Ketika sedang meneliti to do list, sekaligus buka-buka situs Sarajevo.travel, Emak menemukan satu info. Yang lalu kami masukkan dalam to do list. Yakni mengunjungi Art Kuca Sevdaha, atau Sevdah Art House. Nama dan deskripsi yang diajukan situs tersebut, membuat kami penasaran.
Musik Sevdah, atau #Sevdalinka, merupakan musik tradisional Bosnia. Sebuah musik yang sudah berkembang sejak sekitar 5 abad yang lalu. Budaya ini menjadi salah satu jiwanya bangsa Bosnia. Sevdah Art House di Bascarsija, Sarajevo adalah satu-satunya museum di Bosnia – Herzegovina yang mendedikasikan dirinya untuk menghargai para penyanyi Sevdah di Bosnia. Unik sekali, pikir Emak.
Maka, di suatu pagi yang berkabut, seperti pagi-pagi sebelumnya di #Sarajevo, Emak dan Bapak pun keluar apartemen sewaan kelar sarapan. Anak-anak langsung skeptis mendengar kata museum. Duhhh, museum lagi museum lagi. Maaf ya, Nak. Abis keren, sih… *EmakMintaDicubit*.
Pas sampai Sevdah Art House atau Art Kuca Sevdaha, museumnya mestinya udah buka. Tapi kok pintunya masih kekunci, yah. Kami nanya ke orang di kafe, beliau mengernyitkan dahi.
“Kalau gitu, kita ke Svrzo House dulu, yuk!” ajak Emak ke satu museum lagi yang ingin kami kunjungi.
Museum Musik Sarajevo
Agak siangan, kami pun ketemu sama Bapak-Bapak petugas museum. Dengan sabar kami berusaha mengerti bahasa Inggris beliau. Tempat beli tiketnya merupakan sebuah toko buku, suvenir maupun musik Sevdah itu sendiri.
“Tiketnya 3 mark per orang dewasa. Kalau anak-anak gratis.”
Ini yang Emak suka dari negeri-negeri Balkan. Museum-museumnya rata-rata family friendly. Artinya, anak-anak sering digratisin. Mereka gak pernah nanya umur. Kalau dibilang anak-anak, paling mereka dilihat sebentar. Abis itu bilang, gratis. Ini kami alami tak hanya di Bosnia. Namun juga di Serbia, Bulgaria, dan Romania.
“Kalian boleh mengambil kartu pos itu. Gratis buat pengunjung museum,” kata si Bapak sambil menunjuk deretan kartu pos bergambar karikatur orang. Emak tidak paham siapa mereka. Emak tebak, mereka artis Sevdah kenamaan.
“Sebelum kalian masuk, saya mau memberitahukan sesuatu dulu.”
Emak langsung bertanya-tanya. Waduh, ada apa ini?
“Kalian tahu ini apa?” tanyanya seraya menunjuk sebuah rebana di dinding belakangnya. Emak mau menyebut rebana. Tapi gak tahu apa bahasa Inggrisnya.
Si Bapak menyebutnya dalam bahasa Bosnia. Emak lupa. Katanya ia juga berarti siklus. Seperti bentuk museum ini, yang melingkar seperti sebuah siklus.
“Kalian akan menemui beberapa ruangan. Setiap ruangan didedikasikan kepada satu atau lebih artis Sevdah. Nanti di dalam, kalian saya setelin video pengantarnya, ya! Duduk aja dulu untuk menontonnya!”
Tentang Sevdalinka
Maka masuklah kami ke dunia baru musik. Musik yang baru kami kenal. Seorang penyanyi lelaki bersuara berat berdendang. Mengiringi sebuah video pengantar. Pengantarnya tentang bagaimana sejarah dibangunnya museum #Sevdah ini.
Dalam bahasa Turki, sevdah berarti kerinduan asmara dan ekstasi cinta. Sevdah juga memiliki cikal bakal dari bahasa Arab, sawda’. Berarti empedu. Bagian tubuh manusia, yang dipercaya oleh dokter di zaman Arab dan Yunani kuno, mempengaruhi emosi dan memprovokasi mood melankolis kita.
Musik Sevdah diperkirakan mulai muncul sejak abad 16 masehi. Ketika Bosnia masih di bawah pengaruh Turki Usmani. Mulanya, ia dinyanyikan tanpa iringan alat musik. Baru kemudian diiringi oleh Saz, alat musik tradisional berbentuk seperti sitar, berasal dari Iran. Alat musik ini populer di Balkan, Turki, hingga Afganistan.
#Folklore asal Bosnia ini hampir selalu menceritakan tentang cinta terpendam, kasih tak sampai, dan patah hati. Tak hanya cinta pada kekasih. Namun juga cinta kepada tanah air dan bangsa. Dinyanyikan dengan suara rendah dengan lirik melankolis. Mendengar musik Sevdah bisa membuat kita melow. Para penyanyi Sevdah disebut sebagai Sevdalije.
Walau sudah dikenal selama ratusan tahun, musik ini mulai populer kembali pada tahun 1945. Sejak usai perang dunia kedua, dan Radio Sarajevo mulai berdiri. Sebelumnya, Sevdalije tampil di kedai-kedai kopi lokal. Menyanyi dengan iringan Saz.
Para Artis Sevdah
Karena baru kenalan sama musik tradisional ini, kami juga baru tahu dengan nama-nama para penyanyinya. Sebagian besar nama penyanyi lelaki. Dan sebagian besar memang berasal dari Bosnia. Sebab penyanyi asal Bosnia dianggap yang paling menjiwai dalam menyanyikan lagu Sevdah.
Semua ruangan di dalam museum memiliki tempat duduk empuk, meja, serta televisi layar tipis. Di dinding terpajang nama penyanyi sevdah. Serta ringkasan biografi mereka. Serta bagaimana pengaruh mereka dalam kancah musik Sevdah Bosnia.
Dari Radio Sarajevo ini muncul nama-nama besar Sevdalije yang terpatri di dinding Museum Sevdah. Ruangan pertama museum misalnya, didedikasikan pada Himzo Polovina. Seorang dokter yang juga Sevdalije. Beliau bahkan menggunakan musik sebagai salah satu cara terapi pasien.
Tahun 1945 tersebut menandai zaman keemasan musik Sevdah. Para Sevdalije menyanyi di #RadioSarajevo secara live. Tak jarang #Sevdalije seperti Zaim Imamovic dan Ismet Alajbegovic Serbo tidur di studio agar tak terlambat mengisi acara. Nama-nama beken Sevdalije pun muncul. Himzo Polovina, Nada Mamula, Jozo Penava, Meho Puzic, dll.
Era kejayaan mereka muai menurun pada akhir tahun 1970-an. Genre musik lain mulai beken di Bosnia. Akan tetapi, Sevdalinka tak benar-benar dilupakan. Bahkan kini ia mulai muncul kembali dengan wajah baru, Sevdalije muda, serta tampil dengan tambahan alat musik lain. Konser dan festival pun mulai diadakan kembali.
Kafe Sevdah
Kami pun sudah memutari seluruh ruangan dalam museum. Membacai hampir semua, puluhan biografi Sevdalije di dinding museum. Dan keluar dari dapur kafe. Ya, di tengah-tengah museum terdapat sebuah halaman terbuka dan berfungsi sebagai kafe. Alunan musik sevdah terdengar lirih.
“Apakah hari-hari ini ada live performance musik Sevdah?” tanya Emak kepada Bapak penjaga museum yang sedang duduk-duduk di kafe sambil merokok.
“Sayangnya tidak ada. Pertunjukan live biasanya ada di musim panas.”
Emak tak menyesal telah masuk kemari. Banyak pengetahuan baru dan makanan sehat bagi jiwa. Semoga berikutnya bisa menikmati pertunjukan Sevdalinka secara langsung. In shaa Allah.
***
Sevdah Art House (Sevdah Kuca)
Halaci 5, Bascarsija, Sarajevo
Buka setiap hari, kecuali Senin, 10:00 – 18:00
How to get there: Naik tram sampai Bascarsija. Lokasinya di antara Bruza Bezistan dan Bascarsijska dzamija (Masjid Bascarsija)
Sama kayak wisata di India mbak, anak anak dibawah 15 tahun gratis. tapi mbok e mbayar 10x lipat, soale WNA.
jeneng e wong kono meski muslim sik ditambahi movic, muharemoviz, ibrahimoviz, zulfayamovic, hehehe
@Zulfa: yoi, yen wong asing nang Indonesia yo biasane lebih larang mbayare. hooh, jenenge akeh sing berakhiran -vic. Zulfayavic yo apik, lho… 🙂