Musim semi tlah tiba. Bunga-bunga bermekaran. Dedaunan mulai tumbuh kembali. Pohon-pohon mulai terlihat hijau nan rimbun. Suara burung bernyanyi terdengar setiap pagi. Cuaca musim semi kali ini lumayan bersahabat. Hangat dan jarang ada hujan. Waktu yang tepat untuk penyegaran di luar rumah.
Tahun ini, sudah beberapa kali kami berwisata alam. Baik dekat maupun jauh dari rumah. Tempat tinggal kami tak terlalu jauh pula dari Taman Nasional Eifel. Salah satu taman nasional terluas di Jerman. Tak bakalan kami kehabisan ide atau tempat untuk berwisata alam disini.
Ide untuk jelajah alam, kadang kami rencanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Atau tiba-tiba. Seperti perjalanan ke Obermaubach ini. Terletak di ujung taman nasional Eifel, Obermaubach terkenal sebagai desa dengan bendungan. Tak terlalu besar, namun karena terletak di pengunungan, jadi terlihat indah. Tempat ini juga lumayan terkenal buat mereka yang suka berjalan jauh di alam atau wanderung dalam bahasa jermannya.
karena datang di siang hari, agak susah mencari tempat parkir di sini. Apalagi cuaca hari Minggu itu cerah dan hangat. Orang-orang yang kami temui di sana sebagian besar mengenakan tas punggung, sepatu dan tongkat wanderung. kafe-kafe dan kedai makan terlihat sangat ramai. Kami berjalan melintasi jembatan di atas danau, melewati stasiun kereta api, lalu naik menuju satu bukit dimana ada tempat bermain anak. Karena tak ada persiapan untuk menjelajah, kami hanya mengikuti petunjuk di sana saja. Kami menyusun strategi dan tujuan ketika anak-anak bermain.
Tak susah melakukan wanderung disini. Sebagian besar rute sudah ada jalan lebar dan keras. Tak masalah wanderung dengan membawa kereta anak. Kecuali di daerah ynag hanya ada jalan setapak. Hutan di daerah sini masih boleh ditebang dan dimanfaatkan kayunya. Kami lihat banyak jalanan khusus untuk kendaraan penebang dan pengangkut kayu. Di rute yang kami lewati, banyak orang bersepeda gunung atau berkuda. Si Adik senang melihat kotoran kuda berceceran di sebagian ruas jalan.
Hari itu, kami berjalan sekitar 7 hingga 8 kilometer selama sekitar 2,5 jam. Termasuk istirahat. Awalnya jalanan sangat menanjak. Lalu kami berada di leher bukit. Di bawah tampak air bendungan. Dan di kejauhan adalah desa-desa dan hutan pinus serta bagian lain dari taman nasional Eifel. Mudah sekali rute wanderung diikuti. Sehingga tak ada acara kesasar. Si Embak, anak pertama kami sangat bersemangat dengan wisata alam seperti ini. Di mengamati berbagai macam pohon, mendengarkan suara bermacam burung, membaca informasi mengenai hutan dan taman nasional, meghitung umur sebuah pohon, melihat bermacam serangga dan masih banyak lagi. Selain untuk penyegaran pikiran, olah raga, juga sarat pengetahuan.
bagus sekali tulisannya sebagai saran fotonya dibanyakin di setiap posting he he jangan 1 saja …