Edisi Rempong Traveller

Bahasa di judul kali ini amburadul. Emak teringat salah satu kultwit Mbak Rahmadiyanti Rusdi, dengan hashtag #rempongtraveller. Baru-baru ini Emak saja mengenal kata rempong. Kata ag Emak anggap cocok dengan kondisi perjalanan kami saat ini.

Biasanya untuk menghemat pengeluaran selama perjalanan, kami suka membawa perbekalan dari rumah. Baik perbekalan bahan makanan maupun alat-alat masaknya. Walau di penginapan ada dapur, rasanya lebih sreg menggunakan barang-barang milik sendiri. Ini juga salah satu jurus jika destinasi diperkirakan susah untuk mendapatkan makanan halal. Cemilan anak-anak tak boleh lupa. Risikonya ya itu tadi. Rempong.

Jika liburan dengan mobil, kapasitas barang bawaan besar. Jika kemping misalnya. Selain baju, peralatan mandi, tak jarang kami bawa kasur angin dan bantal angin. Lauk dimasak dulu di rumah. Paling sering, Emak membawa ayam goreng. Selain praktis, semua suka lauk satu ini. Telor, muesli, beras, roti dan susu hampir tak pernah ketinggalan.

Tahun lalu ketika round trip dari Jerman ke Austria, Slovenia dan Kroasia, bawaan lebih heboh. Sebab kami juga membawa perlengkapan musim dingin ke dua winter resort. Sudah bagasi dalam penuh, ditambah dengan tas khusus untuk diletakkan di atas mobil.

Untuk liburan nyaris dua minggu kali ini, persiapan makanan banyak sekali. Emak sudah wanti-wanti Bapak. Kata Bapak, boleh saja membawa banyak makanan. Asal nanti di sana gak boleh belanja lagi. „Kamu kan kadang suka belanja makanan. Pulang-pulang, perbekalan bukannya berkurang, malah tambah berat lagi,“ kata Bapak.

Berminggu sebelumnya Emak sudah bikin asin. Beberapa hari sebelum berangkat ditambah ayam goreng, rendang dan empal gepuk. Abon dan sambal tak boleh lupa. Oh ya, mie instan lima macam rasa dan pasta instan kesukaan anak. Masih ada jeruk di dapur, mari kita bawa juga. Sepanci kecil tahu rebus siap dibawa akhirnya Emak tinggal. „Bawaan udah kebanyakan, ah,“ komentar Bapak.

Ada sukro buat ngemil di jalan. Lia bikin bakwan dan tahu goreng. Beras kudu cukup buat kira-kira 10 hari. Piring, gelas, sendok garpu, water heater, tissue dapur, obat-obatan, pisau, sabun dan busa cuci piring, masuk dalam sebuah tas besar. Lebih berat dibanding koper baju-baju kami. 🙂

Buku-buku tak boleh ditinggalkan. Buku panduan pastinya. Emak bawa lima. Peta besar dan berat dari ADAC sudah masuk ke mobil. Oh ya, gadget bawa juga. Biar gak bosen nanti di jalan. Anak-anak bisa main atau nonton selama perjalanan. Hasilnya satu koper, satu tas besar isi makanan, satu ransel punya Emak, beberapa tas kresek kecil isi barang remeh temeh, dua payung, dua selimut buat di jalan, plus barang kebutuhan mobil lainnya, menemani perjalanan kami kali ini. Semoga tak ada yang kelupaan… 🙂

Leave a Reply

%d bloggers like this: