Selama empat hari acara jalan-jalan keluarga pelancong di Italia, kami berevolusi menjadi hampir vegetarian. Makanan kami selama di sana adalah roti, pizza, mie instan dan dua kali makan kebab.
Harga makanan disana lebih mahal dibanding di Jerman. Mungkin karena sebagian besar Italia adalah daerah tujuan wisata. Harga makanan termurah yang kami temukan adalah 6 euro per porsi. Meski sudah termasuk minum, tetap saja terasa mahal bagi turis minim dana ini. Imbiss kebab susah ditemukan, apalagi restauran Asia. Saat ketemu, ternyata restauarannya sedang tutup atau kami sedang tidak lapar.
Di Venezia kami temukan sebuah kedai kebab halal milik orang Turki. Salah satu penjualnya mengerti sedikit bahasa Inggris. Emak makan pizza tonno, Bapak memilih kebab. Pizzanya, hmmmmmmmmm huenak. Rasa tomatnya lebih dominan. Pizza tipis Italia lebih disuka Emak dibanding pizza tebal a la Amerika. Kebabnya, kata Bapak, tak kalah nikmat. Meski miskin sayuran, namun rasa kejunya lembut di lidah. Kami bungkus sepotong buat Embak yang sedang tidur. Entah karena enak sungguhan. Ataukah akibat perpaduan perut lapar dan dinginnya cuaca. Entahlah.
Ketika akan kembali ke Jerman, kami kelaparan di bandara Venezia. Padahal, baru menjelang sore kami akan sampai di kota Hannover. Di dalam kompleks duty free bandara hanya aja kedai penjual pizza+salat dan baguette. Baguette-nya tak membangkitkan selera, maka kami pilih ke kedai pizza. Sekali lagi, Emak beli pizza tonno dengan campuran buah zaitun hitam. Satu potong pizza harganya 3,40 euro. Tak terlalu mahal mengingat ukurannya juga besar. Meski satu potong terdiri dari seperempat bundaran pizza ukuran raksasa, namun ukuran itu hampir setara dengan pizza bundar ukuran normal di Jerman.
Rasanya ternyata mengejutkan, huenakkkkkkkkkkkkk sekaliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!! Emak yang biasanya nggak doyan buah zaitun, melahapnya dengan nikmat. Jenisnya adalah steinofenpizza, alias pizza yang dipanggang di dalam oven batu. Jadi ada bau dan rasa gosong khas. Wahhhhhhhh, inilah pizza terenak yang pernah Emak makan seumur hidup. Meski sudah kenyang, kami putuskan beli satu wadah lagi untuk dibungkus sebagai bekal. Biar puas makannya dan nggak kebayang-bayang lagi. Duh, kalau ingat pizza itu jadi pengen ke Italia lagi, kata Bapak.:)
[…] penginapan memiliki fasilitas dapur. Tinggal beli bahan-bahan mentah seperti spagheti siap masak. Pizza beku yang biasanya murah meriah tinggal dipangang, jadi. Penghematan besar bagi kami dibanding jika […]