Kali ini bukannya sok mau berbahasa Jerman. Tapi susah sekali mencari padanan tepat untuk judul di atas. Jika diartikan secara bebas adalah perjalanan itu adalah tujuan. Sepertinya masih susah dimengerti, ya? 🙁
Biasanya ika orang-orang melakukan perjalanan, dia punya satu tujuan. Ke Bali, ke Eropa, ke Amerika adalah tujuan. Atau bisa juga ke rumah tetangga, sanak saudara di kampung sebelah. Itu juga bisa jadi tujuan. Walau dalam skala lebih kecil. Namun ada orang tertentu, seperti Emak, tak hanya menempatkan satu tempat sebagai tujuan dalam melakukan satu perjalanan. Mereka punya tujuan lain. Mereka berusaha menikmati semua hal di perjalanan sebaik mungkin. Bagi mereka, proses perjalanan itu sendiri adalah tujuan.
Agar lebih jelas, mungkin bisa Emak ilustrasikan lewat contoh. Saat masih kecil dulu, Emak heran memperhatikan seorang Pakde. Pakde ini tinggalnya sekitar 5 jam jam perjalanan dari rumah Emak. Beliau ini beberapa kali dalam setahun datang berkunjung. Namun beliau tinggal di rumah biasanya hanya dua tiga jam. Lalu kembali lagi naik bus lima jam lamanya ke kota tempat beliau tinggal. Tak hanya ke rumah Emak. Ke tempta kerabat lain di kota lain pun demikian. Rupanya bukan acara berkunjung yang disukai Pakde. Berjam-jam berada dalam perjalanan itulah yang lebih dinikmatinya.
Semakin lama, Emak makin sadar bahwa dirinya juga termasuk kelompok ini. Berkali kami melakukan perjalanan, dimana waktu lebih banyak kami habiskan di jalan dibanding di tempat tujuan. Saat dua kali ke Berlin misalnya. Empat belas jam kami naik kereta pergi pulang Sedang di Berlin sendiri, hanya kami habiskan empat jam lamanya. Saat berada di Malta, waktu kami banyak habis di dalam bus kota. Sebab berkendara dari satu tempat wisata ke lainnya bisa memakan waktu satu jam. Akan tetapi di setiap perjalanan bus selalu kami temukan hal-hal baru. Pemandangan indah, rumah-rumah unik, penduduk setempat beraktivitas, arsitektur alam menarik.
Semuanya menambah makna satu perjalanan. Memperkaya batin dan membuat kami makin manghargai satu proses. Jadi saat berlama-lama di perjalanan, melalui suka duka, kami tak merasa waktu terbuang percuma.