Kami hampir-hampir tidak makan di luar selama berada di Banyuwangi. Makan pagi dan siang di resto Hotel Watu Dodol. Penginapan tempat Emak dan kawan-kawan menginap. Saat trip, makan sudah termasuk fasilitas yang kami dapatkan dalam tur.
Menginap dua hari dua malam di Resor Watu Dodol di Banyuwangi, makan pagi sudah masuk dalam rate hotel. Karena lokasi hotel berada di pingiran kota Banyuwangi (di tepi jalan utama antara Banyuwangi dan Situbondo), dan kami semua tidak mau repot pergi ke pusat kota untuk mencari makan malam, maka makan malam pun kami lakukan di resto hotel.
Ruangan restoran Watu Dodol sangat luas. Atapnya tinggi. Di luar terdapat musala. Ada bagian terbuka langsung menghadap ke arah taman dan laut lepas. Kalau sedang angin kencang, kami tidak mau duduk-duduk di area ini. Pilih ke tempat tertutup kaca. Masih bisa kami memandang lautan.
Makan malam hari pertama sangat istimewa. Ada manajer hotel. Sehingga kami bisa berkonsultasi tentang menu istimewa dan jadi andalan di rumah makan ini. Oh ya, menurut beliau, sebelum hotel dibangun, resto ini sudah berdiri lebih dahulu. Sekitar tahun 1990-an.
Menu Makan Malam
Dua hari berturut-turut makan malam di sana, ada setidaknya beberapa menu andalan Resto Watu Dodol Kami cicipi. Biar bisa saling mencicipi, kami biasanya memesan masing-amsing menu yang berlainan. Manajer hotel merekomendasikan menu spesial tersebut pada kami. Antara lain: Sup Tom Yam, nasi campur, gurami goreng, serta tahu petis.
Sup Tom Yam, gurami goreng, dan nasi campur kami makan di malam kedatangan. Sedangkan tahu petis kami cicipi di malam kedua. Sebab di hari pertama, hidangan tersebut sudah habis. Daaannn, semuanya memang spesial dan lezat. Bapak manajer tidak salah merekomendasikannya.
Makan malam pertama kami mulai dengan sup Tom Yam. iya datang dalam porsi besar. Dalam sebuah wadah mangkuk jumbo. Sebab memang untuk jatah berlima. Masing-masing mendapatkan mangkuk makan kecil dan sendok. Rasa sup tom yamnya tidak sepedas, seasam sup tom yam yang pernah kami makan di resto Thai atau ketika kami berada di Kuala Lumpur. Di dalamnya terdapat tahu jepang, udang, potongan kepiting, potongan ikan kakap, jamur, tomat dan cabe rawit.
Sepiring nasi campur ala Resto Watu Dodol datang dengan tampilan cantik bin nyeni. Seperti tumpeng mini berbahan nasi putih. Anke lauk pauk lengkap mengelilingi sang tumpeng mini. Buat Emak, porsinya lumayan besar. Cukup buat dikembul berdua. Ubo rampe atau teman makan nasinya berupa: tempe goreng, sate ayam, orak-arik ayam pedas, oseng-oseng, serta pecel lengkap dengan rempeyek. Sambal pecelnya agak pedas buat Emak. Benar-benar sajian nasi campur lengkap.
Kepiting goreng ala Thai-nya lain lagi. Entah bagaimana chef Watu Dodol membentuknya. Itu ikan difilet dagingnya trus dilipat. Entah bagaimana cara menggorengnya. Hingga bentuknya sedemikian rupa. Ini pun sedap rasanya. Kami juga pesan cah brokoli biar gak cuma makan karbohidrat dan protein saja. hehehe.
Minumnya spesial. Kecuali Emak, semuanya pilih es teler. Penyajiannya cantik. Es batu serutnya menggunung. Emak minum es jeruk anget, biar tenggorokan tidak protes.
Keesokan harinya, waktunya mencoba makanan spesial Resto Watu Dodol lainnya, tahu petis. Waktu makan di trip siang harinya, Emak rasakan tahu gorengnya pun enak. Waktu konfirmasi ke teman asal Banyuwangi, katanya tahu Banyuwangi emang enak rasanya. Ada yang beda dibanding tahu putih biasa.
Kami semua langsung pesan dua porsi tahu petis. Setumpuk tahu goreng datang dengan bumbu petis. Beda dengan bumbu petis yang Emak kenal. Yang biasanya petis dengan cabenya sudah campur jadi satu. Satu ini bumbu petisnya tidak pedas. Gurih sedikit manis. Kalau meu pedas tinggal ngletus cabe yang telah tersedia. Karena masih sisa, tahunya kami bungkus. Ndilalah dimakan keesokan paginya masih enak. Saat itu, Tari memesan bihun goreng ala Singapura. Enakkk. Emak suka. *apa seh yang Emak gak suka. prasaan mulai tadi bilang enak* hihihi
Soal harga makanan di resto ini, dengan pelayanan dan penyajian yang diberikan, menurut Emak harganya relatif murah. Apalagi porsinya mengenyangkan. Emak perhatikan, lumayan banyak warga asing makan di sini. Tak hanya tamu hotel. Namun juga mereka yang tidak menginap di hotelnya.
Menu Makan Pagi
Menu makan pagi sudah termasuk rate hotel. Akan tetapi pilihannya tidak banyak. Ada telur orak airk dan roti bakar, nasi pecel, nasi rawon dan soto ayam. Tak ada nasi goreng seperti menu sarapan hotel kebanyakan. Atau mungkin ada, tapi kudu bayar sendiri. Entahlah. Waktu itu kami tidak bertanya.
Sarapan pertama, Emak njajal rawon. Setiap kali mudik, Emak hampir selalu makan masakan satu ini. Masakan khas Jawa Timur favorit Emak. Sayangnya kok rawonnya hari itu agak keasinan. Pas Mbak Rien makan keesokan harinya, rasanya tidak seasin sebelumnya. Hari kedua Emak pilih soto ayam saja. Untuk makanan berkuah seperti soto dan rawon, nasi dan kuahnya ditempatkan terpisah. Kedua masakan tersebut menurut pendapat Emak rasanya standar lah. Cukup enak buat pengganjal perut di pagi hari.
***
Resto Watu Dodol
Alamat: JL. Raya Situbondo Km. 14, Watu Dodol
Sup Tom Yum nya enak. Juara. Kalo mau makan banyak dan komplit nasi campurnya cocok. Es campurnya mungkin cocok diminum siang atau sore hari ya. Pas duduk-duduk. Kalo malem dingin, jadinya kurang nendang padahal esnya enak lho. Ini salah satu es favoritku selain es kacang merah 😀
Yang tak terlupa tahu petisnya. Khas banget.
@Mbak Rien: enak ya, Mbak. Kita gak perlu keluar hotel lagi. Tinggal makan di sini saja.
Sambal pecel emang enak, apalagi yang asli Blitar Mbak, kacangnya gurih n pedesss.
Moga2 nanti ada rezeki bisa main ke Banyuwangi n nyicipin makanan di resto watu dodol.
Aku tiap mudik pasti memasukkan nasi campur ke dalam daftar makanan yang harus dicari.. Nasi campur Jowo itu enak, khas, dan rata-rata murah meriah.. dan ngeliat penampakan nasi campur di postingan mbak Ira ini sukses bikin ngiler…
Ngomong-ngomong soal bumbu pecel, aku suka bumbu pecel yang agak pedes, luwih leko…
Kapan-kapan kalau ke Banyuwangi mampir ah …
alee
@Mas Ihwan: yup. menurutku selain Blitar, yang sambal pecelnya enak juga tuh dari madiun.
@Mbak Dee An: pasti itu, Mbak. Kurang seru kalau gak ada pedesnya. hehe
@Kang Alee: Silakan mampir…
Aku masih terkenang tahu petisnyaa. Apalagi kalau makannya sama kaliaaaan 🙂 *ketjup atu2*
Menu tak terlupakan disini adalah Tahu petis dan Sup Tom Yum. Kayaknya semangkok yang besar itu “harus” nya buat diriku saja, hehehe
@Tarie: iyaa…. enak banget. Karena teman makannya kece2 juga, sih..
@Zulfa: hihihihi… yoi enak, yo… Gak usah maem sego wes. Cukup tom yum plus tahu petis wae wes wareg poll…
lauk nasi campurnya rame mbak, klo aku udah nambah nasi pasti 😀
@Cek Yan: Kalau buat kami, nasinya bisa dimakan berdua, Mas… Biar bisa makan yang lain, maksudnya.. hehe.
Wah sambal pecel yang pedes banget sangat aku sukaiii… *lalalala *pengen*
@Zahra: aku suka yang pedesnya sedeng aja. perut suka sensi sekarang..
wah jadi pengennn deh