Kota Sunan, Gresik: Makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim

Salah satu jenis wisata religi yang disuka di kampung halaman Emak adalah ziarah ke makam para sunan. Ada kebanggaan tersendiri Emak tangkap dari mereka yang sudah pernah melaksanakannya. Apalagi yang sudah lengkap ziarah 9 sunan di Jawa. Atau yang lebih dikenal sebagai Walisongo.

Sunan Gresik
Wisata religi di Gresik

Sewaktu kecil, Emak tahunya Walisongo itu nama toko. Terletak di Jalan Raya Sultan Agung Jember. Jualannya seragam dan perlengkapan pramuka. hehe. Lalu ada juga pecel Walisongo. Ini sebab jualan pecelnya di ujung gang dekat toko Walisongo tersebut. *makin ngelantur*

Emak mengenal sosok-sosok Walisongo lewat film. Zaman SD dahulu kala, sekuel film Walisongo jadi tontonan wajib anak sekolah di Jember. Nontonnya bareng sama teman-teman sekolah. Keren, yah. Anak dahulu pun dah ada nobar nonton di bioskop. Waktu itu pemeran Sunan Kalijogonya Deddy Mizwar yang masih mudah dan ganteng. *tsah*.

Pemeran sunan lainnya Emak lupa. Paling ingat yang Walisongo vs Syeh Siti Jenar. Kalau melihat film-film tersebut, hasil tangkapan pikiran sederhana adalah walisongo itu sakti-sakti orangnya. Sosok walisongo sebagai para pendakwah sukses di tanah Jawa malah tak tertangkap Emak kecil.

Meski ziarah para sunan lumayan happening di kampung, Emak dulunya malah tak terlalu tertarik. Meski suka jalan-jalan sejak muda, tak pernah kepikiran mau tur makam para sunan. Apalagi kalau mesti langsung menempuh perjalanan panjang di tiga propinsi. Mengingat makam para sunan tersebut tersebar dari Jawa Timur, Tengah, hingga Barat. Bahkan, lima tahun bermukim di Surabaya pun tak bisa menggerakkan hati Emak untuk sekadar melongok ke wilayah Ampel. Lokasi pemakaman Sunan Ampel.

Baru ketika pulang kampung tahun ini, dan salah satu sohib menawarkan rumahnya di Gresik, Emak baru kepikiran untuk ziarah. Mumpung lagi di Gresik, pikir Emak. Di bulan puasa, makam sunan sepi peziarah, kata sahabat Emak tersebut. Cocok. Maka, di suatu hari yang panas, meluncurlah kami dengan sepeda motor ke makam kedua sunan: Sunan Syeikh Maulana Ibrahim dan Sunan Giri. Alhamdulillah keduanya berada di dalam kota Gresik dan mudah diakses.

 Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim

Ibu Zulfa menyarankan agar kami mengunjungi makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim terlebih dahulu. Menurut Wikipedia, beliau yang juga dikenal sebagai Sunan Gresik ini merupakan keturunan langsung dari Rasulullah SAW. Diperkirakan lahir di Samarkand awal abad 14 masehi. Ada pula yang memperkirakan beliau lahir di Persia.

jual peci
Berziarah ke makam Sunan Gresik

Maulana Malik Ibrahim dianggap wali pertama Walisongo (Sembilan Wali). Beliau mengajarkan cara bercocok tanam dan mendapat simpati dari rakyat kebanyakan. Pun membimbing masyarakat Gresik dalam hal pengobatan, perdagangan, akhlak yang baik.

Meninggal tahun 1419, Syeh Maulana Malik Ibrahim terletak di Desa Gapuro, Gresik. Masuk ke Jalan Malik Ibrahim. Tidak jauh dari alun-alun Gresik. Seingat Emak, papan penunjuk jalan menuju kompleks makam sunan sudah bagus.

Kami berhenti di depan sebuah gedung aula jangkung. Tak lama, tempat parkirnya ketemu. Persis di depan kompleks. Bagian atasnya tertutup pula. Sehingga motor tumpangan tidak kepanasan.

Benar saja, hari itu kompleks makam terlihat sepi. Gedung tinggi tersebut baru saja direnovasi. Terdiri dari 4 lantai, gedung aula dengan pilar-pilar besar ini megah sekali. Bagian bawahnya digunakan orang untuk sembahyang. Ada pula yang sedang membaca Alquran, tiduran di lantai keramiknya yang adem, atau duduk berzikir. Kami pun masuk ke dalam gedung lalu belok kanan ke arah kompleks makam.

Gerbang masuk kompleks makam terbuat dari tumpukan batu alam. Mirip candi. Beberapa orang lelaki berpeci hitam dan putih, serta seorang perempuan duduk mengelilingi makam-makam utama. Berada di bawah konstruksi mirip pendopo. Makam sang maulana paling tinggi. Di dekatnya terdapat beberapa makam lainnya. Makam istri dan putra beliau. Walau di luar panas, di bawah pendopo terasa sejuk.

Keempat makam dikelilingi pagar besi. Di luar pagar terdapat meja-meja dengan tumpukan Alquran serta buku-buku tahlil atau yasin. Makamnya sendiri terbuat dari batu marmer. Nisannya memiliki pahatan kaligrafi tulisan arab. Emak duduk bersimpuh di luar pagar. Mengirim al Fatihah bagi sang Maulana dan keluarga beliau.

Selain makam Maulana Malik Ibrahim dan keluarganya, terdapat banyak makam lainnya di sekelilingnya. Menurut Zulfa, di hari biasa, untuk dapat mendekati makam, orang bisa mengantri lama. Peziarah yang datang bisa ber-bus-bus. Dari seluruh Jawa dan belahan nusantara lainnya.

Ada pula pendopo luas tanpa ada makam di bawahnya. Mungkin buat tempat peziarah berkumpul atau beristirahat. Di satu sudut dekat tembok, terdapat makam Syeh Maulana Makhrubi dan saudara kandung Maulana Ibrahim, Syeh Maulana Iskhaq. Sebuah pohon rindang menaungi kompleks makam. Gentong-gentong besar berjajar. Di dekatnya sebuah meja dengan gelas-gelas plastik warna hijau berderet di atasnya.

Tepat berbatasan dengan kompleks makam Maulana Malik Ibrahim adalah makam Kyai Toemenggoeng Poespo Negoro I, bupati pertama Gresik. Emak hanya memotret dan mengamati dari jauh. Tidak sempat berziarah ke mari.

***

Baca juga: Makam Sunan Giri, Gresik

8 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: