Kepulauan Faroe

faroeIjo dan banyak angin, apa itu? Kepulauan Faroe.

Itu memang kesan pertama Emak waktu sampai di kepulauan kecil di Lautan Atlantik ini.  MS. Norrona, kapal tumpangan kami terlambat sampai di Torshavn, ibukota Faroe. Ditambah lagi, kami mengantri hendak mengeluarkan mobil dari kapal, sejam lamanya. Kami langsung disapa angin kencang. Kalau kaca mobil dibuka, wusssss, langsung angin dingin itu menyapa wajah kami.

Faroe ini negara mini yang tidak merdeka secara penuh. Ia berada di bawah Denmark. Tapi punya otonomi lebih besar untuk mengatur sendiri negaranya. Mulanya tak ada niat kami kemari. Kami hanya ingin mengunjungi Islandia. Berhubung tiket pesawat menuju negeri pulau di Atlantik ini tak terjangkau bujet keluarga pelancong, maka kami pilih naik feri. Eh, ada penawaran paket pesiar ke Faroe dan Islandia. Bujetnya masuk. Ya udah, sekalian saja jalan-jalan ke Faroe.

Di sini Emak kenalan ama yang namanya fjord. Baru Emak tahu sedikit bagaimana kira-kira bentuk asli fjord. Dia seperti teluk yang menjorok panjang sekali hingga ke dalam daratan. Daratan di sekitar fjord tinggi. Menyerupai bukit atau gunung panjang. Di sela-sela permukaan gunung mengalir air. Kalau besar bahkan berbentuk air terjun. Jadi di Faroe air terjun jadi pemandangan biasa. Bahkan ada air terjun gede, orang lewat aja, gak pakai motret.

Oh, ya dari Torshaven kami langsung ke pulau sebelahnya, Esturoy. Jalan di Faroe bagus, mulus. Cuma cuaca yang sedang menung tebal dan kencengnya angin itu yang bikin Bapak ekstra hati-hati dalam menyetir. Sebagian jalannya berada tepat di pinggir laut. Karena banyak gunung, ada banyak juga terowongan di sini.

Penduduk Faroe sangat jarang. Pulau-pulau mini ini hanya dihuni sebagian kecil saja. Kami malah ketemu lebih banyak domba dibanding manusia. Oh ya, harus hati-hati saat menyetir, Kalau smapai dombanya tertabrak dan mati, dendanya mahal.

Setelah menyisir beberapa desa, kami jalan-jalan sebentar di Torshavn. Mengamati arsitektur unik di sini. Pengen icip-icip kuliner serba ikan. Tapi waktu tak memungkinkan. Kami harus kembali ke kapal. Menuju ke Islandia. Salah satu negeri impian keluarga pelancong.

Leave a Reply

%d bloggers like this: