Rijeka
Satu lagi kota pelabuhan penting di Kroasia, Rijeka. Jika masuk ke Kroasia lewat jalur darat, kota ini mudah sekali dicapai. Baik dari Ljubljana di Slovenia, maupun dari Triest di Italia. Kota tua Rijeka dipenuhi bangunan bersejarah menarik, dengan fasad-fasad megah mengagumkan.
Sejarah Rijeka dipengaruhi oleh negeri-negeri besar di sekitarnya : Italia, Austria dan Hungaria. Menjadikannya sebagai kota polyglot, menggunakan tiga bahasa italia, jerman dan hungaria sekaligus.

Eksplorasi kota menawan ini bisa dimulai dari daerah sekitar pelabuhan di Rijecka luka. Penyuka belanja akan senang melalui deretan pasar di jalan V. Lisinskog. Tak jauh dari sana, berdiri anggun gedung teater nasional. Sebuah bangunan karya arsitek Hermann Helmer dan Ferdinand Fellner, arsitek gedung opera dan teater terkemuka di Austria-Hungaria.
Berjalan menyusuri Riva, akan kita saksikan pelabuhan dari abad 19. Di abad ini, penampakannya tak banyak berubah. Gedung-gedung tinggi berarsitektur unik menghiasi jalan di seberang pelabuhan. Jalan ini juga sangat ramai oleh kendaraan bermotor. Lebih ramai lagi Korzo, jalan khusus pejalan kaki sejajar dengan Riva. Jalan lapang, lebih dari 10 meter lebarnya. Nyaman dijelajahi sambil bergandengan tangan dengan pasangan. Selain dipenuhi toko di kedua sisinya, jalanan ini diselingi oleh kios-kios penjual aneka barang. Madu, penganan kecil, asesoris, cinderamata, topi, dll. Truffel, jamur termahal di dunia juga terlihat di beberapa kios. Komoditi mahal ini memang banyak di temukan di sebagian Istria. Truffel dijual dalam botol-botol kecil. Dicampur dengan buah zaitun atau jamur, sehingga harganya lebih murah.
Konstruksi paling mengesankan di Korzo tak lain adalah Gradski toranj, Menara Kota. Sebuah menara jam diantara dua gedung dengan gerbang di bagian bawahnya. Menyusuri Korzo, seperti berada di satu kota di Austria. Meski gedung modern bermunculan, aura kunonya masih tertangkap.
Di jalur darat, Rijeka berada di jalur transit. Satu rute ke arah utara Kroasia hingga Zagreb. Satu lagi ke arah selatan, menyusuri sebuah jalan tepat di pinggir laut Teluk Kvarner. Buku panduan Kroasia sering menyebutnya sebagai salah satu rute mobil terindah di negeri ini. Dari Rijeka pula, kita bisa menyeberang ke Krk, pulau terbesarnya. Nikmati suasana desa-desa Mediterania dan mampir ke Konoba (rumah makan kecil) untuk makan hidangan laut.
Zagreb
Kota ini bukanlah ibukota biasa. Sejak lama ia menjadi perpaduan sejarah dan budaya berbagai bangsa. Pengaruh dari Austria, Jerman, Italia, Hungaria, Balkan, dan Turki Utsmani melebur jadi satu identitas unik Zagreb.
Di sini, orang bisa berjalan dengan nyaman. Di antara taman-taman, jalur hijau, gedung-gedung megah. Sungai Sava mengalir, mengular membelah kota. Bagian tertua Zagreb terbagi menjadi dua bagian : Kaptol dan Gornji Grad. Bagian lebih baru, Donji Grad, tak kalah asyik untuk dijelajahi. Dilihat di peta kota, kawasan ini terlihat rapi, terdiri dari gedung-gedung perkantoran, bank, pemukiman diselingi daerah hijau. Seharian cukup untuk berjalan kaki mengelilingi pusat kota Zagreb.

Orang biasanya memulai eksplorasi dari Josipa Jelacica, square antara Kaptol, Gornji Grad dan Donji Grad. Patung perunggu Ban Jelacic, pahlawan nasional Kroasia, menunggang kuda sambil menghunus pedang berdiri gagah di tengah square. Orang duduk-duduk di sekitarnya. Kawasan ini termasuk eksklusif. Baliho-baliho besar iklan bertebaran di hampir segala penjuru.
Kaptol dicapai dari Jalan Bakaceva dari Josipa Jelacica. Jalanan mendaki. Masih terlihat sisa tembok sekeliling Kaptol. Bangunan utamanya adalah Istana Bishop. Di depan kompleks istana terdapat square St. Mary. Berhias satu kolom tinggi bergaya barock.
Gornji Grad ada di sebelah barat Kaptol. Melewati Dolac, pasar umum terbuka warga kota Zagreb. Tempat istri para petani menjajakan hasil bumi yang ditanamnya. Mampirlah sejenak di Tkalciceva, jajaran kafe dan restoran dengan bangku-bangku di pinggir jalan.
Gornji Grad adalah surga bagi pecinta museum. Ia juga berada di ketinggian. Melalui berbagai tanjakan dari Josipa Jelacica. Setelah melewati gerbang Kamenita vrata, pengunjung bisa memilih antara museum kota Zagreb, Atelier Mestrovic, Museum Sejarah Kroasia, serta beberapa museum seni.
Di Kamenita vrata, dibangun di dalam sebuah kapel kecil. Beberapa bangku tertata rapi. Dilengkapi lilin-lilin di atas sebuah meja. Ia ramai oleh para peziarah dan mereka yang ingin berdoa.
Ke arah Donji Grad, susuri saja Jalan Ilica, jalanan perbelanjaan utama Zagreb. Lewat Oktogon, gedung tua berkubah kaca berbentuk segi delapan, galeri belanja dari zaman sebelum perang dunia pertama. Lewat penjual bunga di Preradovicev, terus hingga stasiun pusat. Gedung-gedungnya besar di antara kehijauan tanaman. Beberapa museum juga berdiri di wilayah ini.
Kroasia meski bukan destinasi utama di Eropa layaknya paris tapi memiliki budaya yang beragamam, Bahkan dipengaruhi Turki Utsmani. Apalagi jalannya nyaman, pingin 🙂
Mau banget mbak itu Madu dari Kroasia.
@Zulfa: yup, kawasan Balkan mendapat pengaruh Turki Usmani, karena pernah menjadi bagiannya. Aku seneng kalau baca sejarah Eropa.
Hihihi.. mocone piye iku Ljubljana.. *halah blibet lidahku 😀
Aku suka ngeliat kota yang memiliki pengaruh dari beberapa kebudayaan sekaligus. Biasanya bangunan-bangunannya cakep, khas dan unik..
@Mbak Dee An: Diwoco Liubliana, Mbak… hehehehe
aku juga foto di pojok jalan ini. zagreb termasuk kota yg mempunyai banyak museum, walaupun museumnya kecil2.
Dinda: kami cuma sehari waktu itu. Gak sempat ngecek museum2nya. 🙂