Lama tinggal di Bremerhaven dan sering bertandang ke Bremen, kami hanya pernah mengunjungi tiga dari sekian banyak mesjid di kota ini. Padahal di daerah Groepelingan ada mesjid terbesar ketiga di negara ini. Fatih Camii atau Fatih Moschee namanya. Bapak pernah beberapa kali sholat Jumat disana sebab pernah bekerja di daerah situ.
Baru setelah pindah ke Dueren, dan berkunjung kembali ke Bremen, kami memasukkan mesjid ini dalam salah satu agenda perjalanan kami. Karena waktu tak banyak, sebentar saja kami di sana.
Untuk bisa sampai kesana, kami naik tram nomor 3 dari Domsheide. Kalau dari stasiun mesti naik bus/tram dulu ke arah kota (halte Domsheide), baru naik tram nomor 3 arah Groepelingen. Turunnya di Kap-Horn-Strasse. Mesjidnya persis di depan halte. Dari halte ini juga bagus untuk memotret fisik mesjid.
Fatih Camii dalam keadaan sepi saat kami di sana. Hari itu hari Minggu pagi. Sepertinya tak ada acara khusus di waktu-waktu tersebut. Hanya ada satu bapak mondar-mondar tanpa memedulikan kami. Bapak wudhu di lantai bawah tanah. Sementara Emak menjaga anak-anak di koridor dekat tempat masuk. Membaca-baca beberapa brosur mengenai kegiatan masjid serta dakwah Islam pada umumnya. Sebagian brosur berbahasa Turki.
Di bagian depan dekat pintu masuk Emak menemukan informasi mengenai Fatih Camii. Keberadaannya dimulai sejak tahun 1974. Setelah beberapa kali berpindah, maka pada tahun 1995-1998 dibangun mesjid sekarang ini. Berkapasitas hingga 1300 orang jamaah. Dua muslim asal China ikut mendekorasi interior mesjid ini. Nama Fatih diambil dari nama masjid di Istambul yang dibangun pada abad 15 masehi. Fatih sendiri merupakan Muhammad al-Fatih alias Sultan Mehmet II.
Bapak kemudian naik ke lantai atas untuk sholat. Sambil membawa kamera untuk mengabadikan sebagian interiornya. Di depan, seorang Bapak menghampiri Emak dan anak-anak. Mengajak mereka menuju kafe mesjid. Beliau memberikan banyak gula-gula halal bagi anak-anak. Ada beberapa orang sedang mengobrol di kafe. Selain kafe, Emak melihat beberapa ruangan yang berbentuk seperti ruang kelas atau ruang pertemuan.
Satu keluarga juga berkeliling mesjid. Dari Cologne. Mereka menyapa dan mengatakan bahwa mereka pengunjung seperti kami yang juga ingin mengetahui lebih jauh tentang Fatih Camii. Kunjungan kali ini meski singkat namun membuat kami bahagia.