Cologne atau Köln letaknya hanya 30 menitan berkereta api dari tempat tinggal kami sekarang, Düren. Meski terbilang dekat, selama tinggal di Düren, belum pernah kami menjelajahi Cologne lagi. Malah ketika masih tinggal di Bremerhaven dulu kami telah sekali berkeliling salah satu kota metropolitan di Jerman ini.
Sejarah Cologne berlangsung lebih dari dua ribu tahun. Namanya berasal dari pemukiman bangsa Romawi Colonia Claudia Ara Agrippinensium. Dome (gereja raksasa) termasyur mulai dibangun 1248 masehi, yang setelah berkali renovasi dan pengembangan mencapai ukurannya sekarang. Selain berfungsi sebagai kota seni-budaya, Köln juga kemudian berkembang menjadi pusat informasi dan komunikasi. Dua ratus percetakan besar, enam puluhan penerbit, markas stasiun televisi besar seperti Deutsche Welle, RTL, Deutschlandfunk, WDR, VOX dan VIVA, serta tujuh puluhan pusat surat kabar dan majalah. Tak ketinggalan, parfum bernama wewangian Eau de Cologne tetap eksis sejak tahun 1709 hingga kini.
Ketika keliling kota itu, tak banyak daerah kami lalui. Hanya berfoto-foto sekitar Dome, balai kota, kota tua dan jembatan cantik penghubung kedua sisi Sungai Rhein. Juga mengunjungi museum bertema jaman Nationalsozialismus bernama NS-Dokumentationszentrum. Padahal selain itu, masih beberapa obyek wisata cantik di Köln.
Sebagai lambang luar biasa kota Cologne, tak jauh dari tepi Sungai Rhein berdiri Dome (St. Peter dan Marien), adikarya Gothik tinggi dan merupakan salah satu katedral terbesar di Eropa. Letaknya sangat strategis. Persis di sebelah stasiun utama Cologne.
Tak heran bila gereja raksasa ini menjadi pusat magnet bagi para wisatawan. Di musim panas, daerah sekitar Dome hiruk pikuk. Ribuan pelancong mancanegara suka nongkrong di sini. Musisi dan seniman jalanan, para pengemis dan pencopet menambah ramai suasana saja. Waspada dan hati-hati lebih baik. Apalagi kalau sedang ada demónstrasi, pameran, karnaval atau sepak bola. Wuah. Bisa-bisa penuh sesak. Botol-botol minuman keras akan berbaur dengan sampah-sampah lainnya. Plus bau orang kencing sembarangan. Tapi ini tak setiap saat. Hanya pada waktu-waktu tertentu saja.
Jika mengikuti jalan ke sebelah kiri bagian belakang Dome, maka kita akan sampai di balai kota cantik. Gedung ini telah dibangun di abad pertengahan, yakni antara 1135 dan 1152 masehi. Di dalamnya terdapat lebih dari seratus patung. Dengan menara indah bergaya gotik berbentuk segi empat, bangunan ini sangat layak dijadikan latar belakang foto.
Pusat belanja dan makan-makan juga tak jauh dari Dome. Ada Hard Rock Cafe-nya juga. Penggemar museum bisa memilih dari banyak yang tersedia. Seperti Museum Ludwig (seni abad 20), Wallraf-Richartz-Museum & Fondation Corboud (lukisan, patung dan grafika dari abad pertengahan hingga impressionismus). Römisch-Germanisches Museum (pameran arkeologi masa lampau hingga jaman pertengahan), Museum Coklat, dan masih banyak lagi.
Pengunjung yang datang di bulan Februari, bisa menikmati suasana karnaval di kota ini. Disinilah diselenggarakan salah satu karnaval terbesar di Jerman. Yang mampu menarik hingga sejuta pirsawan setiap tahunnya. Di waktu-waktu lain opera atau pertunjukan-pertunjukan spektakuler seringkali diadakan di sini. Pokoknya, banyak sekali alasan untuk mengunjungi Cologne.
pertamax gan……… wah, salut oii da perrnah ke Jerman 🙂 kapan2 liput yang tentang Indonesia ya..
wah asyik nih jalan-jalannya
@Erikson: insyaallah pengen juga cerita tentang Indonesia suatu saat…
@m2k trims, ya…
Apakah di Jerman banyak juga masjid mbak Ira? 🙄
Besok lagi, komengnya di my post dunk 😆 ^O^
Ya, saya ada alasan ke sana *wink*
alhamdulillah banyak. mesjid2 besar pun sudah mulai dibangun disini….
hhahahahahhahahahha…. yen nang Düren, ora ono alasan, yo? sampek ketemu riyoyo insyaallah, yo….
[…] selalu kami dapat menemukan peta wisata gratis di kota tujuan. Di Cologne, peta wisata dijual di kantor informasi wisata dengan harga murah. kadang malah ada satu kota tak […]
[…] jaman itu daerah ini menjadi stasiun pemberhentian warga Romawi antara Boulogne-sur-Mer dan Köln (Cologne). Kota ini sempat dikuasai bergenerasi bangsawan berbeda, sebelum 97 persen hancur oleh bom di […]
[…] menginap di rumah seorang teman di Koeln, baru melanjutkan perjalanan dengan tiket akhir pekan hingga perbatasan. Disambung dengan tiket […]
[…] Cologne, negara bagian Nordrhein-Westfalen yang terkenal dengan Dome (Gereja Raksasanya), pusat keramaian […]
[…] lagi maskapai penerbangan murah Jerman dengan pelayanan memuaskan, Germanwings. Berbasis di bandara Koln alias Cologne, dekat dengan tempat tinggal kami sekarang. Hanya sekitar 40 kilometer […]
[…] tak menjelajahi kota Cologne atau Koln, hanya mampir aja di stasiunnya, kami menyempatkan diri jalan-jalan di hari libur Idhul […]
[…] Selain Cologne, Aachen adalah kota besar terdekat dengan kota tempat tinggal kami sekarang Düren. Berjarak sekitar 30 kilometer, Aachen bisa kami tempuh kurang dari setengah jam jika berkereta api. […]
[…] hari bus beranjak dari Hamburg. Sekali pindah bus di Köln. Bus yang kami tumpangi cukup nyaman, dan dilengkapi dengan toilet di dalamnya. Kami juga bisa […]
[…] aliran sungai antara Mainz dan Köln, melewati kota-kota kuno, perkebunan anggur, benteng-benteng masa silam, istana-istana petinggi […]
[…] sana. Stephansdom sendiri adalah gereja raksasa yang bentuknya mirip kerabatnya, Dome zu Köln di Cologne, Jerman. Kami hanya melihat-melihat suasana sebentar, lalu memutuskan berburu cinderamata saja di […]
wah beruntung sekali…
[…] lima juta pengunjung per ahir tahun, pasar natal kota Cologne menjadi pemegang rekor di Jerman. Digelar di sekitar Dom, dia menggawangi 160 kios penjual berbagai […]
[…] berikutnya, sebuah kota kecil bernama Duren. Terletak diantara dua kota besar kesohor Aachen dan Koeln (Cologne), kota ini menjadi tempat tinggal kami. Entah untuk berapa lama […]
[…] seperti Cologne, Düsseldorf adalah kota ditepi Sungai Rhein. Selain dikenal sebagai pusat salah satu perusahaan […]
[…] Cologne Kota ini terkenal akan gereja tua raksasanya. Letak gereja (Dome) tersebut persis di sebelah stasiun utama. […]
[…] istimewa inilah karnaval-karnaval terbesar di seantero Jerman (Parade Rosenmontag) diselenggarakan. Cologne, Dusseldorf, Mainz, Aachen, dan masih banyak […]