Olah raga musim dingin banyak macamnya. Emak baru tahu setelah tinggal di Jerman. Yang disebut olah raga musim dingin adalah jenis-jenis olah raga yang dilakukan di atas es atau salju. Dulu Emak kenalnya hanya olah raga ski. Ski dan sluncuran di atas salju memang termasuk olah raga musim dingin tradisional.
Yang termasuk olah raga di atas salju adalah ski, snowboard, ski spring, dan seluncuran. Kalau dalam bahasa Jerman, olah raga seluncuran disebut rodeln. Â Di atas es, misalnya adalah ice skating yang kemudian terbagi lagi menjadi figure skating, ice dancing, dan speed skating. Lalu ada olah raga apa ituh, yang kayak ngepel lantai. Emak lupa namanya.
Waktu pertama datang ke Jerman dulu, Emak sempat suka melihat Ski Spring. Orang meluncur dari lintasan tinggi. Pakai alat ski panjang sekali. Meluncur, trus loncat setinggi mungkin. Hingga seperti terbang. Sekali loncat bisa puluhan atau seratus meter lebih. Yang menang, tentu yang loncatannya paling jauh. Mengesankan, sebab ada salah satu peserta bernama Adam Malysz, mirip-mirip Adam Malik, versi Polandia. hehehe.
Aneka olah raga musim dingin ini, di Eropa, dan negara empat musim, termasuk populer. Setiap tahun ada kejuaraan dunia khusus. Setiap empat tahun diselenggarakan olimpiade musim dingin. Sesekali Emak mengikuti juga. Lewat berita-berita di televisi.
Ski tak diragukan, adalah jenis olah raga musim dingin paling dikenal dan paling banyak dimainkan orang. Pusat-pusat olah raga musim dingin, lebih dikenal sebagai pusat ski. Berkali keluarga pelancong lewat pusat ski semacam kami. Tak hanya di Jerman. Namun juga Swiss, Austria, Slovenia. Semuanya banyak sekali dikunjungi orang. Sebuah desa ski seperti Obertauern di Austria misalnya, kalau lewat di sana seperti lewat daerah snow wonderland. Lift, gondola gantung, eskalator, terlihat sampai ujung desa. Antusias sekali warga Eropa ini main ski.
Kami dulu sudah senang bisa main seluncuran. Sekali ke Braunlage, dua kali ke Winterberg, belum tergerak belajar sendiri. Melihat orang meluncur di atas papan ski, paling cuma, wow. Baru setelah ke Bodenthal di Austria dua musim dingin lalu, pas tanya-tanya tentang kursus, jadi tertarik.
Awalnya sungguh sulit buat kami. Ternyata berdiri saja di atas dua papan licin bukan soalan gampang. Musim dingin tahun lalu, olah raga ski sempat kami lupakan. Baru tahun ini, kami belajar lagi. Bapak dan anak-anak sudah lebih mahir.
Omong-omong, sampai sini kok gak ada hubungan dengan judul, yaks? Sabar, deh. 🙂
Walau kelihatannya enak dan lempeng meluncur dari atas bukit ke lembah di atas papan ski, olah raga ini butuh persiapan fisik. Tak disarankan main ski tanpa persiapan fisik sama sekali. Paling tidak sebelumnya kudu olah raga ringan. Menurut informasi yang pernah Emak baca, kurangnya persiapan fisik, bisa berbahaya bagi diri kita. Bisa meningkatkan risiko kecelakaan. Itulah sebabnya menjelang dan selama musim dingin, terdapat kursus gymnastik khusus. Buat persiapan berolah raga musim dingin.
Anak-anak dan Bapak relatif banyak bergerak. Kalau Emak persiapannya dengan banyak naik turun tangga sambil lari-lari kecil. Buat melatih kaki. Kadang stretching ama lompat-lompat. Apa yang sempat dan mudah dilakukan saja.
Musim dingin kali ini, kami dua kali ke Hellenthal, sekali ke Schwarzer Mann, sekali ke Winterberg, dua kali Willingen. Alhamdulillah, mau tidak mau, gak hibernasi dan menambah berat badan. Seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sebab persiapan fisik seadanya, bisa ditebak, setiap kali usai berolah raga ski, badan kami pegal-pegal. Terutama bagian kaki, pundak, dan leher. Mau saling minta pijat, lha kok sama-sama capek. Syukurlah di rumah kami ada bantal pijat.
Sebelumnya kami membeli alat pijat punggung. Beli ketika ada diskonan di sebuah supermarket. Pikir-pikir, kadang kami butuh juga. Kami letakkan alat pijat punggung di atas sebuah kursi empuk di kamar kerja. Capek kelamaan duduk, Emak pindah ke kursi empuk, dipijat oleh pemijat elektronik. Setelahnya ada disonan batal pijat. Tergoda beli. Leher terkadang kaku. Pijatannya kuat. Lumayan melemaskan otot-otot kaku kami.
Bentknya yang tak terlalu besar memudahkan bantal pijat dibawa kemana-mana. Kami tak hanya memakainya untuk pijat leher. Namun juga untuk memijat kaki dan lengan.
Wah kl di luar negri butuh banget ni bantal pijat, kl di indo masih ada banyak tangan2 terampil yg super enak mijit mb ira.. *_*
Bawa ini waktu travelling asyik kali mbak. Apalagi yang perjalanan on road jauh, wih lumayan juga buat bobok di Kereta India yang lumayan jauh.
Pasti terasa sekali manfaat bantal pijatnya, ya mbak. Praktis dan fungsional. Biar badan cepet seger lagi dan bisa melakukan aktifitas lain lagi.
@Ima: Bener, Ma. Di sini kagak terjangkau tarif tukang pijat beneran. Bayarnya diitung per 15 menit. hehehe.
@Zulfa: Yen digowo traveling nggawe kendaraan umum, rasane kurang praktis. Soale ukurane gede, radha abot. 🙂
@Mbak Rien: Yoi, Mbak Rien. Alhamdulillah bisa melemaskan otot-otot tubuh. 🙂
Ih, enak banget kayake bantal pijatnya ini mbak…
Iya bener, kalo di sini masih banyak tukang pijat tradisional 🙂 cuma kalo untuk dibawa trip oke punya nih.
@Mbak Dee An: Mayan, Mbak… Berfungsi sebagaimana mestinya. 🙂 Tapi mesti benar-benar dipasin posisinya, agar nyaman. 🙂
@Cek Yan: Kalau dibawa traveling sebaiknya pesan bagasi. hehehe. Mayan berat soalnya.
aku punya bantal pijat di rumah, tapi lebih enak dipijit sama emak-emak yang suka dateng ke rumah 😀
@Zahra: pastinya, Zahra. Di sana enak, tarifnya lebih ramah dompet. hihihi.
klo dibandingin pijet sama dukun pijet emang jauh, tp buat pemakaian sehari2 boleh tuh bantalnya
@Mas Priyo: Betul banget, Mas. Buat kami ini lumayan banget.. 🙂