
Perjalanan keluarga pelancong di Siprus Utara terbilang santai. Kami memang ada target, berapa tempat yang ingin kami sambangi. Semuanya disesuaikan dengan kondisi. Misalnya ada hal terduga, kemalaman, tersesat, dll, tinggal skip satu dua destinasi. Ndak masalah. Dibawa santai, enjoy, hepi saja. ndak mau ngoyo bercapek-capek berujung sepulang liburan malah kecapekan, bahkan sakit.
Usai ziarah ke Lefke di sis barat Siprus utara, kami bertolak ke kota tujuan selanjutnya, Kyrenia. Dari Lefke ke Kyrenia ada rute lebih cepat. Yakni rute Lefke – Güzelyurt – Nikosia – Kyrenia. Berjarak kira-kira 70 km selama sekitar satu jam perjalanan mobil. Kami pilih rute lebih lama. Dari Lefke ke utara, menyusuri pantai di Yesilyurt. Sampai Güzelyurt belok ke arah utara lagi. Naik turun jalan sepi Pegunungan Besparmak atau dikenal juga sebagai Pegunungan Kyrenia. Pegunungan sepanjang sekitar 170 km membujur dari barat ke timur Siprus Utara.
Sampai di Gecitkoy, di pantai utara Siprus hingga mendekati Kyrenia, jalanan semakin ramai. Semakin banyak hotel, tempat makan. Kami mampir makan Fish and Chips di sebuah rumah makan. Pengaruh Inggris kental terasa di Siprus. Mulai lalu lintas kendaraan lajur kiri sampai makanan. Di Kyrenia, kami langsung muter-muter mencari alamat apartemen. Simcard Telsim Emak di sini kurang kuat sinyalnya. Alhamdulillah ketemu setelah setengah jam-an muter.
Pusat Kota Kyrenia
Kami check out relatif pagi dari apartemen sewaan. Langsung berkendara ke arah pusat kota. Parkir di Otopark seberang Rocks Hotel & Casino. Dari sana kami jalan kaki sekitar 5 menitan sudah sampai Atatürk Heykeli. Di daerah situ berdiri beberapa hotel dan casino. Di pusat kota sedang ada acara lomba lari anak-anak sekolah. Sarapanlah kami Pide (semacam pizza, berbentuk seperti perahu) di Simit Dünyasi, sebuah kafe besar, sambil memperhatikan acara lomba lari.
Perut terisi, saatnya mengeskplor pusat Kyrenia dengan berjalan kaki. Kami hanya ingin mengunjungi objek wisata utama saja. Dari Atatürk Heykeli kami menyusuri tepian pantai. Ke arah pelabuhan tua, Girne Yat Limani. Daerah tepian pantainya berupa promenade. Sebuah jalan beton untuk pejalan kaki. Sebagian wilayah taman di tepi promenade ditutup, sedang direnovasi.

Harbour Kyrenia sepertinya sudah dibangun sejak beberapa abad sebelumnya. Konstruksinya terlihat kuno, sekaligus sangat kokoh. Sebagian tembok tebalnya telah dimakan usia sekaligus digerogoti ombak. Angin berembus lumayan kencang, ombaknya besar. Kami sempat beberapa kali terkena cipratan serta semprotan ombak laut. Banyak orang berjalan-jalan di tepian laut seperti kami. Menonton orang-orang memancing. Di harbour parkir perahu mau pun kapal-kapal motor kecil. Kapal besar tampak berada di pelabuhan lain, Emak taksir pelabuhan lebih baru. Dari Kyrenia, berlayar kapal feri menuju pantai selatan Turki, Tasucu dan Mersin, pp. Beberapa kali dalam seminggu. Dari harbour, kita bisa melihat bagian belakang Kyrenian castle.
Jalan kecil di tepian harbour ke arah castle sedang ditutup juga. Kami pun mengambil rute lain. Memssuki kota tua Girne, di area pertokoan. Ketemu Greco Roman rock graves, sempet beli manisan khas Turki (Turkish delight) rasa delima isi kacang pistachios yang endeus banget. Jalanannya agak sempit, naik turun. Beberapa monumen kuno lainnya, kami temui ketika berjalan kaki di kota tua Kyrenia (kota Girne dalam bahasa Turki), Yakni round tower, Masjid Aga Cafer Pasha, air mancur kuno, wakaf dari pejabat di zaman Zurki Utsmani, serta sebuah kompleks kuburan tua.
Kastil Kyrenia terlihat kokoh dan luas kompleksnya. Di luarnya banyak mobil parkir dan orang keluar masuk kompleks. Kami ndak masuk. Muterin dari luar saja, lalu berjalan ke arah pantai. Di ujungnya terdapat resto dengan banyak sekali tempat duduk di pinggir pantai. Asyik juga makan sambil menikmati pemandangan cakep di tepi laut Kyrenia kayak gitu. Kami lalu memanjat tangga batu ke arah sebuah taman. Mengintip kastil dari ketinggian. Ketutupan pepohonan, gak banyak yang bisa kami lihat.
Balik lagi ke pusat kota, kok banyak juga tukang cukur. Setelah nanya tarif dan terjangkau, kedua lelaki di rumah kami ikutan cukur. Tujuh setengah euro cukur plus keramas. Sebelum lanjut ke destinasi berikutnya, mampir ke Manti Sofrasi, makan Manti Turki favorit kami sekeluarga.