Dayung di Hariksee

harikseeBulan Mei tahun ini cuaca sering berganti. Kadang hangat beberapa hari. Lalu hujan berhari-hari. Kami sekeluarga merencanakan berkemah. Akan tetapi harus batal sebab cuaca tak terduga ini. Pasti tak nyaman kemah saat hujan dan dingin. Mending tidur di rumah saja. Untuk mengobati kekecewaan, Bapak mengajak anak-anak berkemah di kebun belakang rumah. Emak memilih tidur di atas kasur empuk. Berkemah semalam, mereka kedinginan. Padahal sudah memakai selimut berlapis.

Cuaca belum benar-benar enak untuk melakukan kegiatan luar ruangan. Namun kami mulai gatal beraktivitas. Di satu akhir Minggu bulan Mei, cuaca tak sepenuhnya hangat. Masih mendung, tapi diperkirakan tak hujan. Keluarga pelancong dan beberapa teman menyusun rencana untuk mendayung. Kami mencari berbagai informasi. Inginnya tak jauh-jauh dari rumah. Sehingga tak perlu menginap.

Ternyata di negara bagian Nordrhein-Westfalen ada beberapa tempat untuk main kano, kayak, maupun rafting. Salah satu yang menarik adalah Hariksee. Danau alam tak terlalu luas di Schwalmtal. Ada persewaan kano juga.

Dalam perjalanan kami sempat mampir stadion Borussia Mönchengladbach. Hari itu suasananya ramai. Ada pertandiangan hari terakhir Bundesliga antara Mönchengladbach dengan Bayern München. Sampai mau masuk supermarket dekat stadion saja akami ditanyai petugas parkir mau apa.

Sampai Hariksee sudah nyaris tengah hari. Mendung dan dingin. Kami bingung dimana letak persewaan kanu. Ada dua tempat, kata orang yang sedang berjalan-jalan di tepian. Kami bagi tugas. Emak dan Bapak ke satu tempat di ujung danau, teman yang lain ke persewaan satu lagi. Ternyata di persewaan satu lagi cuma ada satu kano. Sementara kami bertujuh.

Bapak dan Emak terus berjalan mencari persewaan kano yang terliaht dari tempat kami parkir. Ternyata pas dijalanin, jauh juga. Setengah jam berjalan, baru ketemu. untungnya di sana ada dua kano besar. Cukup buat kami semua. Berjalan setengah keliling danau, kami putuskan berjalan setengah keliling berikutnya. Jadi total hampir sejam kami berjalan cepat memutari danau. “pemanasan kaki,” kata Bapak.

Kami naik mobil ke dekat tempat persewaan kano tersebut. Dekat persewaan ada kafe besar dan lumayan ramai. Cuaca membaik. Menghangat, awan-awan minggir. Kami sekeluarga langsung naik kano paling besar. Disewa sejam saja. Dayungnya terbuat dari aluminium. Ringan tapi mantap buat mendayung.

Seperti biasa, Emak duduk paling depan. Anak-anak di tengah. Bapak paling belakang sebagai pengemudi. Beliau memberi aba-aba kami mesti mendayung di kanan atau kiri. pas mau ngemil di atas danau, eh baru sadar kalau bekal makanan ketinggalan di kantor persewaan. Ya sudahlah kami habiskan waktu untuk menikmati pemandangan di sekitar.

Hariksee dikelilingi pepehonan rimbun dan rindang. Adem dan asri. Banyak sekali rumah dan villa berdiri di sisinya. Kebanyakan punya perahu atau kano sendiri. Baru kali ini Emak melihat garasi khusus kano. Sebagian punya anjungan kayu dan tangga renang. Kalau cuaca memungkinkan keluar rumah langsung nyebur ke danau. Amboi, asyik nian, pikir Emak.

Sejam sudah cukup untuk keliling danau kecil ini. Itupun tidak ngoyo mendayungnya. Sesekali kami berhenti untuk memotret atau mengamati vila-vila cantik. Atau lewat pulau-pulau mini di tengah danau. Sejam yang penuh kesan.

One Comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: