Satu hal yang menonjol dari negeri ini menurut kami adalah sarana transportasinya. Jalan tol dan jalan pendukung dibangun hingga pelosok desa. Demikian pula jaringan kereta apinya. Merambah hampir semua kota dan desa negeri berpenduduk delapan puluh juta-an ini. Jika tak ada stasiun, pasti ada bus yang lewat di desa terpencil pun.
Naik kereta api, dari kelas ekonomi hingga kelas eksekutif, termahal, para penumpang seperti dimanjakan oleh kenyamanan, kemanan, serta ketepatan waktunya. Memang terkadang terjadi keterlambatan kereta. Tapi presentasinya masih sangat rendah dibandingkan ketepatannya.
Orang Jerman dan warga lainnya menggunakan kereta api tak hanya sebagai sarana berwisata. Namun juga untuk menuju tempat kerja atau menuntut ilmu. Biasanya hanya di jam-jam tertentu kereta dipadati penumpang. Pada pagi, siang dan sore hari, yakni ketika para pekerja dan anak sekolah pergi dan pulang. Atau ketika ada pertandingan sepak bola Bundesliga dan event-event tertentu seperti karnaval da konser musik. Selebihnya, kereta api kelas terendah pun merupakan sarana transportasi nyaman, cepat, juga murah.
Kereta api ekonomi milik perusahaan kereta api Jerman biasanya terdiri dari dua macam, yakni Regional Ekspress( RE) dan Regional Bahn (RB). Regional Bahn lebih rendah pangkatnya dibanding RE. Jenis ini berhenti di tiap stasiun kecil. Sehingga waktu tempuh perjalanan lebih lama dibanding RE. Gerbang yang digunakan pun biasanya gerbong. Namun masih terawat rapi, bersih, meski mesinnya agak bising. Kereta Regional Ekspress tak berhenti di depan stasiun, dengan model gerbong lebih baru. Model favorit kami adalah kereta dua tingkat, dengan gerbong khusus bagi orang berkebutuhan khusus dan tempat cukup luas untuk menampung kereta dorong anak. Beberapa penyedia layanan transportasi kereta api swasta pun menyediakan angkutan bertarif ekonomi, dengan kereta-kereta berdesain lebih mewah dan nyaman. Enaknya, baik kereta api ekonomi milik pemerintah atau swasta, selalu dilengkapi dengan toilet di hampir tiap gerbongnya. Para penumpang diharapkan menggunakan dengan baik, dan menjaga kebersihan.
Karena kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan relatif ketepatan waktunya, kereta api ekonomi negeri ini sangat layak digunakan sebagai transportasi wisata. Jangkauan ke hampir seluruh pelosok negara pun tak bisa diabaikan. Keluarga pelancong menjadi penumpang langganan mereka. Apalagi didukung dengan tiket-tiket murah. Menjadikan keluarga kami lebih bersemangat memanfaatkan jasa mereka.
Salah satu kekurangan kereta api ekonomi jika digunakan untuk perjalanan jauh, penumpang harus berkali pindah kereta. Untuk perjalanan Bremerhaven ke Berlin yang ditempuh tujuh jam-an misalnya, penumpang harus pindah kereta setidaknya tiga kali. Keuntungannya, kita masih sempat mampir di kota tertentu untuk sekedar berfoto ria. Tapi perjalanan naik turun ini biasanya terobati oleh pemandangan indah selama perjalanan. Berbeda dengan lintasan kereta api cepat yang biasanya banyak melewati terowongan-terowongan, lintasan kereta api ekonomi jauh lebih indah. Perbukitan, perkebunan anggur, pegunungan batu, kota-kota tua, sungai-sungai, jembatan unik, dan masih banyak lagi. Jika bepergian sendiri dan tak punya teman mengobrol, pemandangan ini bisa menjadi penghibur hati. Asal tak berkendara di malam hari saja. Bepergian secara rombongan pasti lebih asyik. Perjalanan jauh naik turun kereta malah terasa mengasyikkan.
ngiler aku mbayangkan……ekonomi aja spt itu..bgmn dengan yang kelas executive…..weleh….inget kereta api mutiara selatan kelas bisnis ke bandung..hehe. thanks ya artikelnya….
brarti kudu sedio tissue sing akeh, Mas…
Wah-Wah yang ekonomi ja uda kayak kelas bisnis di Indonesia……Keretanya bagus lagi gak nyesel kalau bayar mahal….Coba di Indonesia separo aja mirip ama ini pasti kereta di Indo lebih berjaya ahahahahaha
[…] kereta api cepat (ICE, warna putih) dan kereta api ekonomi (RE, merah) di stasiun Cologne/Koln, […]