Keindahan Mediterania di Cote d’Azur

Dari namanya, orang sudah bisa membayangkan keindahan. Cote D’Azur, pantai biru azur. Nama ini merupakan ciptaan penyair Stéphen Liégeard, pengarang buku berjudul La Côte d’Azur di tahun 1887. Untuk menyebutkan sebagian pantai Mediterania di Perancis Selatan. Orang inggris menyebutnya Riviera Perancis. Dan sejak hampir seratus tahun lalu, deretan pantai biru menjadi legenda kemewahan, dunia gemerlap, champagne, serta perjudian. Tak hanya itu. Cote D’Azur juga punya kota-kota tua cantik, pelabuhan yacht eksklusif, deretan restoran berbintang Michelin, perkebunan zaitun, ladang-ladang lavender, dan pulau-pulau kecil. Seniman seperti Picasso, Matisse, Cocteau dan Leger menghabiskan masa tuanya di sini.

Menurut leksikon Perancis, Cote D’Azur membentang dari  Cassis (Bouches-du-Rhône) hingga Menton (Alpes Maritimes) di perbatasan dengan Italia. Saint-Tropez, Antibes, Cannes, Nice, Monaco dan Menton adalah tempat-tempat populer di daerah ini.

Sejarah Cote D’Azur sebagai pemandian laut terkenal di Eropa dimulai sejak pertengahan abad 18. Orang-orang inggris seringkali melewatkan musim dingin di bagian selatan Eropa, untuk mengobati penyakit TBC / tuberculose yang mereka derita. Riviera Parancis memulai karir turistiknya sebagai sanatorium bagi orang kaya inggris. Stephen mengabadikan Cote D’Azur dalam bukunya, dan nama ini digunakan secara resmi tahun 1904. Makin lama, popularitasnya sebagai pusat turis makin menanjak. Orang  dari seluruh dunia mengunjunginya. Hingga kini.

Keluarga pelancong mengunjungi riviera Perancis ini di bulan April. Ketika anak-anak liburan paskah. Seminggu kami habiskan untuk kemping. Di St Laurent du Var- Desa kecil di sebelah kota Nice. Kota terbesar di Cote d’Azur. Di musim semi ini, daerah Eropa Selatan ini sudah mulai hangat. Tapi sering hujan. Ketika matahari bersinar cerah, sudah banyak orang berbikini dan berjemur di pantainya.

Dari rumah, kami menempuh perjalanan mobil lebih dari seribu km jauhnya. Sempat kami menginap semalam di rumah seorang sahabat di Zurich. Sebelum keesokan harinya melintasi Italia. Emak sempat pengen mampir ke stadion sepak bola AC Milan. Sayang waktu kami sangat terbatas. Kami masih menggunakan mobil kecil kami, Renault Clio. Bagasi penuh dengan tenda, bermacam perlengkapan kemping, dan makanan bekal. Anak-anak masih duduk di atas car seat.

Menurut sebuah buku panduan, sebisa mungkin, hindari mengunjungi Cote D’Azur di bulan Juli – Agustus. Ini adalah waktu liburan musim panas utama bagi orang Perancis dan bagian Eropa lainnya. Anda akan sering terperangkap macet dan hiruk pikuk manusia. September relatif lebih sepi dan air lautnya lumayan hangat untuk berenang. Februari – Maret adalah musim hujan. Jika suka mendaki gunung dan kegiatan alam, April – Mei adalah waktu ideal. Sedangkan musim dingin paling enak digunakan untuk menjelajah kota-kota tua, desa-desa dan museum.

Menginap di sebuah perkemahan kecil di Saint Laurent du Var. Selain lebih murah, kami ingin menikmati suasana alam bebas. Saat itu, cuaca berganti antara hujan dan cerah. Nama bumi perkemahannya, Camping Magali. Di Perancis, tempat berkemah punya bintang, bagai hotel. Camping Magali berbintang empat. Punya beberapa fasilitas olah raga seperti bola voli, tenis meja, dan sebuah kolam renang. Internet gratis pun tersedia di sekitar gedung resepsionis.

Dari berbagai belahan dunia, Cote D’Azur bisa dicapai dengan pesawat terbang. Bandara Nice merupakan bandara terbesar kedua di Perancis. Dari Paris ada kereta api cepat TGV. Daerah ini juga bisa dicapai dengan kereta api dan bus antar negara di Eropa.

jangan heran jika banyak yacht mewah dan helicopter melayang-layang di udara Nice. Kota ini merupakan pintu masuk menuju Monaco. Para super kaya dunia menggunakan kedua transportasi itu ke Monaco.

7 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: