Harry Potter dan Profesor Dumbledore melakukan apparat ke atas sebuah batu di tengah lautan. Ombak besar menghantam batu di mana kaki mereka berpijak. Angin kencang menyapu rambut dan jenggot putih Dumbledore.
Di hadapan mereka, sebuah karang hitam, tinggi, dan terjal membentang. Terlihat mulut gua berbentuk kerucut. Itulah gua terlarang dimana Lord Voldemort menyembunyikan salah satu horcruxe, tempatnya menyimpan satu dari tujuh bagian jiwanya.
Para penggemar buku fantasi keren Harry Potter dan yang sudah menonton film Harry Potter and the Half-Blood Prince pasti mengenal adegan ini. Karang hitam terjal dalam film tersebut bukanlah hasil rekayasa. Ia benar-benar ada. Namanya Cliffs of Moher. Terletak di pantai barat negeri Irlandia.
Kita tak perlu menjadi Harry Potter dan melakukan apparat untuk dapat menikmati keindahan Cliffs of Moher. Tempat ini terbuka untuk umum dan bisa dikunjungi di segala musim. Kita bisa naik bus dari kota terdekat: Galway dan Ennis.
Kami sekeluarga saat itu mengikuti sebuah paket tur. Berangkat dari Galway. Sebab waktu kami di Irlandia terbatas dan banyak tempat ingin kami lihat. Tur tersebut membawa kami ke taman nasional The Burren dan Cliffs of Moher di pantai barat Irlandia.
The Burren adalah kawasan agak gersang, nyaris tanpa pohon-pohon tinggi. Sebagian besar permukaannya tertutup batuan. Batuan tersebut berlapis-lapir, berwarna puitih atau abu-abu. Di sela-selanya ditumbuhi rumput dan tumbuhan perdu. Kami sempat menghampiri Poulnabrone Dolmen, situs arkeologis berupa sebuah bangunan dengan dua dinding dan atap terbuat dari lempengan batu lebar.
Kami makan siang di desa kecil Doolin, sekira 6 km jaraknya dari Cliffs of Moher. Di sebuah pub bernama Gus O’Connor’s. Berdiri sejak tahun 1832, ia merupakan pub tertua di Doolin. Desa ini sendiri terkenal di kalangan turis sebab tiga pub di sana, termasuk Gus O’Connor‘s memainkan musik tradisional Irlandia setiap malam.
Awalnya kami mengira pub hanya disambangi orang untuk minum alkohol. Kami salah. Orang bisa pesan aneka makanan. Kami makan soup of the day (sup sayuran) dan ikan laut goreng tepung.
Di Atas Tebing Terjal
Cliffs of Moher ini sangat panjang, 8 kilometer totalnya. Ketinggiannya 100 hingga 200 meter. Seperti tinggi sebuah gedung bertingkat tiga puluh atau lebih!
Jika berkunjung ke kompleks luas Cliffs of Moher, kita akan sampai di sebuah tempat parkir sangat luas. Sepintas, tak terlihat ada bangunan di sini. Namun jika diperhatikan, bangunan-bangunannya terletak di dalam perut bukit. Hanya bagian depannya saja terlihat dari luar. Mereka yang berumur hingga 16 tahun gratis masuk ke tempat wisata alam ini.
Dari bagian depan Visitor Centre, kita harus mengikuti papan petunjuk ke arah tebing. Jalannya mendaki. Oh ya, di Irlandia hujan sering kali datang tak terduga. Langit cerah tiba-tiba dihiasi mendung tebal, lalu turun hujan deras. Sebaiknya mengenakan jas, celana hujan, dan sepatu boot. Cuaca yang lumayan cerah ketika kami di Doolin berubah menjadi gerimis sesampai kami di Cliffs of Moher, deras beberapa saat setelah kami berada di atas tebing.
Di sepanjang jalan menuju tebing karang, kita bisa menemui pemain musik jalanan. Kebanyakan orang tua. Kanan kiri jalan padang ilalang. Di kejauhan bergerombol sapi atau kuda. Kalau cuaca sedang cerah dan hangat, kita boleh piknik di tempat tersebut. Pengunjung boleh membawa makanan sendiri atau membeli di kafe setempat.
Di dekat undakan tepi tebing, akan kita jumpai sebuah viewing platform utama. Banyak sekali turis di sini. Sama-sama menikmati keelokan tebing curam ini. Rute terpendek untuk menikmatinya berkisar 1 km. Butuh waktu sekitar 40 menit untuk menjalani.
Rutenya bergerak dari visitor centre ke arah viewing platform utama, lalu menyusuri sebagian jalan utama tepian tebing. Hingga ke menara O’Brien. Menara ini adalah titik tertinggi tebing, 230 m. jika naik ke atas menara, di hari cerah akan kita lihat garis tebing yang sangat panjang. Bahkan hingga kepulauan Aran, beberapa kilomter jauhnya dari Cliffs of Moher.
Di tepi tebing dibuat pagar pembatas. Tapi ada saja orang nekat memanjat pagar agar bisa melihat tebing dan laut lebih dekat. Hal ini, tentu sangat berbahaya. Tak sedikit orang jatuh ke tebing yang mirip jurang ini.
Batuan tebing berlapis-lapis dengan warna berbeda. Hitam, putih, abu-abu, coklat. Lumut hijau menutupi sebagian permukaan lapisan batuan. Di bawah sana, ombak menerjang tebing tiada henti.
Di sini kita tak hanya melihat tebing tinggi. Daerah ini juga terkenal akan dunia burung. Ada sekitar 30.000 hewan dari 29 spesies berbeda. Seperti burung Elang, Camar. Juga burung Shag dan Auk yang memiliki paruh lebar.
Puas menikmati keindahan alam, pengunjung bisa beristirahat di visitor centre. Selain memiliki kafe dan menjual cinderamata, tempat ini memberikan informasi di ruang pamer multimedia miliknya. Anak-anak bisa belajar tentang hal-hal yang berhubungan dengan Cliffs of Moher: tentang Laut, Batuan, Alam dan Manusia. Deburan ombak, semilir angin, dan kicauan burung laut akan menemani kita di sana. Mengasyikkan, bukan?
Podo karo nang Indonesia yo mbak, ake turis wing ngawur ngelangkahi pagar pengaman. Padahal iku yo demi keselamatan.
Opo o kok sering hujan mbak ?
@Zulfa: yoiii, onok wae wong sing gak sadar bahaya. Embuh yo kenopo kok sering udan. 🙂
Cuacanya sama kayak di Batam, mbak.. gak kenal musim, dan perubahannya kadang tak terduga. Mungkin karena sama-sama daerah kepulauan ya, mbak?
@Mbak Dee An: iyah mungkin karena pulau itu, Mbak..