Kata-kata Laurie Gough di bukunya selalu terngiang di benak saya. Saya tak ingin memori perjalanan saya menguap begitu saja, kata Laurie.
Itulah salah satu alasan kenapa blog Keluarga Pelancong masih eksis hingga sekarang. Menulis perjalanan di blog ini menggabungkan dua hal yang saya cintai sekaligus : jalan-jalan dan menulis. Dua-duanya mendapat kadar cinta sama. Karena saya tak bisa lepas dari keduanya.
Di saat membaca dan menulis, pikiran saya melayang kepada perjalanan-perjalanan yang telah atau ingin kami lalui sekeluarga. Saat melakukan perjalanan, saya selalu berpikir, apa yang akan saya tuliskan nantinya. Baik di blog maupun artikel-artikel di media massa. Menulis dan melakukan perjalanan adalah dua passion tak terpisahkan.
Saya selalu berusaha menuliskan setiap perjalanan di blog ini. Hampir tak ada yang terlewatkan. Apakah itu perjalanan ke negeri-negeri jauh dengan bujet besar. Atau sekedar jalan-jalan di hutan belakang rumah. Sama saja. Saya berusaha selalu membuat setiap perjalanan istimewa. Mengapa demikian? Bagaimana tidak istimewa. Bisa masuk hutan, bertemu orang-orang baru, mengalmi sesuatu baru dan tak terduga, melewatkan waktu tertawa bersama keluarga, tak bisa dikatakan tidak istimewa.
Henry David Thoreau, penulis Amerika abad 19, berpendapat, “Travel is a matter of perspective, not location. With curiosity, an open mind and a broad horizon of free time, it’s possible to travel in your own backyard.”
Bukan jarak paling penting dalam sebuah perjalanan. Namun bagaimana kita melihat, mengenang, menjadikannya istimewa dalam sanubari. Karenanya setiap perjalanan berhak untuk diabadikan. Diistimewakan.