Kota Skopje, Hidden Gem di Eropa Timur

Suasana old bazaar Skopje

Skopje, ibukota Makedonia Utara, mungkin masih berada di luar radar sebagian traveler. Kota ini menyimpan potensi pariwisata yang besar.

Dua kali mengunjungi kota ini. Kali pertama, di musim panas tahun 2017. Waktu itu kami melakukan round trip, perjalanan darat dari Jerman mengelilingi beberapa negara Balkan. Berkendara melewati Austria, Slovenia, Kroasia, Montenegro, Albania, Makedonia Utara, Kosovo, Bosnia-Herzegovina selama sekitar tiga minggu. Nginep di bumi perkemahan, hostel, hotel, maupun apartemen. Seru sekaligus mnyenangkan, sesekali menengangkan.

Untuk kunjungan kedua kali ke Skopje Oktober tahun ini, kami pakai cara lebih mudah, naik pesawat terbang, maskapai Wizzair. Naik dari bandara Charleroi di selatan kota Brussel, sebab tiket dari Jerman harganya jauh lebih mahal selama liburan musim gugur.

Old Bazaar Skopje

Kali ini kami sengaja menginap di kota tuanya, di dalam old bazaar, biar leblih mudah eksplor di dalamnya. Old bazaar Skopje merupakan salah satu bazaar terluas di Semenanjung Balkan. Bazaar terluas kedua di masa Turki Utsmani, setelah Grand Bazaar di Istanbul.

Memasuki old bazaar Skopje kita seperti berada di Turki atau Sarajevo, sih, tidak seperti berada di sebuah negara lainnya. Masjidnya relatif banyak dan berdekatan. Wanita-wanita berkerudung banyak sekali jumlah. Termasuk para wanita muda dan anak-anak. Model busana muslim wanita sini mirip wanita Turki dengan outer panjang warna polos. Barang-barang kerajinan hand made mudah ditemukan di tempat ini. Karpet, sepatu kulit, cinderamata, pakaian tradisional hingga peralatan makan dan memasak. Selain itu, kami banyak melihat toko baju pengantin dan toko perhiasan emas dan perak.

Makanan halal bukan masalah besar di sini. Meski mereka ndak masang label halal secara khusus. Banyak orang meyakinkan, bahkan sebagian besar tempat makan di old bazaar menyediakan makanan halal. Menu sebagian besar makanan adalah daging: daging ayam, kambing, dan sapi. Penyuka ikan kudu banyak bersabar. Kami tak menemukan restoran ikan atau yang menjual menu ikan selama lima hari di Skopje.

Masjid bisa dengan mudah kita temukan di old bazaar. Lokasinya berdekatan. Azan sebagai penanda waktu sholat dikumandangkan dengan pengeras suara, termasuk di waktu Subuh.

Bazaar tua Skopje mulai muncul di abad keduabelas masehi. Berkembang pesat di abad 16. Tempat ini menjadi salah satu hub perdagangan ramai di masa itu. Beberapa bangunan tua peninggalan Turki Utsmani masih bisa kita temukan hingga kini. Sebagian masih mangkrak belum direnovasi, sebagian lain beralih fungsi menjadi museum. Bangunan kuno hamam, pemandian dari zaman dulu masih berfungsi, berada di dekat Masjid Murat Pasha. Kami sering mendengar orang berbicara bahasa Turki di sini.

Mepet old bazaar adalah sebuah pasar modern, Bit pazaar. Menjual baju-baju, kain, kebutuhan pokok, dan aneka komoditi lainnya.

Di old bazaar Skopje, kami sering dikira warga negara jiran, Malaysia. Satu orang berhasil menebak kami dari Indonesia. memang beberapa kali kami melihat atau berpapasan dengan turis jiran.

Di Luar Old Bazaar

Pusat kota di luar old bazaar suasananya lebih modern. Kita bisa menemukan banyak sekali patung dan memorial, sebuah jembatan tua, serta Plaza Macedonia, sebuah tempat luas berhias air muncrat. Di dekatnya terdapat beberapa museum dan memorial house Bunda Teresa. Bunda Teresa lahir di Skopje 26 Agustus 1910, menghabiskan 18 tahun kehidupan beliau di kota ini sebelum bertolak ke Irlandia.

Sudah pernah menjelajah ke sana sebelumnya, kami lebih berkonsentrasi di seputar old bazaar saja kali ini.
Benteng tua Skopje

Oh ya, di luar old bazaar, di sebuah bukit tidak jauh dari situ, berdiri Benteng Skopje (Kale). Konon, benteng ini sudah ada di sekitar abad empat hingga abad tiga sebelum masehi. Dan mulai eksis lagi sekitar abad keenam masehi. Dikonstruksi di masa kekuasaan Kaisar Justinian I. Kami hanya memotret benteng ini dari bagian luar saja.


Leave a Reply

%d bloggers like this: