Karena Rimini merupakan kota tujuan wisata utama di Pantai Adriatik, hotel pun tersedia banyak sekali. Kita bisa pilih bintang yang mana. Harga juga bervariasi sesuai kemampuan kantong. Kami memesan hotel di Rimini melalui booking.com.
Biasanya kami pilih penginapan dekat pusat kota. Kali ini dengan beberapa pertimbangan, kami pilih lebih dekat dengan bandara. Meski akhirnya agak menyesal, sebab memang sebaiknya memilih dekat dengan pusat kota. Satu pelajaran lagi bagi keluarga pelancong.
Dengan tarif hampir 70 euro per kamar per malam, sebenarnya terlalu mahal bagi kami. Akan tetapi karena tarifnya sudah termasuk sarapan bagi empat orang, ya kami ambil yang ini. Lokasinya tak jauh dari pantai. hanya sekitar seratus meter-an berjalan kaki. Sangat cocok bagi mereka yang ingin berwisata pantai. Bagi kami tak ada bedanya. Sebab kami lebih banyak menghabiskan waktu menelusuri isi kota Rimini dan San Marino. Dua kali kami ke pantai sepi dengan durasi kurang dari sejam di masing-masing kunjungan. Memuaskan hasrat dua anak kecil untuk bermain pasir putih.
Kamarnya berisi satu double bed dan satu tempat tidur susun, satu televisi layar tipis, lemari raksasa. Kamar mandinya sangat bersih, didominasi warna biru. Embak langsung memilih tidur paling atas. Adik paling suka lompat-lompat di atas kasur per. Menurut kami, tarifnya sesuai dengan fasilitas yang tersedia. Apalagi Italia terkenal dengan kamahalan hotel-hotelnya. Jadi wajarlah hotel bintang tiga ini bertarif hampir 70 euro.
Salah satu daya tarik, seperti Emak uraikan adalah sarapan ala Italia. Emak bayangkan adalah aneka antipasti kesukaan Emak. Paprika isi keju segar, buah zaitun, terong panggang. Ketika masuk ruang makan di pagi hari, makanan yang tersedia jauh dari bayangan. Sarapan ala Italia adalah sarapan serba manis. Isinya kue-kue, roti manis, olesan buat roti pun semuanya manis. kecuali mentega, olesan rotinya terdiri dari madu dan krim cokelat. Mesin kopinya terlihat canggih dna punya banyka pilihan. Orang Italia terkenal suka minum kopi. Ada pula jus, tapi bukan terbuat dari buah asli.
Tak terbiasa sarapan manis, kami justru tak bisa makan banyak-banyak. Baru kali ini sarapan di hotel, tapi tak begitu berselera. Berbeda dengan hotel-hotel lain yang pernah kami inapi, yang menyediakan sarapan berstandar eropa. Ya, disyukuri saja. Paling tidak menambah satu ilmu baru tentang sarapan ala Italia. 🙂
[…] hotel, kami mendapat jatah makan pagi setiap harinya. Makan di awkatu-waktu lainnya harus beli. Di […]