Sejak kunjungan mengesankan kami di Mesjid Lisbon, kami telah bertekad, sebisa mungkin mampir ke sebuah mesjid di kota tempat kami berlibur. Maka ketika hendak berkunjung kedua kota di negara Baltik, yakni Riga (Latvia) dan Kaunas (Lithuania), kami pun mencari informasi mengenai rumah Allah di kedua kota tersebut.
Di Riga, tak ada bangunan khusus mesjid. Yang ada adalah sebuah rumah yang difungsikan sebagai masjid. Mereka masih berusaha menggalang dana agar bisa membangun sebuah mesjid, kata sebuah di internet. Kami pun sempat mendatangi alamat sebuah pusat studi Islam di kota tersebut. Sayangnya kami tak menemukan sesiapa di alamat dimaksud.
Di Kaunas, Lithuania, kami temukan informasi, bahwa mereka memiliki sebuah mesjid. Alamatnya kami dapatkan sebelum terbang ke sana. Di Lithuania, sebuah negeri berpenduduk sekitar 3 juta orang, diperkirakan 25 ribu diantaranya adalah muslim.
Setelah puas menjelajahi kota tua, kami mampir dulu ke mesjid ini sebelum kembali ke penginapan. Untunglah letaknya dekat dengan pusat kota. Tinggal menyusuri boulevard depan penginapan, Laisves aleja, belok kanan menuju Vytauto prospektas hingga ketemu jalan kecil bernama Totoriy gatve. Di jalan kecil inilah mesjid mini ini bisa ditemukan. Tepat di sebuah taman.
Sebenarnya, selain ingin numpang bersembahyang, kami ingin pula rehat sejenak di mesjid ini. Makanya ketika melihatnya di kejauhan, hati kami sangat gembira. Mesjid berwarna putih ini terlihat bersih dan cantik. Menaranya satu dengan satu kubah besar serta beberapa kubah kecil di sekelilingnya. Meski taman disekitarnya tampak kurang terawat. Dedaunan musim gugur jatuh berserakan. Rumputnya meninggi tak disiangi. Tanaman liar tumbuh dimana-mana. Di sekitar taman berdiri perumahan penduduk sekitar.
Suasana mesjid tampak sangat sepi sesampai kami disana. Tak terlihat seorang pun di luar atau di dalamnya. Kami memotret mesjid dan sekitarnya terlebih dahulu sebelum akhirnya mencoba mengetuk pintu mesjid. Mesjid kecil ini hanya seukuran rumah biasa. Kami taksir sekitar 10 kali 6 meter persegi. Tingginya dua lantai. Pintunya pun mirip dengan pintu rumah. Kami mengetuk beberapa kali. Tak ada jawaban. Terkunci. Memang tak ada tanda-tanda ada penunggunya. Saat itu memang tak sedang masuk waktu sholat. Hari Selasa pula. Kami pun tak mungkin menunggu hingga Maghrib datang. Sore itu udara kota Kaunas terasa terlalu dingin buat kami. Kecewa juga. Tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Tak punya bahan cerita lebih lanjut tentang isi mesjid, baiknya kami bercerita sedikit tentang Islam di Lithunia berdasarkan banyak sumber di internet. Ternyata, agama Islam sudah sejak abad pertengahan (kira-kira mulai abad 14) masuk ke wilayah ini. Tepatnya ketika kekaisaran Lithuania punya daerah kekuasaan dari Baltik hingga Laut Hitam. Sebagian warga muslim Turki Krimea-Tatar (daerah dekat Laut Hitam, sekarang masuk wilayah Ukraina) masuk ke wilayah pusat Lithuania. Mereka menjaga kebudayaan, bahasa dan agamanya berabad lamanya. Masjid Kaunas atau Kauno Mecete, dibangun tahun 1930, sebenarnya memiliki nama : Mesjid Vytautas Didysis. Sebagai penghormatan kepada Kaisar Lithuania, Vytautas, yang membawa kaum muslim ke negara ini.
Hingga kemudian bangsa Rusia menguasai Lithunia. Memberangus budaya dan agama Tatar, termasuk menutup mesjid-mesjid milik mereka. Banyak warga muslim Tatar memilih menyembunyikan agama, membaur dengan warga asli Lithuania, bahkan memilih pindah agama. Warga Tatar dan kaum muslim lainnya mulai mendapatkan angin segar ketika Lithuania kembali merdeka tahun 1991.
oh my god…kasihan sekali umat islam yang disana..rasanya kok ngenes mesjid kok ukuran segitu…Allohu akbar semoga Alloh masih memberi hidayah dan iman umat muslim disana..meskipun mesjid tetp kecil semoga Alloh menjaga iman mereka
Subhanallah,
semoga disana masih banyak juga yak keluarga Muslim nya ^^
travel kesana ngabisin biaya berapa?? :O