Alhamdulillah wa syukurillah. Perjalanan menulis Emak di blog ini akan memasuki tahun keempatnya. Dengan hampir 400 artikel. Satu karir menulis pendek bagi orang lain. Namun bagi Emak, bisa terus lanjut menulis seperti ini adalah kebahagiaan.
Melakukan apa saja, termasuk menulis ini ada satu yang paling susah. Sebuah keadaaan bernama ‘istiqomah’. Berkali-kali godaan selalu datang, agar tak istiqomah. Godaan malas, tak ada nafsu menulis, internet, menyerang silih berganti. Yang dulu target satu hari satu tulisan. Kini seminggu sekali sudah bagus.
Emak mulai serius belajar menulis jauh lebih lama dari usia blog ini. Blog pertama Emak ada di Multiply. Aplikasi gampang dan ramah bagi orang yang tak paham utak-atik html seperti Emak. Tinggal tulis, langsung terbit. Apalagi jika kawan bertambah banyak, dan komentar makin panjang. Ria sekali ada yang membaca tulisan kita.
Ingin belajar lebih banyak lagi, Emak ikut kursus di salah satu sekolah penulisan online. Salah satu dari empat atau lima pengikut kursus. Kursus singkat tersebut membawa hasil menggembirakan. Emak ditawarin menulis kolom di satu koran ekonomi setiap minggu. Sembari menjadi penerjemah juga bagi berita-berita luar negeri. Berbulan-bulan berkutat dengan dunia penulisan dan penerjemahan. Alhamdulillah, banyak sekali pengalaman dan pelajaran Emak peroleh. Sampai koran tersebut kolaps. Gaji pekerja tak dibayar di bulan terakhir.
Emak terus menulis. Kali ini menuliskan kisah perjalanan kami sekeluarga. Mengirimkannya ke beberapa media massa, baik koran maupun majalah. Alhamdulillah mendapatkan tanggapan positif. Walau secara kuantitas jauh menurun, kepuasan batin tetap didapat.
Tahun 2006, menjelang Piala Dunia di Jerman, Emak menawarkan beberapa tulisan bertema sepak bola di satu media massa. Artikel populer dibumbui dengan data dan fakta. Disukai oleh pimpinan redaksi koran, Emak dipercaya menjadi salah satu kontributor selama Piala Dunia 2012. Yang artinya setor satu artikel selama sebulan penuh. Melelahkan, tentu saja. Menyenangkan, itu pasti. Pengalaman baru, tak diragukan lagi.
Hubungan dengan media massa dan menjadi penulis lepas di tanah air tak selamanya indah. Cobaan berdatangan. Hak cipta tak dihargai. Karya Emak masuk jaringan suatu surat kabar. Yang artinya bebas diterbitkan oleh media massa lain dalam jaringan. Tanpa pemberitahuan apalagi kompensasi. Saat Emak mempertanyakan, jawabannya cuma : maaf, yaaaa… Belum lagi ada masalah honor yang susah sekali ditagih di beberapa media massa.
Emak menulis karena hobi, bukan uang. Akan tetapi minimnya penghargaan media massa terhadap penulis serta pelanggaran hak cipta mengerem keinginan untuk eksis menulis di sana.
Emak menolak untuk berhenti menulis. Sebagai gantinya, Emak ikut menyumbang tulisan di beberapa proyek antologi. Salah satunya alhamdulillah sempat jadi produk bestseller. Di blog MP pun tetap eksis menuliskan kisah perjalanan.
Pertengahan tahun 2009, atas saran seorang kawan, Emak membuat blog berbayar di wordpress. Kesannya jadi lebih profesional. Biaya domain dan hosting tak terlalu mahal. Berusaha fokus, isinya nyaris semuanya tentang jalan-jalan. Disinilah karya-karya Emak terbit lumayan teratur. Walau ada kalanya susah melawan rasa malas, selama tiga tahun, hanya ada dua bulan di mana Emak tak setor tulisan. Blog ini menjadi ajang penyaluran dua hobi utama Emak selain menjadi ibu rumah tangga : jalan-jalan dan menulis. Walau isinya santai, Emak punya standar sendiri untuk menulis isi blog.
Bagi yang sering mampir ke blog keluarga pelancong (emang ada, ya? ge-er banget nih Emak), mungkin memperhatikan ada hal baru beberpa bulan terakhir. Ada halaman baru bernama ‘media’. Berisi tulisan Emak yang dimuat di media massa.
Saat bertapa dari dunia gelemerlap media massa, ada satu dua teman lama di media menghubungi. Menawari Emak menulis lagi. Hati belum tergerak. Namun sejak akhir tahun lalu rasa sudah kangen lagi menulis sesuatu yang lebih serius untuk dikirim ke media massa tanah air membuncah. Sekalian sebagai ajang mengukur kemampuan diri. Apakah tulisan Emak masih dianggap layak oleh para editor untuk menghiasi halaman-halamannya? Ini baru terealisasi akhir Januari 2012. Dan sejak bergabung di IIDN, kumpulan ibu-ibu pehobi dan pandai menulis, semangat Emak membara kembali. Beberapa tulisan di blog Emak tuliskan kembali dengan aksesoris baru. Kisah-kisah petualangan keluarga pelancong yang belum sempat ditulis, berubah jadi naskah utuh. Penjajakan koran, majalah yang mau dikirimi tulisan perjalanan dimulai kembali. Banyak info Emak dapatkan dari ibu-ibu lain di IIDN, selain tetap rajin mencari informasi sendiri di google.
Bulan April, segala usaha mulai menampakkan hasil. Lima artikel tampil di beberapa media. Target dimuat satu artikel sebulan hingga akhir tahun, insyaallah tercapai. Tinggal memotivasi diri sendiri untuk selalu belajar istiqomah, menjalin hubungan baik dengan media yang sudah memuat tulisan Emak, serta terus melakukan penjajakan ke media lainnya.
Pertapaan bertahun-tahun dari media massa di tanah air tak menimbulkan penyesalan di hati Emak. Untaian kata-kata di buku Paul Theroux berjudul the Old Patagonian Express, ‘Read a lot, write a lot. Don’t rush into print!’ selalu diacunya. Sebab Emak percaya, semua pasti ada hikmahnya. Semua akan indah pada waktunya.
Like this:
Like Loading...
Related
Selamat ulang tahun keluarga pelancong…semoga tambah meriah isinya dan tambah banyak penggemarnya..
buat emak.. terus semangat melahirkan karya2 baru yaa ! amiiin.
Selamat ya, Emak. Semoga tetap istiqamah dengan tulisan-tulisannya 🙂
Terima kasih buat Lia dan Chitra, teman2 melancong Keluarga Pelancong…:)
Assalamualaykum, emak sholehat….
Insya Allah sudah beramal jariyah, tulisan mbak Ira merupakan aktivitas ibadah… :-*
barokalloh… Semoga menjadi penduduk surga… Aamiin… Slm syg, salam ukhuwah dari Krakow…
-riry-
Waalaikum salam,
amin… terima kasih doanya, semoga Allah mengijabahi. Doa yang sama Emak panjatkan buat Riry sekeluarga.
Wassalamualaikum,
ira