Jalan-Jalan Singkat ke Kota Mungil Luxemburg, Clervaux

Musim panas di Clervaux

Perjalanan kemari tidak kami sengaja sebelumnya. Di suatu hari akhir Minggu di musim panas, keluarga pelancong kedatangan tamu spesial. Sahabat keluarga kami belasan tahun lamanya. Keluarga yang sangat berjasa dan banyak sekali membantu kami.

Kami mengajak mereka raun-raun di daerah sekitar tempat tinggal kami. Awalnya mau kelilingan dengan mobil ke beberapa desa-desa kecil di Pegunungan Eifel. Setelah sholat zuhur di sebuah zawiya Sufi, Osmanische Herberge, kami mengajak mereka mengunjungi Luxemburg. Yang dekat-dekat perbatasan dengan Jerman saja. Ke kota Luxemburg, waktunya ndak nutut. Terlalu malam ntar mbalik ke rumah.

Clerf merupakan sebuah kota kecil di bagian utara Luxemburg. Dekat perbatasan tiga negara: Luxemburg, Jerman, Belgia. Kota ini berada tepat di sisi Sungai Clerve. Dari Jerman, pemandangan menuju kesana cakep punya. Melewati wilayah Pegunungan Eifel, lalu ke Ardenne. Lalu beberapa desa turis cakep banget. Sayang kami ndak sempat mampir.

Kami berhenti sejenak di sebuah pom bensin di Dasburg, sebuah desa di dekat perbatasan dengan Jerman. Harga bahan bakar kendaraan bermotor di Luxemburg lebih murah dibanding Jerman, sehingga banyak mobil berpelat Jerman mengisi bahan bakar di Luxemburg. Selain bahan bakar, pom bensin juga menjual aneka jenis rokok dan kopi. Banyak jua orang memborong dua komoditi ini.

Memasuki Clerf atau Clervaux, dari kejauhan kami mengenali bangunan gereja megah. Benedictine Abbey of St. Mauritius and Maurus dan Gereja Clervaux. Pandangan pertama, kota kecil ini terlihat bersih, nyaman, dan menyenangkan. Tak lama, kami mendapatkan sebuah spot parkir gratis di pinggir kota. Di luar gerbang gereja.
Tak sampai lima menit berjalan kaki, kami pun sampai di jantung Clerf. Di sebuah persimpangan jalan. Satu jalan membawa kami ke pertokoan dan tempat makan, serta jalan menanjak ke arah kastil Clerf. Tentu saja kami pilih jalan datar-datar saja, males banget nanjak-nanjak. hehe. DI musim panas itu, pusat kota Clerf terlihat meriah. Dekorasi bunga hidup ditata di hampir setiap sudut kota. Bunga-bunga musim panas mekar dengan indahnya.

Sore-sore, beberapa tempat makan masih ramai dikunjungi pelanggan. Berjalan kira-kira seratus meteran, kami tiba di sebuah tempat terbuka luas, mungkin semacam alun-alun kota. Rupanya sedang ada pasar loak. Banyak barang antik kami lihat. Berhubung sudah agak sore, sebagian pedagang mulai mengemasi dagangan yang dipajang di meja-meja portable.

Dari alun-alun ini, kita bisa menikmati panorama sebagian pusat kota Clervaux. Di ketinggian, berdiri Kastil Clervaux. Kita bisa naik ke atas dengan menggunakan sebuah lift. Entah kudu mbayar atau tidak jika mau ke sana. Di dekat lift tersebut ada panggung terbuka tak terlalu besar. Dari sana, kita bisa berjalan ke Gereja Clerf, juga berada di ketinggian. Di sisi lain, terdapat undakan ke arah dataran lebih rendah, dengan sebuah tempat bermain anak. Kami bertemu beberapa wanita berkerudung, sepertinya asal negeri jiran, kami hanya say hello sambil melempar senyum gula ke mereka.
Meski kotanya kecil, lumayan lah buat dikunjungi singkat. Buat latar belakang foto pun cakep. Ndak bikin nyesel pengunjungnya. Kabarnya, wilayah alami sekitar Clerf merupakan destinasi hiking para pecinta alam.

2 Comments

  • Zulfa

    Eropa ki akeh kastil e yo mbak, kota kota kecil ada juga kastil yang besar dan megah. Next, jelajah alamnya mbak, nggak usah hiking dukur dukur, trekking santai wae, iling umur sing mulai sering boyok en ?

    Rajin ngeblog, aku poleh ketularan pingin nulis ngisi blog sing sawanen

  • ira

    Wkwkwkw, wis berumur, males olah raga neh saiki. Wis kroso ncen boyoken yen hiking rodho dhuwur sithik. Yoi, kastil uakehhh poll. Sampek ndeso2 cilik nduwe kastil.

Leave a Reply

%d bloggers like this: