Kala itu, karena harga tiket pesawat terlalu mahal buat kami di musim panas, kami pilih mudik di musim dingin. Di liburan natal dan tahun baru, akhir Desember hingga awal Januari. Waktunya hanya dua minggu saja. Seminggu kami habiskan di rumah orang tua. Lima hari sisanya mau kami manfaatkan untuk mengunjungi salah satu provinsi di tanah air.
(more…)
Ukraine mereformasi aturan visa bagi warga negara banyak negara untuk masuk ke negeri tersebut. Warga negara Indonesia termasuk yang mendapatkan kemudahan tersebut.
Sudah lama Emak mengikuti perkembangan urusan visa masuk bagi warga negara Indonesia ke negara lain. Berita kemudahan seperti ini, membangkitkan rasa bahagia luar biasa. Ukraine tidak terlalu jauh dari Jerman, jika dikunjungi dengan pesawat terbang. Promosi tiket murah ke Kiev atau Lviv beberapa kali nongol dalam radar Emak.
(more…)
Menyadari pasaran barang branded semakin luas, maka semakin banyak outlet-outlet yang menjualnya di Eropa. Dahulu mah kalau mau beli barang branded ke toko-toko tertentu dan kudu ke kota besar. Sekarang bisa ke outlet-outlet khusus yang terdapat di kota-kota tertentu di Eropa. Cocok buat mereka yang hobi belanja barang mahal.
(more…)
Ketika mencari info tentang kota Skopje di Makedonia, Emak ingat pernah membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa pemerintah Skopje lebih pintar membangun patung dibandingkan membangunan fasilitas umum lainnya buat warganya. Emak hanya tertawa dalam hati. Emang seberapa banyak sih patung di sana. Nyatanya, bener juga warganya. Di pusat kota buanyakkkk sekali patung berbagai ukuran menghiasi.
Hampir seharian kami berada di dalam kota Skopje emang ngeliat patung, patung, dan patung lagi. Mulai sebuah taman penuh patung, main square berisi patung seorang terkenal kelahiran Makedonia, hingga jembatan penuh patung berderet-deret.
(more…)
Skopje, ibukota Makedonia Utara, berjarak kira-kira sejam perjalanan mobil dari Tetovo, tempat kami meyaksikan dari dekat keelokan Sarena Dzamija. Hari sudah sore, saat kami berangkat dari Tetovo. Sampai di Skopje pasti sudah gelap.
Dua malam di Skopje, kami pesan apartemen lewat salah satu langganan kami pesan penginapan. Nyari alamatnya agak membingungkan. Sebab kami berbekal navigasi di hape. Setelah menggunakan GPS (gaul penduduk sekitar), ketemulah apartemen tujuan. Tapi, gak tau gimana masuknya. Gak ada petunjuk di bukti booking. Emak kirim sms ke nomor telefon yang tertera. Tak lama, pemilik apartemen datang, memberikan kunci dan menujukkan kamar. Gotong-gotong koper ke lantai 4 malam-malam. Assoy.
(more…)
Selama road trip di Balkan musim panas lalu itu, kami sempat merubah rencana beberapa kali. Sempat kami ingin menjelajah Albania dari utara ke selatan. Dari Durres, lanjut ke Vlora, Saranda dan Gjirokastra. Lalu keluar Albania menuju Yunani. Sebab kami masih ragu-ragu apa bisa masuk Makedonia. Rencana pun beralih. Kami coba-coba saja masuk ke Makedonia ke arah Ohrid. Jika gak berhasil masuk, tinggal balik lagi Albania.
Keluarga pelancong sebenarnya sempat mampir ke Durres, sebelum melanjutkan perjalanan ke Berat di tengah Albania. Durres adalah sebuah kota pantai di tepi Lautan Adriatik. Ramai oleh para turis di musim panas. Akan tetapi, kami masih mendapatkan apartemen yang harganya miring, meski kami pesannya mendadak. Emak tidak ikut ke pantai Durres. Cuma Bapak dan anak-an...
Kami sengaja memilih penginapan tak jauh dari pusat kota. Agar gak perlu bawa kendaraan ke pusat kota. Lalu lintas di Tirana agak-agak horor. Pengendaranya suka seenaknya. Pindah-pindah jalur atau belok tanpa menyalakan lampu sen. Dan dua hari di kota ini, kami pulang pergi jalan kaki. Walau jarak dari penginapan ke kota juga gak dekat-dekat amat. Sekitar 20 menit perjalanan kaki. Lumayan olah raga kaki. (more…)
Shkoder adalah kota besar pertama yang keluarga pelancong singgahi di Albania. Ia terletak di ujung utara, dekat dengan perbatasan Albania dengan Montenegro. Selama dua hari dua malam di sini, kami malah lebih banyak menghabiskan waktu di camping ground. Sebab anak-anak maunya berenang dan berenang terus. Sepertiga hari kami habiskan untuk mengunjungi supermarket, dan masjid setempat. Keesokan harinya, sebelum lanjut ke Tirana, kami mampir di sebuah jembatan kuno peninggalan zaman Turki Usmani dan sebuah workshop topeng Venezia.
Shkoder kotanya tidak terlalu luas. Penduduknya ramai pas di tengah kota saja. Lalu lintasnya juga. Agak minggir dikir, sudah sepi. Tetap aja kudu ati-ati saat membawa kendaraan sendiri. Kadang ada yang tiba-tiba menyebebrang sembarang, atau ganti jalan gak paka...
Road trip Keluarga Pelancong di musim panas tahun 2017 termasuk spontan dan tidak banyak perencanaan. Rute keasar memang telah kami tentukan sebelumnya. Akan tetapi, saat dijalani, beberapa berubah. Kami juga tidak terlalu memikirkan, bakal tidur dimana, mau makan apa, dll. Ya kita lihat saja nanti. Alhamdulillah, meski demikian, trip ini Emak nilai sukses. Bahkan ketika high season, liburan musim panas, mencari penginapan mendadak tidak terlalu masalah. Kalau gak ada apartemen, bisa camping ground. Kalau nggak, ya masih ada hostel dan hostel. Pilihan banyak sekali. Pernah juga kami numpang tidur di pom bensin. Parkir mobil beberapa jam di malam hari, trus tidur di dalam mobil. Nggak nyaman memang, tapi setidaknya kami bisa tidur beberapa saat.
Selama berada di Albania, kami menginap di...
Emak baru mencicipi minyak dan buah zaitun setelah tinggal di Jerman. Dulunya kirain buah zaitun itu kayak buah apel gitu. Yang rasanya manis dan gede ukuran buahnya. Baru ngeliat buah zaitun yang udah diacar di toko Turki mau pun supermarket-supermarket Jerman. Acar zaitun dijual dalam kemasan plastik, gelas, maupun kaleng. Jenis dan warnanya bermacam-macam. Ada yang merah, pink, hijau, coklat, hitam. Ukurannya pun berbeda-beda. Akan tetapi, awal-awal belum tertarik untuk mencicipi. Sampai kemudian diundang makan di rumah teman yang berasal dari Turki. Pas ngincip, hmmmm, pahit-pahit asem asin. Nano-nano. Kesimpulan Emak, zaitun itu gak enak. (more…)