami manfaatkan buat nyuci baju. Apalagi cuaca panas, bikin baju cepat kering. Meski dijemur di malam hari sekali pun. Kami menggunakan tali pengikat bagasi buat tali jemuran. Kalau ada internet, bisa disambi apdet status buat pamer. Kalau nggak, listriknya Emak gunakan untuk mindahin data dari kamera ke laptop.
***
Camping ground Balkan sangat bervariasi soal harga dan fasilitas. Jika punya waktu, sebelum memutuskan, kita bisa liat-liat dulu fasilitas dan harganya. Boleh kok nanya-nanya dulu. Dan bagi kami meski banyak gak nyamannya, kemping banyak sekali memberikan pengalaman berharga. Jadinya gak kapok pengen nenda lagi, entah di mana.
beda camping ground, beda fasilitas dan beda kesenangan. ada colokan listrik sampai wifi dan yang bikkn seneng itudekat pohn apel … tinggal nggeremes teko tendo langsung mawm apel. ahhhhhhh pingin ……
Anggapan berkemah di Indonesia bener-bener beda ya mbak. Kalau di (sebagian besar) kita, kemah ya karena gratis. Kalau di sana tentu peraturannya beda. Makanya hitung-hitungan mesti pas ya. Jika menginap di penginapan lebih murah, maka pilih itu aja. Kece juga nih.
@Emakmbolang: Iyooooo, kuwi paporit semuwah orang deh. Enak banget camping ground-e. Anakku smapai bercita2, mau ALbania lagi, trus kemping di situ. hehehe
@Cek Yan: betul, tempat2 kemah di sini sudah dikelola dengan baik. Jadi tempat nginep alternatif. Dan yang nginep di camping ground kebanyakan bawa caravan dan camping car. Kalau di Eropa, harga kendaraan seperti itu ndak murah. Barunya bisa dapat apartemen atau bahkan setara harga rumah. Mereka nginep di camping ground karena caravan ndak bisa parkir sembarangan.