Iznik

sisa-tembok-iznikPerjalanan dari Sakarya menuju Bursa sungguh memanjakan mata. Melewati pedesaan, tepi sungai dan danau, perkampungan penduduk, pegunungan, perkebunan dan lahan pertanian. Sayang sekali jika ditinggal memejamkan mata. Kami melwati daerah-daerah subur. Pantas saja toko-toko Turki di Jerman tiada habis menjual hasil bumi segar. Kini Emak tahu dari mana mereka datang. Di akhir Maret, bunga persik, apel dan ceri sudah mulai bermunculan. Kami bahkan sempat berhenti sejenak di ladang ceri. Mengabadikan gambarnya yang menawan.

Kami berhenti di satu tempat lagi. Teman saya mengatakan kota kecil ini punya sejarah besar. Iznik, atau Nikaia namanya dalam bahasa Romawi. Di abad ketiga, bangsa Romawi kuno menyelubungi kota ini dengan tembok tebal sepanjang 5 km. Sisa temboknya masih bisa kami saksikan. Iznik sempat dikuasai oleh Selcuk, Byzantium dan pasukan perang salib. Sebelum jatuh ke tangan Utsmani tahun 1331. Letaknya di tepi danau membuatnya sering dikunjungi orang berlibur. Sejak dahulu kala.

Setelahnya, kota ini sangat terkenal akan keramik. Motiv keramik mereka sungguh indah. Zaman keemasan produksi keramik dialami Iznik antara abd 15-17. Dengan sekitar 300 tempat pembakaran keramik di kota kecil ini. Mulanya mereka menggunakan warna biru-kobalt, latar belakang putih. Motiv ynag sering digunakan adalah bunga, figur geometris, dan kaligrafi. Kemudian mereka menggunakan warna hijau dan kuning. Produksi terindah dihasilkan di abad 16. Teknik baru ini dibawa oleh pengrajin asal Persia yang didatangkan oleh Sultan Selim I (1512-1520). Hasil keramik Iznik masih dijual dan jadi souvenir banyak turis hingga kini. Tak hanya dijual di Iznik, namun juga toko-toko cinderamata di Istanbul.

Leave a Reply

%d bloggers like this: