Sebelum masuk bulan puasa dan berlibur ke tanah air, keluarga pelancong menyempatkan diri dayung sekali lagi. mencari alternatif tempat dayung lain lagi, kami menemukan informasi tentang Lago Laprello sebuah danau di kota Heinsberg, sekitar satu jam perjalanan dari rumah. Ada persewaan kano dan becak air di sana, tutur situs.
Cuaca hari itu kurang menentu. Kadang mendung, angin bertiup kencang lalu panas. Suhu udara lumayan nyaman untuk berkegiatan di luar rumah.
Di sekitar danau, tak terlalu banyak mobil parkir. Mulanya kami kesusahan menemukan tempat parkir. Kami pikir di dekat tempat perkemahan kecil di dekat gerbang masuk kompleks. Ternyata masih beratus meter ke dalam.
Namanya yang berbau Italia sungguh unik. Danau ini bukan alam. Melainkan bekas penambangan pasir yang kemudian diisi air dan menjadi tempat rekreasi.
Sebuah kafe berfungsi ganda sebagai tempat penyewaan kano, perahu dayung dan becak air. Mereka memperkerjakan orang-orang berkebutuhan khusus. Karena ukuran kano kecil, kami menyewa dua selama masing-masing satu jam. Emak sekaligus ingin belajar menjadi pengemudi, mengambil posisi bersama Embak.
Di saat kami sewa kano itulah angin bertiup kencang. Menjadi pengemudi dan mendayung bukan hal sepele lagi. Berkali kami berjuang mengendalikan laju kano. Bapak yang sudah berpengalaman mengemudi pun merasa kesulitan mengendalikan kano. Apalagi kano di sini lebih pendek dan lebar dibanding kano di Danau Rur. Dayung kayunya terasa lebih berat. Misi sejam mengitari danau seluas 0,35 km persegi gagal. Kami hanya berhasil mengitari setengahnya. Kecapekan, tak kami perpanjangan waktu sewa kano.
Di hari hangat, banyak orang mandi, berendam atau sekedar berjemur di Lago Laprello. Hari itu pun demikian. Anak-anak mudah berkumpul. Orang-orang tua memilih berjalan memutari danau, bersepeda, jogging atau jalan cepat. Anak-anak kami ingin berenang sebentar. Kami duduk agak jauh dari keramaian. Lain kali, misi memutari danau harus diulang dan berhasil.