Tujuan kami ke Amsterdam, dipicu oleh iklan Perkemahan Zeeburg. Bumi perkemahan dikelilingi air ini memiliki persewaan kayak dan kano. Harganya masih terjangkau. Sesekali menjajal petualangan beda, akan membagus CV kami sebagai pelancong. Lagi pula, Adik belum pernah ke Amsterdam. Bertambahlah alasan untuk datang kemari.
Tanpa mempertimbangkan cuaca, pergilah kami menuju Amsterdam. Hujan menyapa sejak kami berangkat di satu hari Jumat di bulan Juni. Hari pertama kedua cuaca sungguh tak bersahabat. Mbak penyewa kayak tak mengijinkan kami menyewa perahu di hari Sabtu. Meski kami menghiba. Terlalu berbahaya, katanya.
Kami kecewa. Marah pada diri sendiri. Terlalu bersemangat belajar mengayuh dayung. Melupakan satu hal penting sebelum memulai perjalanan. Yakni mengecek kondisi cuaca. Bad planning. Membayangkan asyiknya saja, tanpa mempertimbangkan resiko adalah perencanaan liburan yang buruk.
Alhamdulillah di hari Minggu, hujan tak lagi turun. Awan hitam tak menghampiri langit Amsterdam. Walau sedikit berangin dan berawan, si Mbak penyewa kano dengan ceria menyambut kami. Mengulurkan jaket pengaman, menunjukkan kano jenis Canadian yang akan kami pakai, memberikan silinder tahan air untuk barang-barang kecil kami, mengambilkan dayung serta memberikan peta dimana kami bisa mendayung. Bahkan beliau memberi kami bonus setengah jam gratis. Ah, indahnya hari itu. Hari yang tepat untuk memulai satu petualangan baru.
Di belakang persewaan, dekat tumpukan kayak dan kano, ada sebuah anjungan kayu kecil. Di sekitarnya ditumbuhi rerumputan air tinggi. Semeter lebih tingginya. Si Embak penyewa membantu Bapak menarik kano ke tepi anjungan. Kano canadian kami sebenarnya hanya diperuntukkan bagi tiga orang. Dengan tambahan bangku di tengahnya. Anak-anak bisa duduk berdua di tengah-tengah. Kami mendapat dua dayung kayu pendek dan satu dayung panjang berbahan plastik. Bapak duduk paling belakang, sebagai pengemudi. Emak di depan, membantu mendayung. Anak-anak memegang dayung panjang. Tak untuk membantu mendayung. Agar mereka tak terlalu bosan jika harus duduk tanpa melakukan sesuatu.
[…] (sambungan dari sini) […]
Blognya syik, isinya jalan-jalan mulu. Jadi pengen hiks 🙁
Mbak Ira tinggal di mana?
Kami sekeluarga tinggal di Jerman, Mbak Titi. Salam kenal dan terima kasih sudah mampir di sini… 🙂