Kota Tua Tiflis

Sehari sebelum terbang pulang, kami habiskan waktu di Tiflis. Batuk Adik makin parah. Tambah demam pula. Alhamdulillah kami sudah siap dengan obat penurun panas.

Ada sebagian kota tua yang ingin Emak kunjungi. Keinginan untuk menjajal bath house air belerang yang terkenal di Tiflis, kami batalkan.

Bangunan tua di ibukota Georgia ini sekilas mirip bangunan Turki Usmani. Terbuat dari kayu, dengan balkon di lantai atas.  Susuran tangganya bagai dipahat dan diukir dengan pola tertentu. Sayangnya bangunan seperti ini sudah banyak yang rusak, tak terawat.

Dari Liberty Square, kami belok kanan menyusuri tembok kota tua. Belok kanan lagi ke gang sempit Ioane Shavteli. Di gang ini ada beberapa atraksi wisata Tiflis. Diantaranya adalah menara jam di depan teater marionette. Gereja antik Anchiskathi berada hanya bermeter dari sana. Di sepanjang jalan bisa kita temui kafe dan rumah makan. Pun toko-toko suvenir.

Jalan terus, kami menyeberang Sungai Mtkvari lewat Jembatan Perdamaian yang aduhai. Terbuat dari kaca-kaca dan metak membentuk sebuah kura-kura raksasa. Banyak sekali orang berpose di sini. Seorang penjaga mondar-mandir. Mendekati seorang gadis yang lama memandang sungai. Mungkin si Bapak khawatir ada yang meloncat ke sungai.

Di seberang sana ada tempat bermain anak. Kami biarkan krucil bermain beberapa lama. Sebelum kembali menyeberang. Emak ingin memotret sebagian wilayah Schardeni. Bangunannya unik. Tempat ini didominasi kafe, toko cinderamata dan rumah makan internasional. Siang itu mereka kelihatan sepi saja.

Penutupannya, kami makan di Shamiran. Sayang sate ayamnya sedang tak ada. Sate kambingnya enak. Halal dan murah makan di sini.

One Comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: