The first step in writing a good travel story is finding the right subject. (Travel Writing, Lonely Planet)
Ya, sebelum menulis sebuah kisah perjalanan, tentu saja kita harus menemukan tema/ide terlebih dahulu. Untuk konsumsi media massa cetak, tentu saja ide tersebut harus unik. Lain dari pada yang lain. Menarik serta memberikan sesuatu yang baru bagi pembaca.
Lalu, bagaimana menemukan ide menarik tersebut? Sebelum membahasnya, saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman pribadi.
Sejak bertahun terakhir saya hampir selalu mencatat kisah perjalanan saya bersama keluarga. Walaupun hanya di blog pribadi. Cara penulisannya hanya berdasarkan kronologis. Orang menyebutnya sebagai narasi perjalanan. Mengenai hal-hal yang saya anggap menarik. Jika ada poin sangat menarik, baru saya bahasa khusus. Ketika mulai serius lagi eksis di media massa tanah air, awalnya saya menulis ulang beberapa kisah. Isi tulisan hampir sama dengan blog. Apa-apa yang kami lihat dan lakukan di satu tempat dalam versi singkat. Artinya sekali perjalanan menghasilkan satu tulisan saja.
Sekembali dari perjalanan ke Maroko, Februari 2012, saya ubah strategi. Rasanya sayang jika satu perjalanan hanya menghasilkan satu tulisan. Padahal banyak sekali pengalaman yang bisa dituliskan. Tak muat masuk dalam satu cerita sekaligus. Makanya saya mulai memecah ide menjadi beberapa bagian. Alhamdulillah cara ini berhasil. Empat hari di Maroko, saya hasilkan enam tulisan tentangnya. Lima diantaranya sudah dimuat di media massa.
Bagaimana menemukan ide untuk membuat beberapa artikel tersebut? Untuk travel writing berdasarkan pengalaman, ide biasa muncul ketika :
1. Riset sebelum melakukan perjalanan
Agar perjalanan lancar dan kita kenal medan, butuh riset. Bisa dari buku panduan, internet maupun informasi dari teman. Nah saat membaca-baca tentang suatu destinasi, sudah mulai kita ketahui ada apa saja di sana, hal menarik apa saja. Semua bisa membentuk satu ide.
2. Saat melakukan perjalanan
Suasana berbeda akan kita temukan saat melakukan perjalanan itu sendiri. Yang awalnya hanya bayangan, kini jadi kenyataan. Sensasi lain muncul. Apakah tempat ini lebih indah atau sama atau bahkan lebih buruk dari bayangan. Sesuatu tak terduga terjadi pada diri kita, dsb. Hal-hal tersebut seringkali memunculkan ide untuk menuliskannya.
3. Saat menulis
Ide membuat satu tulisan, kadang muncul saat menuliskan satu kisah. Sudah menulis ini, terpikir, eh kenapa tak menulis tentang itu juga?
4. Saat membaca kisah perjalanan orang lain
Untuk artikel-artikel tentang Maroko, ide-ide saya adalah :
– Tulisan petualangan 4 hari secara singkat
– Ziarah ke makam dua Moulay pendiri Maroko
– Kunjungan di Fes el-Bali secara detail
– Wisata kuliner di Maroko
– Kunjungan ke situs Romawi kuno Volubilis
– Penyamakan kulit tradisional Maroko di Fes
Sekarang, bagaimana dengan anda? Punya pengalaman lain seputarnya munculnya ide menulis?
Ada mba.
Waktu nulis family trip ke Jogja kemaren. 4 hari perjalanan dicover dalam 2 postingan. Lalu ada postingan khusus yang isinya tentang foto2 perjalanan, tanpa narasi.
Untuk mengulas objek wisata yang didatangi, kombinasi hasil browsing (simple research) plus personal opinion.
Tips yang oke,,terima kasih mbak!!