Piran adalah kota terakhir yang kami kunjungi di Slovenia jelang masuk Kroasia. Ia salah satu kota tepi pantai Adriatik di negeri ini. Sekaligus sebuah kota pelabuhan meski tak terlalu besar.
Sayangnya hari itu cuaca tak menjadi sahabat kami. Dari pagi mendung tebal, gerimis, atau bahkan hujan deras menemani perjalanan kami dari Klagenfurt, Austria sampai kota ini. Saking tebalnya mendung dan kabut, kami sempat tak sadar telah berkendara di pinggir pantai usai melewati kota bernama Koper. Air laut tertutup kabut, tak tampak dari pandangan. Kami mengetahuinya kala memperhatikan layar GPS yang memperlihatkan garis pantai.
Garis pantai Slovenia terjepit antara Italia dan Kroasia. Dan Piran berada di satu tanjung. Merupakan daerah turis. Ia pernah dikuasai Venezia. Sehingga suasananya mirip Italia.
Cuaca tak jua membaik. Kami datang sekitar tengah hari, pas di jam makan siang. Nah, setiap mobil yang masuk kota ini, harus masuk palang khusus. Tandanya kami harus membayar sesuai jam kunjungan kami di sana. Emak lupa, kalau tidak salah per jam-nya 3 euro. Kami juga tak mau berlama-lama di sini. Jalan-jalan di kota sebentar, makan siang, langsung cabut ke Kroasia.
Memang tak enak sekali melakukan perjalanan saat hujan. Ditambah angin laut berhembus kencang. Menyebarkan hawa dingin. Sementara kami tak bawa payung. Hasilnya berjalan cepat, memotret sekenanya, sesekali berlindung di etalase toko orang.
Seorang Mbak di kantor informasi turis memberikan kami selembar peta kota. Menunjukkan lokasi deretan restoran seafood. Tak pakai lama, kami langsung bergerak ke arah ynag ditunjukkan. Tak mau menyiakan waktu. Kami mengecek harga dan menu hampir di semua restoran sebelum memutuskan makan di Pavel II. Di Pavel I ramai sekali. Namun di versi duanya tak terlalu ramai. Tapi sangat cozy di dalam. Apalagi buat kami yang sedang kelaparan dan kedinginan. Seorang pramusaji langsung menerima jaket kami, menyimpannya dekat penghangat ruangan. Kami pilih duduk di meja dekat di dalam teras, agar bisa memandang laut lepas.
Hari itu Emak ingin makan sardelen bakar dan antipasti. Pengaruh Italia juga masuk di seni kuliner Slovenia. Gagal menjajal antipasti enak sewaktu ke Italia, Emak pikir sekaranglah saatnya. Mumpung harga makanan di restoran ini tak semahal Italia. Antipasti yang terdiri dari zucchini, terong, tomat dan bawang bombay bakar sesuai dengan selera. Kecuali bawangnya. Menurut Bapak, spaghetti frutti di mare-nya enak, tapi tak cocok buat perut kelaparan. Untung ada roti terhidang di meja. Aihhh, meski tak bisa menikmati isi kota Piran, makanan laut enak ini sudah sangat menghibur perut dan hati kami.
Wouw,,mesti bayar ya?kalau seharian lumayan juga tuh
[…] Piran kami kunjungi jelang Kroasia. Sayangnya cuaca buruk sekali saat itu. Hujan seharian. Angin kencang. Tak bis amenikmati isi kota yang mirip dengan kota-kota di Italia ini. Alhamdulillah di sini kami ketemu hidangan laut sangat enak. Dengan harga relatif miring untuk sebuah restoran. Cerita lebih lengkapnya ada di sini. […]