La Grande Mosquée de Paris

masjid-agung-parisCheck in di Patisserie Laduree sudah, ngelirik-lirik barang-barang mewah sambil ngayal di butik-butik Ferragamo, Fendi, Armani, Prada, Gucci, Dior, MaxMara, dll sudah, foto-foto di kaki menara tinggi sudah, megang-megang alat-alat bento lucu di satu toko Jepang juga telah dilakukan. Kini saatnya mengunjungi Masjid Agung di kota cinta.

Terletak di 5th arrondissement, halte metro terdekat dengan masjid adalah Place Monge. Keluar dari stasiun metro, tak terlihat tanda-tanda sebuah masjid. Sekitarnya adalah jalanan dengan toko-toko dan pemukiman penduduk. Meneliti peta, ketemu juga jalan menuju ke sana. Hanya beberapa ratus meter dari Place Monge.

Jalanan menuju masjid padat mobil, terkesan kurang teratur dan agak kotor. Sesekali kami temui kotoran anjing di trotoar. Perempuan berjilbab dan lelaki berjanggut panjang Terlihat berjalan di sekitar sana. Satu toko buku-buku berbahasa Arab berdiri tepat di seberang masjid. Taman di depan masjid ini juga terlihat kurang terawat.

Berada di perkampungan padat, susah sekali memotret bagian luar masjid secara utuh. Dua pengemis menyambut kedatangan pengunjung di dekat pintu gerbang. Seperti di Maroko saja rasanya.

Banyak orang keluar masuk area masjid. Rupanya memang terbuka untuk umum juga. Sebagian pengunjung terlihat seperti turis. Mungkin ingin melihat taman dan sebagian isi masjid. Di area salat, baru non muslim dilarang masuk. Seorang pria terlihat seperti penjaga jalan ke area ini. Agak bingung juga di sini. Beberapa saat, kami temukan pintu menuju ruang wudhu wanita di lantai bawah tanah.

Seorang wanita memperingatkan dalam bahasa perancis dan isyarat bahwa Emak harus menjaga barang-barang. Tak aman rupanya. Seorang wanita tua berbaju tebal salat di ruang tunggu. Seorang peminta-minta. Ada dua ruang wudu dengan satu ruang duduk. Tempat wudu-nya bertempat duduk kayu. Wanita-wanita duduk, sambil membersihkankan diri dan mengobrol dalam bahasa arab dan perancis. WC-nya sebagian besar berupa WC duduk. Lantainya kotor. Semua orang menggunakan alas kakinya masuk tempat wudu. Emak duduk di tempat wudhu lebih sepi.

Ruang salatnya terpisah agak jauh dari tempat wudu. Melalui satu ruang terbuka luasdengan air muncrat di tengah-tengah. Model keramiknya sekali lagi mengingatkan akan Maroko. Sepasang pengantin tua berbaju nikah berfoto beramai-ramai. Emak masuk, meninggalkan sepatu di luar. Tempat salat wanita dikelilingi tabir, bukan satu ruang yang dibangun khusus. Ramai juga di dalamnya. Baik mereka yang salat, membaca Al-Quran atau melakukan kajian agama. Alhamdulillah, senang sekali melihat suasana ‘hidup’ di rumah Allah.

One Comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: