Keliling Ardennen

Emak terinspirasi untuk berkeliling Ardennen, salah satunya karena buku berjudul “Unterwegs in den Ardennen”. Karya Christoph Wendt. Sebuah travelogue berisi wilayah dengan banyak hutan di selatan Belgia, Luxemburg, dan sedikit bagian Perancis. Walau ia bercerita tentang destinasi tidak umum, artinya kurang terkenal di Eropa, Emak sungguh tertarik. Destinasi sederhana, tapi penuh makna. *hadehhhh bahasanya*.

Tiga hari berkeliling, ada beberapa daerah kami lewati. Desa-desa dan kota kecil yang tak terlihat dalam peta dunia. Kami mulai dengan kota spa. Dari namanya, tempat tetirah berasal. Hawanya sedang dingin. Dua jam kami keliling kota. Sambil makan waffel Belgia yang sangat manis.

Pemberhentian berikutnya sebelum ke tempat kemping adalah desa buku Redu. Desa buku tertua di Eropa daratan. Mereka sedang mempersiapkan festival buku. Walau cuaca kurang mendukung, lumayan banyak pengunjung hari itu.

Dalam perjalanan menuju Ardennen perancis, kami putuskan mampir ke salah satu destinasi wisata utama di selatan belgia, Bouillon. Emak pikir tempat asal kaldu. Ternyata ia terkenal karena Gottfried von Bouillon, salah satu penglima perang salib.

Sedan dan Charleville-Mezieres kami datangi sebentar-sebentar. Sedan terkenal akan benteng luas dan tebal, sedangkan Charleville-Mezieres adalah kota marionette.

Terakhir sebelum pulang, kami berencana mampir Namur. Tapi hari terakhir mendung. membikin malas mau kemana-mana. Yas udah, membuka peta, Emak nemu Bastogne. kami lewati dalam perjalanan pulang. Tak ada info banyak tentang kota ini di buku. Di satu brosur hanya disebutkna, ia punya historical centre. Asyiknya toko-toko di sana, buka di hari Minggu. Selain belajar sejarah pernag dunia kedua, kami keluar masuk toko agar tak kedinginan.

One Comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: