Dimana Saja Travel Writing Bisa Ditemukan?

Bagi mereka yang tertarik mendalami penulisan perjalanan, ada beberapa media yang bisa menjadi wadah. Alias memberi kesempatan penulis untuk memajang karyanya. Yang saya maksud disini media yang memberi imbalan, tentu saja. Apa saja?

1. Surat Kabar

Terbit hampir setiap hari, surat kabar memberi peluang besar. Walau tak semua menerima tulisan perjalanan. Maka dari itu penting untuk mengetahui media mana saja yang menerima tulisan jenis ini. Ada media yang menerima tulisan perjalanan di luar negeri. Namun beberapa surat kabar lebih mengutaman cerita jalan-jalan di dalam negeri. Selain essay atau jurnal, tulisan perjalanan di sini juga bisa berbentuk panduan. Masa tunggu di surat kabar relatif cepat. Sekitar 2 minggu hingga sebulan. Sayangnya tak semua koran memberitahukan bahwa karya kita diterbitkan. Makanya harus rajin-rajin mencari informasi sendiri/dari teman atau dari epaper-nya. Contoh surat kabar yang menerima tulisan perjalanan antara lain Republika dan Jawa Pos.

2. Majalah

Tampilannya lebih elegan dibanding koran. Foto-fotonya sering dicetak glossy. Sehingga menjadi tempat asyik untuk mengirim kisah perjalanan. Banyak sekali majalah menerima tulisan jenis di rubik-rubik perjalanan, jalan-jalan, pelesir, wisata, dsb. Juga majalah dari aneka maskapai penerbangan. Masa tunggunya lebih lama dari koran. Menurut pengalaman, rata-rata sekitar tiga bulan. Contoh majalah bisa dilihat di dokumen bertajuk ‘Daftar Media’.

3. Penerbitan Online

Dengan maraknya internet, dunia rambah penulis kisah perjalanan meluas pula. Penulis isi web (web content) mulai dicari. Walau saya belum tahu persis bagaimana kondisi di tanah air. Beberapa artikel dari worldhum.com saya perhatikan bisa tembus di edisi-edisi The Best American Travel Writing. Menurut informasi seorang teman, penulis d daerah Bandung dan sekitarnya bisa menulis tentang wisata kuliner atau panduan di http://www.cityklik.com/ dengan syarat : 1 artikel+ 1foto minimal 200 karakter 15rb Penambahan foto/foto ditambah 5 rb. Rata-rata 35 rb/artikel. Disini : http://www.ciputra.com/en/ciputra-entrepreneurship.html juga ada kesempatan untuk menjadi penulis web content. Tak terlalu besar dibanding honor koran dan majalah. Akan tetapi menurut saya layak untuk dicoba. Saya sendiri belum pernah pengalaman menulis untuk situs orang lain.

4. Literatur Perjalanan

Di tanah air mulai bermunculan buku-buku yang khusus bertema jalan-jalan. Baik ditulis sendiri maupun bertema antologi. Umumnya merupakan esei atau jurnal perjalanan seorang penulis.

5. Buku Panduan Wisata

Berbeda dengan literatur, yang namanya buku panduan, isinya tentu lebih informatif. Lebih banyak data-data serta tips mengenai satu tujuan wisata. Contohnya adalah bagaimana mencapai tempat tersebut, apa saja yang menarik di sana, berapa biaya masuk sebuah museum, apa yang harus dihindari pelancong, dsb.

Menurut saya, dari aneka media di atas, travel writing sendiri bisa dikelompokkan menjadi dua hingga tiga golongan besar, yakni yang sifatnya memandu dan yang sifatnya bercerita. Panduan lebih informatif, sedangkan yang bercerita mengenai pengalaman penulis, sifatnya lebih personal. Bahkan kadang-kadang susah ditiru oleh pelancong lain. Golongan terakhir, bukan tak mungkin untuk menggabungkan sifat memandu dan bercerita.

4 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: