Kemeriahan Karnaval Anak-Anak

Bulan Februari atau awal Maret adalah waktu istimewa di sebagian Jerman. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai musim kelima dalam setahun, melengkapi keempat musim di negeri ini. Ya, karnaval dirayakan besar-besaran di barat dan selatan Jerman.

Desa-desa, kota kecil hingga kota metropolitan seperti Cologne, mengadakan pawai. Diikuti marching band dan orang-orang berkostum. Ada pula yang mengadakan pawai khusus anak-anak. Kantor-kantor, sekolah dan Taman Kanak-Kanak tak mau kalah. Di hari Kamis yang disebut Fettdonnerstag ada pesta kostum.

Pesta kostum anakAnak-anak biasanya sudah kasak-kusuk sebelum acara. Satu persatu berebut menyebutkan kostum apa yang diinginkan. Anak-anak perempuan paling suka kostum putri raja. Lengkap dengan mahkota. Kostum ballerina juga favorit anak putri. Di TK, Bu Guru memasangkan make up khusus anak. Pernah para guru kompak memakai kostum badut gendut lucu.

Anak lelaki lebih suka kostum polisi, koboi, pemadam kebakaran, atau Indian. Orang berbondong-bondong memborong kostum. Banyak yang memakainya di tempat kerja. Toko-toko menjual kostum dari termurah sampai termahal.

Kami sekeluarga mau tak mau ikut arus kehebohan ini. Di hari libur karnaval, biasanya kami habiskan di luar kota. Sesekali saja ikut menonton pawai. Namun kami tak bisa menghindari pesta kostum di sekolah atau TK, karena ia diadakan bukan di hari libur.

Kostum yang digunakan anak-anak kami biasanya lungsuran atau pinjaman. Sayang sekali rasanya mengeluarkan uang untuk baju yang hanya dipakai sekali dua kali saja.

Syukurlah mereka selalu mengerti dan tak menuntut. Kostum yang ada saja dipakai. Alhamdulillah ada saja yang memberi atau meminjami. EMbak, yang duduk di bangku SMP sudah lebih kreatif. Tahun lalu ia menggunakan baju kaftan Maroko, baju muslimah miliknya. Pernah pakai piyama saja di pesta kostum. Atau baju kimono yang dimilikinya.

„Unik dan kreatif,“ komentar teman-temannya.

Pernah pula Adik dapat lungsuran kostum koboi dari seorang sahabat. Waktu itu dia masih di bangku TK.

„Tapi kita tak punya topinya, Bi,“ katanya agak sedih kepada Bapak.

Awalnya dia mau memakai kostum koboi tanpa topi ke sekolah. Bapak membuatkan selongsong pistor mainan untuk dipasang di pinggang. Namun waktu mau menonton pawai karnaval anak-anak di Kota Aachen, dia berkeras memakai topi koboi. Bapak tak kekurangan akal. Sebuah topi bundar diambil. Dua sisinya dijepit dengan peniti. Tadaaaaa… hasilnya hanya sedikit mirip dengan topi koboi betulan.

„Horeeee!“  koboi kecil kami pun tersenyum bahagia.

Di tempat pawai, dia berada di barisan depan. Bersama banyak sekali anak-anak kecil lainnya. Baik berkostum atau tidak. Koboi kecil dengan sigap mengumpulkan manisan dan coklat yang dilempar peserta karnaval. Cara-cara sederhana namun kreatif bisa membuatnya sangat bahagia.

Dua tahun berturut-turut, di sekolah dasar, si Adik mengenakan baju a la Tiongkok yang kami beli di Singapura. Entah baju apa namanya. Bentuknya mirip baju-baju tradisional yang dikenakan orang biasa di film-film kung fu. Kali ini dia mau baju itu sambil bawa pedang Star Wars.

“Gak mecing, Dik,” kata Bapak.

“Gap papa, kan.”

Kostum Star Wars pun, menurut Adik, sangat happening di sekolahnya, tahun ini. banyak anak mengenakan kostum tokoh-tokohnya. Atau setidaknya membawa light saber dari plastik. Baik yang mengeluarkan lampu, atau yang tidak. Seperti punya Adik.

Karnaval Anak

KArnaval anak di Aachen, JermanSelain karnaval dewasa yang merupakan acara puncak musim karnaval, di kota-kota besar juga diadakan karnaval anak. Seperti di Düren, Aachen, dan Cologne. Emak pernah menonton di Düren dan Aachen. Di Aachen lumayan rame. Kalau di Düren, ya gitu deh. Sejam udah kelar. hehehe. Tapi lumayan lah buat berburu manisan dan barang-barang yang dilempar ke penonton. Anak-anak suka.

Peserta karnaval anak biasanya sekolah-sekolah dasar dan taman kanak-kanak. Ada prince karnavalnya juga. Biasanya mereka berada di kereta paling belakang. Selain itu, ia dimeriahkan oleh grup musik dan marching band. Semua karnaval, karnaval di kampung kayak Stockheim sekalipun., acaranya lempar-lempar barang. Kebanyakan permen dan cokelat. Tak jarang pula kapas, tissue, dan mainan. Makanya selalu ada penonton. Nonton acara kayak gini, kudu bawa tas. Kalau sedang ramai dan beruntung bisa dapat dua kantong penuh selama acara karnaval. Asyik, kan!

2 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: